Selasa, 10 Mei 2016

Tes Kelompok dan Individu

Hai! Balik lagi pada pembahsan kita seputar Psikodiagnostik, pada pembahasan saya sebelumnya sudah banyak membahas macam-macam jenis dan alat tes, nah pada pembahasan kali ini saya akan lebih spesifikkan alat tes mana yang saat pelaksanaannya termasuk dalam tes individu ataupun tes kelompok, masing-masing dari keduanya terdapat jenis tes inteligensi, kepribadian maupun minat. Tapi sebelumnya saya akan memberi penjelasan terlebih dahulu mengenai perbedaan tes individu dan kelompok itu sendiri. Yuk makanya disimak baik-baik J

Tes Individu
Dilakukan terhadap satu orang pada satu waktu tertentu. Dalam pelaksanaannya lebih berfokus pada global atau holistic serta tester berhadapan langsung dengan testee, tujuan utama tes individu yaitu untuk mengukur kemampuan umum (general trait) dari individu, Time consuming, Observasi terhadap testee bisa dilakukan dengan lebih intensif, Skor tidak tergantung pada kemampuan membaca testee.

Jenis-jenis tes yang termsuk dalam tes individu:

1.      Tes Inteligensi
-      Stanford Binet
Digunakan untuk anak-anak yang berusia 2 tahun sampai dengan orang dewasa yang berusia 85 tahun keatas.
Tes-tes dalam skala ini dikelompokkan menurut berbagai level usia mulai dari Usia-II sampai dengan Usia Dewasa-Superior. Diantara Usia-II dan Usia-V, tesnya meningkat dengan interval setengah tahunan, sedangkan diantara Usia-V dan Usia-XIV, level usia mengingkat dengan interval satu tahunan. Level-level selanjutnya dimaksudkan sebagai level Dewasa-Rata-rata dan level Dewasa-Superior I, II, dan III.
Setiap level usia dalam skala ini berisi enam tes, kecuali untuk level Dewasa-Rata-rata yang berisi delapan tes. Dalam masing-masing tes untuk setiap level usia terisi soal-soal dengan taraf kesukaran yang tidak jauh berbeda. Berdasarkan perbedaan taraf kesukaran yang kecil itulah disusun urutan soal dari yang paling mudah sampai yang paling sukar.
Skala Stanford-Binet dilaksanakan secara individual dan soal-soalnya diberikan secara lisan oleh pemberi tes. Penyajian tesnya sendiri mengandung kerumitan yang spesifik bagi masing-masing individu yang dites. Tidak ada individu yang dikenai semua soal dalam tes karena setiap subjek hanya diberikan soal dalam tes yang berada dalam cakupan level usia yang sesuai dengan level intelektualnya masing-masing. 
Untuk memperoleh angka IQ skor pada skala Stanford-binet diubah atau dikonversikan dengan bantuan suatu tabel konversi. IQ yang dihasilkan oleh skala ini merupakan IQ-deviasi yang mempunyai rata-rata (mean) sebesar 100 dan deviasi SD sebesar 16. Versi terbaru skala Stanford-Binet diterbitkan pada tahun 1986. Terbitan terbaru Stanford-Binet: edisi kelima (SB5) menggarisbawahi pemisahan intelegensi menjadi lima faktor dan dua bidang (verbal dan non verbal) sehingga menghasilkan 10 subtes. Kelima faktor tersebut adalah: Fluid Reasoning, Pengetahuan, Penalaran Kuantitatif (tes kuantitatif, rangkaian angka), Penalaran Visual-Spasial (melipat kertas, mengkopi), Working Memory (memori kalimat, memori sajian urutan benda).

-      Skala Kaufman
Terdapat 2 jenis yaitu:
Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC)
Tes ini diciptakan oleh Alan S. Kaufman dan Nadeen L. Kaufman dari the University of Alabama.
Skala-skala inteligensi dalam baterai (rangkaian) ini adalah Sequal Processing Scale dan Simulation Processing Scale. Sequal Processing Scale yaitu skala yang mengungkap abilitas atau kemampuan untuk memecahkan permasalahan secara bertahap dengan penekanan pada hubungan serial atau hubungan temporal diantara stimulus. Stimulus ini, baik verbal maupun visual harus ditangni secara berurutan agar tercapai performansi yang optimal. Dalam K-ABC kemampuan ini diungkap antara lain oleh subtes Word Order dimana subjek harus menunjuk pada bayangan gambar dalam urutan sama dengan urutan nama yang disebut oleh penguji.
Simulation Processing Scale yaitu skala yang bertujuan mengungkap kemampuan anak dalam memecahkan permasalahan dengan cara mengorganisasikan dan memadukan banyak stimuli sekaligus dalam waktu yang sama. Permasalahan yang diajukan sering kali bersifat analogi atau mengandung aspek spasial. Baik berwujud perseptual maupun berujud konseptual, stimulusnya menghendaki pengerahan daya sintesis simultan agar tercapai penyelesaian yang benar. Dalam K-ABC, stimulus bentuk ini mencakup tugas pengenalan bercak tinta yang disajikan separuh selesai (Gestalt Completion) dan analogi visual yang umumnya abstrak (Matrix Analogies). Baterai (rangkaian) dalam skala ini juga menyajikan kombinasi Sequantial dan Simultaneous Processing yang masing-masing disebut Mental Processing Composite Scale, Achievement Scale, dan non-Verbal Scale. Skor pada kesemua skala dalam K-ABC memiliki mean 100 dan unit SD sebesar 15 agar dapat dibandingkan langsung satu sama lain dan dengan ukuran inteligensi lain.
Tes ini dilaksanakan secara individual untuk anak-anak dan remaja untuk usia 3-18. tujuannya yaitu untuk mengurangi perbedaan skor antara anak-anak dari kelompok etnis dan budaya yang berbeda.

Kaufman Brief Intelligence (K-BIT)
Tes penyaringan intelegensi umum standar yang baru-baru ini dipublikasikan dalam bentuk edisi kedua yaitu KBIT-2 yang terdiri dari
o   skala Crystallized atau verbal yang memiliki dua jenis soal (pengetahuan verbal dan teka-teki)
o   skala non verbal atau Fluid yang mencakup soal-soal matriks.

KBIT-2 dilaksanakan untuk peserta berusia 4-90 tahun dan dalam waktu kurang lebih 20 menit.

-      Wechsler Adult Intellegence Scale (WAIS)
Skala Weschler pertama kali diterbitkan pada tahun 1939 dengan nama Weschler-Bellevue (W-B). Sasaran utama test ini adalah untuk menyediakan test intelegensi bagi orang dewasa. Test ini dirancang untuk anak-anak sekolah dan diadaptasikan untuk orang dewasa dengan menambahkan beberapa soal yang lebih sulit.
WAIS telah mengalami revisi, dan diberi nama Weschler Adult Scale-Revised (WAIS-R) yang mencakup jangkauan umur 16 sampai 74 tahun. Sebagaimana versi WAIS sebelumnya, WAIS-R terdiri dari skala Verbal dan skala Performansi. Kedua skala tersebtu masing-masing menghasilkan IQ-verbal dan IQ-performansi, sedangkan kombinasi keduanya menjadi dasar untuk perhitungan IQ deviasi sebagai IQ keseluruhan. Masing-masing test memiliki minimal 5 subtes dan maksimal 7 subtes. Secara lebih terperinci, isi masing-masing subtes dalam skala Verbal, yaitu subtes Informasi, berisi 29 pertanyaan mengenai pengetahuan umum yang dianggap dapat diperoleh oleh setiap orang dimana ia berada.
Soal-soal dalam setiap subtes dirancang sesuai dengan tujuan penggunaan skala ini, yaitu sebagia ukuran inteligensi orang dewasa yang dimaksudkan untuk digunakan pada subjek yang berusia antara 16 sampai dengan 64 tahun. Dalam memberikan skor untuk subtes Hitungan, Simbol Perakitan Angka, Rancangan Balok, Susunan Gambar, dan Perakitan Objek, kebenaran jawaban dan kecepatan menjawab sangat diperhitungkan. Jawaban yang benar akan tetapi diberikan setelah batas waktu yang dibolehkan tidak akan mendapat skor. Semakin cepat penyelesaian diberikan, skornya akan semakin tinggi.

-      WISC
Revisi skala WISC yang dinamai WISC-R diterbitkan tahun 1974 dan dimaksudkan untuk mengukur inteligensi anak-anak usia 6 sampai dengan 16 tahun. WISC-R terdiri atas 12 subtes yang dua diantaranya digunakan hanya sebagai persediaan apabila diperlukan penggantian subtes. Keduabelas subtes tersebut dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu skala Verbal (verbal) yang terdiri dari information (informasi), comprehension (pemahaman), arithmetic (hitungan), similiarites (kesamaan), vocabulary (kosakata), dan digit span (rentang angka). Golongan kedua adalah skala performansi (performance) yang terdiri dari picture completion (kelengkapan gambar), picture arrangement (susunan gambar), block design (rancangan balok), object assembly (perakitan objek), coding (sandi), mazes (taman sesat).
Melalui prosedur pemberian skor yang telah ditentukan, setiap subjek akan memperoleh skor pada masing-masing subtes. Skor tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk angka standar melalui tabel norma sehingga akhirnya diperoleh suatu angka IQ –deviasi untuk skala verbal, satu angka IQ-deviasi untuk skala verbal dan satu angka IQ-deviasi untuk skala performansi, dan satu angka IQ-deviasi untuk keseluruhan skala.

2.      Tes Inventori
-      Rorschach
Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. 5 kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan 5 kartu lainnya memiliki warna. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang.
Dasar Pemikiran Tes Rorschach:
      Asumsi
ada hubungan antara persepsi dengan kepribadian.
      Bercak tinta
ambigous dan unstructure, yaitu persepsi personal, spontan dan tidak dipelajari. 
      Tujuan utama
mendeskripsikan kepribadian seseorang secara keseluruhan (Gestalt).

-      Hematic Apperception Test (TAT)
TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.
Dikenal sebagai teknik interpretasi gambar karena menggunakan rangkaian standar provokatif berupa gambar yang ambigu dan klien yang harus menceritakan sebuah cerita dari gambar yang tertera. Tugas klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat ini, sebelumnya (situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana pikiran dan perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari cerita yang dibuat klien.
Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong.
Manfaat TAT:
TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose. Manfaat khusus TAT, Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa.

Tes Kelompok
Dilakukan pada banyak orang sekaligus pada satu waktu atau waktu yang sama, fokusnya lebih sempit, yaitu untuk memprediksi kinerja akademik atau profesi, skor tes sangat tergantung pada kemampuan membaca testee, validitasnya lebih tinggi, lebih sering digunakan untuk proses screening (pendidikan atau pekerjaan).

Jenis-jenis tes yang termsuk dalam tes kelompok:
1.      Tes Inteligensi
-      IST
Tes ini terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara struktur, dimana dari struktur tersebut menggambarkan pola kerja tertentu. Tes ini cocok untuk digunakan dalam memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karir serta membantu dalam pengambilan keputusan hidup seseorang.
Terdiri dari 9 subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 item. Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda dan diadministrasikan dengan menggunakan manual (Polhaupessy, dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009).
Setelah didapatkan Standardized Score, maka tahap interpretasi dapat dilakukan. Kesembilan subtes saling berkaitan, sehingga harus dilakukan semuanya dan interpretasinya harus dilakukan secara keseluruhan (Amthauer dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009).

-      CFIT
Tes yang dikembangkan oleh R.B. Cattel pada tahun 1920, pernah melakukan beberapa kali revisi untuk meningkatkan validitas. Pada tahun 1949, skala yang digunakan tes ini mengalami perubahan. Sejak itu skala tes yang ada dipakai hingga sekarang.
CFIT mengukur inteligensi individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk
mengurangi pengaruh kecakapan verbal, iklim kebudayaan dan tingkat pendidikan (Cattell dalam Kumara, 1989). Alasannya yaitu perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi performance test (hasil), sehingga dikembangkan tes yang adil budaya (culture fair) antara lain CFIT.

-      Multidimensional Aptitude Battery II (MAB-II)
MAB dirancang setara WAIS-R dan untuk menghasilkan skor-skor IQ dengan sifat-sifat psikometrik yang sama dengan yang terdapat pada WAIS-R.
Untuk peserta tes usia 16-74 tahun. MAB-II menghasilkan 10 skor subtes, serta IQ verbal, kinerja, dan skala penuh.

-      Tes Kemampuan Kognitif (CogAT – Cognitive Abilitiy Test)
CogAT merupakan salah satu tes kombinasi terbaik berbasis sekolah yang digunakan saat ini (Lohman & Hagen, 2001).
Sembilan subtes CogAT mencakup Tes Kombinasi Verbal, Tes Kombinasi Kuantitatif, dan Tes Kombinasi Nonverbal.

-      Matriks Progresif Raven (RPM)
Merupakan tes nonverbal penalaran induktif yang di dasarkan pada stimuli ber-gambar. RPM bermanfaat sebagai pengujian tambahan untuk orang-orang yang memiliki kelemahan pendengaran, bahasa, dan fisik.

2.      Tes Inventory
-      PAPI
Tes PAPI Kostik di buat oleh Guru Besar Psikologi Industri asal Massachusetts, Amerika, Dr. Max Martin Kostick, pada awal tahun 1960. PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian (psychodynamics) dengan memperhatikan keterkaitan dunia sekitarnya(environment) termasuk perilaku dan nilai perusahaan(values) yang diterapkan dalam suatu perusahaan atau situasi kerja dalam bentuk motif (need) dan standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role) yang terekam saat psikotest.  Secara singkat, PAPI Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report inventory), terdiri atas 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang menyangkut 20 aspek keribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan (leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi social (social nature), gaya bekerja (work style), sifat temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan (followership).


-      DISC
Sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes), DISC pertama kali digunakan untuk kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses penerimaan tentara AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II. Setelah keandalannya terbukti, kemudian DISC secara bertahap dipakai untuk kepentingan rekrutmen yang lebih umum.
Sistem DISC
DISC personality system merupakan bahasa universal mengenai perilaku. Penelitian mengelompokkan karakteristik perilaku dalam empat bagian utama yang disebut sebagai gaya kepribadian. Orang dengan gaya yang serupa cenderung menampilkan ciri perilaku yang mirip. Setiap individu memiliki keempat gaya ini, akan tetapi bervariasi menurut intensitasnya. DISC merupakan akronim 4 tipe kepribadian yang berarti Dominant (D), Influencing (I), Steadiness (S), Conscientiousness (C).

-      EPPS
Tes EPPS (Edward Personality Preference Schedule) merupakan tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan yang harus dimiliki manusia.
EPPS umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu tes yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Jadi, penekanannya pada penyelesaian tugas bukan waktunya. Dalam mengerjakan tes EPPS semua item harus dijawab, apabila ada satu item saja yang terlewatkan maka interpretasi secara akurat tidak dapat dilakukan. Tes EPPS dapat diberikan secara individual maupun klasikal. Latar belakang awalnya adalah untuk konseling dan orientasinya adalah untuk orang-orang yang normal (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).
Tes EPPS bertujuan untuk mengungkap 15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk tes EPPS berupa pasangan-pasangan pernyataan berjumlah 225 pasang. Tugas subyek adalah memilih satu pernyataan dari pasangan-pasangan pernyataan yang disajikan yang cocok atau sesuai dengan dirinya. Dari 225 pasang pernyataan ada 15 pasang yang sama. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesungguhan atau konsistensi subyek dalam mengerjakan tes. Apabila konsisten dapat dikatakan bahwa subyek bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes dan menjadi valid untuk diskor. Standar konsistensi pengerjaan EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9 sudah dapat dikatakan valid untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).

3.      Tes
-      RMIB
Menurut sejarahnya, tes tersebut disusun oleh Rothwell pertama kali pada tahun 1947. Saat itu tes ini hanya memiliki 9 jenis katagori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. Kemudian pada tahun 1958, tes diperluas dari 9 katagori menjadi 12 katagori oleh Kenneth Miller. Sejak saat itu, tes minat tersebut menjadi Test Interest Rothwell-Miller atau yang lebih dikenal dengan Tes RMIB (Rothwell Miller Interest Blank).
Tes ini sebenarnya bertujuan mengenal pasti minat individu terhadap 12 kategori pekerjaan yaitu kategori Outdoor, Mechanical, Computational, Scientific, Personal Contact, Aesthetic, Literary, Musical, Social service, Clerical, Practical, Medical. Jumlah   skor   yang   terkecil   menunjukkan   bidang   minat   yang utama   yang menjadi pilihan individu yang mengambil ujian ini, manakala jumlah skor yang terbesar menunjukkan bidang minat tersebut paling tidak penting kepadanya (Sidek, 1998).
Alat   tes   ini   banyak   digunakan   untuk   dunia   pendidikan   misalnya penjurusan   di   SMA   dan   Perguruan   Tinggi, serta   dapat   digunakan   untuk dunia   kerja dalam penentuan posisi jabatan seseorang (placement).

-      Holland
Holland mengemukakan 4 asumsi (Winkel dan Hastuti, 2005) sebagai berikut:
a.       Ada 6 jenis model lingkungan kerja à Realistic, investigative, artistic, social, enterprising dan convensional.
b.      Orang mencari lingkungan kerja yang memungkinkannya keterampilan-keterampilan dan kemampuan-kemampuannya, mempraktikkan sikap-sikap dan nilai-nilainya dan menerima masalah-masalah dan peranannya yang sesuai atau yang Kongruence.
c.       Perilaku seseorang ditentukan atau dipengaruhi oleh interaksi kepribadian dan ciri-ciri lingkungan karirnya.



Demikian blog mengenai pelaksanaan tes individu dan kelompok serta tes apa aja saja yang pelaksanaannya masuk ke dalam salah satu dari itu. Semoga bermanfaat!

2 komentar:

  1. Mohon maaf mbak, sumber referensinya mana ya?

    BalasHapus
  2. materinya bagus kak, tapi ada baiknya disisipkan juga referensinya agar bisa dipertanggung jawabkan

    BalasHapus