Hi!!
balik lagi nih ke pembahasan yang masih sama seputar Psikodiagnostik, tapi kali
ini saya mau menjelaskan mengenai berbagai macam alat tes dari mulai tes
intelegensi, tes kemampuan kerja, tes evualisi belajar, tes inventor, tes
grafis, dan tes proyektif. Cukup banyak yaa.. tapi kalian pasti bisa paham kok
karena disini akan dibahas satu persatu dari mulai kegunaannya, bentuk tesnya, hingga
prosedur pelaksanaanya. Simak baik-baik yaaJ
Tes Intelegensi
Tes yang mengungkapkan intelegensi untuk mengetahui sejauhmana
kemampuan umum seseorang untuk memperkirakan apa-kah suatu pendidikan atau
pelatihan tertentu dapat diberikankepadanya. Nilai tes intelegensi seringkali
dikaitkan denganumur dan menghasilkan IQ untuk mengetahui bagaimana kedudukan
relative orang yang bersangkutan dengan kelompokorang sebayanya.
1. IST
Merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur
tingkat intelegensi individu, tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di
Frankfurt Jerman pada tahun 1953. Amthauer
mendefinisikan inteligensi sebagai keseluruhan struktur dari kemampuan
jiwa-rohani manusia yang akan tampak jelas dalam hasil tes. Intelegensi hanya
akan dapat dilihat melalui manifestasinya misalnya pada hasil atau prestasi
suatu tes.
Tes ini terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan secara struktur, dimana dari struktur tersebut menggambarkan pola
erja tertentu. Tes ini cocok untuk digunakan dalam memahami diri dan
pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karir serta membantu dalam
pengambilan keputusan hidup seseorang.
Terdiri
dari 9 subtes yang keseluruhannya
berjumlah 176 item. Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda
dan diadministrasikan dengan menggunakan manual (Polhaupessy, dalam Diktat
Kuliah IST UNPAD, 2009), berikut 9 subtes dari IST:
-
SE:
melengkapi kalimat.
Pada subtes
ini yang diukur adalah berpikir konkrit praktis, berpikir logis, akal sehat
(common sense), pembentukan keputusan, pemaknaan realita, dan berpikir mandiri.
-
WA: mencari
kata yang berbeda.
Pada subtes
ini akan diukur adalah rasa Bahasa, berpikir verbal, pengertian bahasa,
kemampuan empati, komponen reseptif.
-
AN: mencari
hubungan kata.
Pada subtes
ini yang diukur adalah daya mengkombinasikan, kelincahan berfikir, mentranfer
hubungan, kejelasan dan konsekuenan dalam berpikir, analisa yang bersifat
dugaan.
-
GE: mencari
kata yang mencakup dua pengertian
Pada subtes
ini yang diukur adalah daya abstraksi verbal, pembentukan konsep, berpikir
logis dalam bentuk Bahasa.
-
RA: hitungan
sederhana
Pada subtes
ini yang diukur adalah berpikir praktis dalam masalah hitungan, berpikir logis
objektif, berpikir matematis, mengambil keputusan.
-
ZR: deret
angka
Pada subtes
ini yang diukur adalah berpikir teoritis dalam hitungan, berpikir induktif
angka, kelincahan berpikir.
-
FA: menyusun
bentuk
Pada subtes
ini yang diukur adalah kemampuan membayangkan, kemampuan mengamati, berpikir
secara utuh menyeluruh, mengenali komponen kontruktif.
-
WU: kubus
Pada subtes
ini yang diukur adalah daya bayang ruang, mengenali kontruktif teknis, berpikir
analitis.
-
ME: mengingat
kata
Pada subtes
ini yang diukur adalah atensi dan memori mengingat kata yang telah dipelajari.
Cara Administrasi Alat Tes IST:
-
Testee
diberikan lembar jawaban, setiap tester diberikan 1 set
-
Testee
diminta untuk mengisi identitas masing-masing pada setiap lembar jawaban
-
Testee
dibagikan buku tes, tiap testee diberikan 1 buku dan diletakan terbalik
dihadapan testee
-
Testee
diperlihatkan lama waktu yang digunakan pada setiap subtes
-
Testee
dibacakan petunjuk umum, dan apabila tidak ada pertanyaan berikutnya dibacakan
petunjuk khusus
-
Setelah semua
testee sudah siap, maka dipersilahkan membalik buku tes
-
Testee
dibacakan petunjuk subtes
-
Setelah waktu
habis, lembar jawaban pertama langsung dikumpul
-
Diingatkan
kembali untuk mengecek identitas pada lembar jawaban, agar tidak ada yang
terlewat.
2. CFIT
Tes yang dikembangkan oleh R.B. Cattel pada tahun
1920, pernah melakukan beberapa kali revisi untuk meningkatkan validitas. Pada
tahun 1949, skala yang digunakan tes ini mengalami perubahan. Sejak itu skala
tes yang ada dipakai hingga sekarang.
CFIT mengukur inteligensi individu dalam suatu cara yang
direncanakan untuk
mengurangi pengaruh kecakapan verbal, iklim kebudayaan
dan tingkat pendidikan (Cattell dalam Kumara, 1989).
Ada 3 skala pada tes CFITini. 3 skala tersebut adalah:
-
Skala 1 à Usia 4 – 8 tahun dan orang dengan retadarsi mental, tidak
ada bentuk A dan B, terdiri atas 8 subtes.
-
Skala 2 à Usia 8 – 15 tahun dan untuk orang dewasa yang
memiliki kecerdasan di bawah normal dan rata-rata, ada bentuk A dan B, terdiri
atas 4 subtes.
-
Skala 3 à Usia diatas 15 tahun (Untuk usia sekolah lanjutan
atas) dan untuk orang dewasa dengan kecerdasan tinggi, ada bentuk A dan B, terdiri
atas 4 subtes
Untuk waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan tes ini
yaitu sekitar 20 sampai 40 menit.
-
Waktu pelaksanaan
skala 1:
- Tes 1. Substitusi : 3’
- – Tes 2. Klasifikasi : 2’
- – Tes 3. Mazes : 2,5’
- – Tes 4. Selecting Name :
2,5’
- – Tes 5. Following
Direction : 4’
- – Tes 6. Wrong Picture : 2,5’
- – Tes 7. Riddles : 3,5’
- – Tes 8. Similarities : 2’
- Tes 1. Substitusi : 3’
- – Tes 2. Klasifikasi : 2’
- – Tes 3. Mazes : 2,5’
- – Tes 4. Selecting Name :
2,5’
- – Tes 5. Following
Direction : 4’
- – Tes 6. Wrong Picture : 2,5’
- – Tes 7. Riddles : 3,5’
- – Tes 8. Similarities : 2’
- Tes 1. Substitusi : 3’
- – Tes 2. Klasifikasi : 2’
- – Tes 3. Mazes : 2,5’
- – Tes 4. Selecting Name :
2,5’
- – Tes 5. Following
Direction : 4’
- – Tes 6. Wrong Picture : 2,5’
- – Tes 7. Riddles : 3,5’
- – Tes 8. Similarities : 2’
o Tes 1. Substitusi: 3’
o Tes 2. Klasifikasi: 2’
o Tes 3. Mazes: 2,5’
o Tes 4. Selecting Name: 2,5’
o Tes 5. Following Direction: 4’
o Tes 6. Wrong Picture: 2,5’
o Tes 7. Riddles: 3,5’
o Tes 8. Similarities: 2’
-
Waktu pelaksanaan
skala 2 dan 3:
o Subtes 1. Seri: 3’
o Subtes 2. Klasifikasi: 4’
o Subtes 3. Matriks: 3’
o Subtes 4. Persyaratan: 2,5’
Intruksi yang diberikan pada tes ini yaitu:
-
Subtes 1 – Series
(3 menit; 13 soal)
Di sebelah atas, anda
akan menemukan sederet kotak yang berisi urutan gambar. Namun, kotak terakhir
belum ada isinya. Tugas anda adalah mengisi kotak tersebut dengan gambar yang
sesuai, yang bisa dipilih dari enam pilihan jawaban yang tersedia, yaitu A, B,
C, D, E, dan F. Perlu diingat bahwa gambar-gambar pada soal memiliki pola
tertentu sehingga untuk mengisinya, anda perlu mengetahui pola dari urutan
gambar tsb.
-
Subtes 2 –
Classification (4 menit; 14 soal)
Pada setiap soal, anda
akan menemukan 5 buah gambar yang disusun secara berdampingan. Telitilah
gambar-gambar tersebut. Tugas anda adalah menemukan tepat DUA gambar yang
memiliki karakteristik yang serupa. TIGA gambar lainnya berfungsi sebagai
pengecoh anda, sehingga berhati- hatilah dalam menentukan pilihan.
-
Subtes 3 –
Matrices (3 menit; 13 soal)
Di bagian sebelah kiri,
anda akan menemukan sebuah kotak besar, yang di dalamnya terdapat kotak-kotak
kecil bergambar. Anggaplah ini adalah gambar sebuah sapu tangan, di mana
kotak-kotak tersebut memiliki pola tertentu. Perhatikan bahwa bagian sebelah
kanan bawah masih kosong. Tugas anda adalah melengkapi bagian kosong tersebut
dengan salah satu dari 5 pilihan jawaban di sebelah kanan.
-
Subtes 4 –
Condition (2,5 menit; 10 soal)
Pilihlah satu dari kelima
jawaban yang mencerminkan kondisi yang sama dengan gambar contoh di sebelah
kiri
Aspek yang Diukur CFIT
-
Subtes 1
Sistematika berpikir, yaitu kemampuan berpikir runtut
untuk memahami rangkaian suatu permasalahan yang berkesinambungan.
-
Subtes 2
Ketajaman diferensiasi, yaitu kemampuan untuk
mengamati hal-hal yang detail secara tajam dan berpikir dengan kritis untuk
mengidentifikasi permasalahan.
-
Subtes 3
Asosiasi, yaitu kemampuan analisa-sintesa
untuk menghubungkan dua atau lebih
permasalahan yang serupa.
-
Subtes 4
Pemahaman konsep, yaitu
kemampuan memahami suatu prinsip untuk diterapkan ke dalam situasi yang
berbeda.
3. SPM
Dipublikasikan pertama kali pada tahun 1938 oleh John.
C Raven. Walaupun demikian, tes ini baru digunakan sejak tahun 1954.Tes ini
terdiri dari (5) kelompok soal (A, B, C, D, E), dimana masing-masing kelompok
soal berisi 12 soal. Dengan demikian, jumlah keseluruhan soal adalah sebanyak
60 soal. Setiap soal dimulai dari soal yg mudah hingga soal yg sulit, dimana
kondisi ini menunjukkan bahwa dibutuhkan kapasitas kognitif untuk memasukkan
dan menganalisa informasi. Semua kelompok soal pada tes ini disajikan dengan
dicetak tinta hitam pd latar putih (hitam putih). Tes ini dirancang khusus untuk
testee berusia 11–65 tahun, dimana tes ini dapat disajikan secara individual
ataupun klasikal. Waktu untuk mengerjakan tes ini kurang lebih 30 menit.
Contoh intruksi dari Tes SPM:
“Disini ada sepotong kain tetapi ada bagian yg hilang.
Coba pilih dari 6 pilihan di bawahnya mana yg cocok untuk mengisi bagian yg
hilang. Apakah sudah mengerti cara mengerjakannya?”
Skor SPM adalah jumlah jawaban yang betul,
kemudian skor mentah ini diubah menjadi skala persentil. Skala persentil
ini digolongan menjadi lima tingkatan yang merupakan
tingkat inteligensi subjek (Raven, 1960) yaitu:
Grade I: Intellectually superior untuk persentil
95 atau lebih.
Grade II: Definitely above average untuk
persentil 75 atau lebih.
Grade III: Intellectually average untuk persentil
antara 25 – 75
Grade IV: Definitely below average untuk
persentil25 - 10
Grade V: Intellectually defective untuk persentil
di bawah 10
Aspek yg diukur pada tes ini yaitu:
1. Daya Abstraksi: kemampuan menangkap, membayangkan
dan menganalisa suatu hal yg ditangkap atau dilihat indera secara abstrak.
2. Berpikir Logis atau Menalar: kemampuan umenarik
kesimpulan menurut aturan logika dan membuktikan bahwa kesimpulan itu benar.
3. Berpikir Sistematis: kemampuan umengerjakan atau menyelesaikan
suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah, atau perncanaan yg tepat,
efektif, dan efisien.
4. Kecepatan dan Ketelitian: kemampuan untuk
menangkap, mengolahinformasi dengan cepat dan teliti.
5. Konsentrasi: kemampuan umemberi atensi atau perhatian
terhadap suatu hal dalam suatu hal dalam suatu waktu dengan baik.
4. WAIS
Test Wechsler mula-mula diterbitkan pada tahun 1939
dengan nama Wechsler – Bellevue Intelligence Scale (Biasa di singkat W – B) dan
revisinya diterbitkan tahun 1955 dengan nama Wechsler Adult Intelligence Scale
(WAIS). Tes Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah skala inteligensi
Wechsler yang standar untuk mengukur potensi inteligensi subyek dewasa usia 16
tahun sampai 75 tahun atau lebih, yang penyajiannya secara individual.
WAIS mengukur dua aspek kemampuan potensial subyek
yaitu aspek Verbal dan aspek Performance. Wawasan yang diukur oleh kedua aspek
tersebut yaitu:
1.
Aspek Verbal:
Informasi, rentang angka, pengertian, hitungan, pemahaman, persamaan.
2.
Aspek Performance:
melengkapi gambar, mengatur gambar, rancangan gambar, merakit obyek, symbol
angka.
Skala Verbal terdiri dari:
1.
Informasi
Berisi 29 pertanyaan
mengenai pengetahuan umum yang dianggap dapat diperoleh oleh setiap orang dari
lingkungan sosial dan budaya sehari-hari dimana ia berada. Nilai dilihat dari
satu angka dari tiap-tiap jawaban yang benar.
2.
Rentang Angka
Berupa rangkaian angka
antara 3 sampai 9 angka yang disebutkan secara lisan dan subjek diminta untuk
mengulangnya dengan urutan yang benar.
3.
Pengertian
Berisi 14 soal. Nilai
dilihat dari soal 1 dan 2 masing-masing dinilai 2 atau 0 Soal 3-14
masing-masing dinilai, 2, 1 dan 0.
4.
Hitungan
Berupa problem hitungan
yang setaraf dengan soal hitungan di sekolah dasar. Nilai dilihat dari tiap
jawaban yang benar.
5.
Pemahaman
Isi subtes ini dirancang untuk
mengungkap pemahaman umum.
6.
Persamaan
Berupa 13 soal yang
menghendaki subjek untuk menyatakan pada hal apakah dua benda memiliki
kesamaan. Tiap-tiap soal dinilai 2, 1 atau 0
Skala Performance terdiri dari:
1.
Melengkapi Gambar
Subjek diminta
menyebutkan bagian yang hilang dari gambar dalam kartu yang jumlahnya 21 kartu.
2.
Mengatur Gambar
Berupa delapan seri
gambar yang masing-masing terdiri dari beberapa kartu yang disajikan dalam
urutan yang tidak teratur.
3.
Rancangan Balok
Terdiri atas suatu seri
pola yang masing-masing tersusun atas pola merah-putih. Setiap macam pola
diberikan di atas kartu sebagai soal.
4.
Merakit Objek
Terdiri dari
potongan-potongan langkap bentuk benda yang dikenal sehari-hariyang disajikan
dalam susunan tertentu.
5.
Simbol Angka
Berupa Sembilan angka
yang masing-masing mempunyai simbolnya sendiri-sendiri. Subjek diminta menulis
symbol untuk masing-masing angka di bawah deretan angka yang tersedia sebanyak
yang dapat dia lakukan selama 90 detik.
Tujuan dari WAIS yaitu untuk mengungkap intelligensi orang dewasa. Tujuan pemisahan verbal dan
performence IQ adalah untuk keperluan diagnosa jika misalnya seseorang mendapat
handicap dalam bidang verbal atau cultural.
Persiapan tes WAIS
Ada beberapa petunjuk penting yang harus diperhatikan
oleh tester dan testee
sebelum tes dilaksanakan, antara lain:
-
Untuk tes WAIS
yang berperan aktif dalam menulis jawaban pada Lembar Jawaban adalah tester
kecuali pada subtes persoalan Simbol Angka. Testee juga tidak diperkenankan
mencoret-coret Lembar Jawaban
-
Setiap Subtes
persoalan yang akan disajikan didahului oleh petunjuk-petunjuk dan
perintah-perintah yang berbeda dari tester
-
Tester harus
benar-benar memperhatikan Batas Waktu, petunjuk dan perintah “HENTIKAN” pada
setiap subtes agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan penilaian.
-
Setiap subtes
mempunyai Batas Waktu tertentu. Apabila testee tidak dapat menyelesaikan
seluruh soal pada setiap persoalan dalam waktu yang telah ditetapkan, sebaiknya
testee tetap tenang, tidak perlu gelisah dan tidak terpengaruh oleh peroalan
yang telah berlalu, tetap berfkir jernih dan konsentrasi pada perintah-perintah
berikutnya.
5. WISC
Merupakan hasil tes intelegensi untuk mengukur kemampuan dan intelegensi
seseorang. Wechler (1949) menciptakan skala intelegensi pada anak-anak yang di
kembangkan berdasarkan skala W-B (Wechsler-Bellevue Intelligence Scale) dan di
namakan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children). Pada tahun 1974 di
revisi menjadi WISC-R (huruf R singkatan dari revised). Tes ini dipakai untuk
mengukur intelegensi anak-anak usia 6 sampai 16 tahun.
WISC-R terdiri dari 12 sub tes yang dikelompokkan
menjadi dua golongan yaitu skala verbal dan skala performan.
SKALA VERBAL
1.
Information
(Informasi)
2.
Comprehension
(Pemahaman)
3.
Arithmetic
(Hitungan)
4.
Similarities
(Kesamaan)
5.
Vocabulary
(Kosakata)
6.
Digit span
(Rentang angka)
SKALA PERFORMANSI
1.
Picture Completion
(Kelengkapan gambar)
2.
Picture
Arrangement (Susunan gambar)
3.
Block Design
(Rancangan balok)
4.
Object Assembly
(Perakitan Objek)
5.
Coding (Sandi)
6.
Mazes (Taman
sesat)
Tes Kemampuan Kerja
1. Kreaplin
Tes Kraeplin merupakan salah satu jenis tes yang
diciptakan oleh seorang psikiater jerman bernama Emilie kraepelin pada tahun
1856 – 1926. Yang pada mulanya bertujuan untuk membedakan antara orang yang
normal dan tidak normal. Tetapi dalam perkembangannya, tes ini digunakan oleh
sebagian pihak dalam rangka mengetahui bakat yang dimilki untuk penempatan
kerja.
Menurut Anne Anastasi (Psychological Testing), tes
Kraeplin merupakan sebuah ‘Speed Test’. Dengan ciri utama dari sebuah speed tes
adalah tidak adanya waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua soal. Jadi pada
tes ini, testee memang tidak diharapkan untuk dapat menyelesaikan sepenuhnya
setiap jalur, tapi penilaian yang dilihat disini adalah bagaimana kecepatan
kerja, ketelitian, konsentrasi, stabilitas dan ketahanan yang dimiliki testee
dalam kerja
Tujuan Test Kraepelin
Tujuan dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan
untuk menentukan sepertia apa tipe performance seseorang, misalnya hasil
penjualan yang rendah, dapat menggindikasi adaya gejala depresi
mental. Terlalu banyak seseorang melakukan salah hitung, dapat
mengindikasikan adanya distraksi mental
Selain itu tes Kraepelin juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa maximum performance
dari seseorang. Hal itulah yang menyebabkan tekanan skoring dan interpresi
lebih didasarkan pada hasil tes yang diperoleh secara obyektif bukan pada arti
proyektifnya.
Dari sana dapat diinterpretasikan
tujuan tes kraepelin yang mencakup 4 hal:
1. Faktor kecepatan (speed factor)
Dimana dalam faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang
dicapai seseorang atau teste saat mengerjakan tes. Apabila hasil yang diperoleh
oleh teste tinggi maka arah karir yang cocok adalah bekerja di bidang
perkantoran. Seperti pekerjan yang berhubungan dengan pembuatan jadwal, grafik,
dan chart. begitu pula sebaliknya jika hasil yang diperoleh randah dapat di
ketehui teste memiliki kecepetan bekerja yang rendah pula.
2. Faktor ketelitian (accuracy factor)
Faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang
diperbuat dalam pengerjaan tes. Jika teste mendapatkan jumlah kesalahan sedikit
maka teste tersebut dapat dikategorikan mempunyai tingkat ketelitian yang
tinggi adapun arah karir yang cocok untuk katagori ini yaitu bekerja pada
bidang manajemen, akutansi, perpajakan, statistika, dan matematika.
3. Faktor keajegan (rithme factor)
Faktor keajegan ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes.
Untuk mengetahui keajegan atau sering disebut dengan kestabilan seseorang maka
dengan cara menskor deret tertinggi dikerjakan dikurangi deret terendah yang
dikerjakan. Jika hasil yang di peroleh teste tinggi, maka dapa ditentukan arah
karir yang cocok yaitu sebagai direktur atau pimpinan perusahaan.
4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
Dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan
tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang dikerjakan oleh teste tersebut.
Administrasi Test Kraepelin
Untuk melakukan tes Kraepelin ada beberapa
hal yang harus disiapkan dan dilakukan daiantaranya sebagai berikut:
Alat yang Dibutuhkan
·
Lembar tes
Kraepelin, tes ini terdiri dari 45 lajur angka, namun biasanya yang dikerjakan
hanya 40 lajur.
·
Stopwatch
·
Pensil
·
Meja yang cukup
luas
·
Papan tulis, kapur
atau flip chart untuk dipergunakan tester saat menjelaskan pada testee
Prosedur Kerja Dalam Pelaksanaan
Ada beberapa presedur yang harus dilakukan, atau diterapkan saat ingin
melakukan tes Kraepelin.
1. Teste di bagikan lembar tes pada testi
2. Teste diminta mengisi identitas pada tempat yang sudah
ditentukan dalam lebar tes, dan tidak membuka lembaran tes sebelum
diinstruksikan.
3. Teste memberikan contoh mengisi/menjawab lembar tes di
papan tulis.
Instruksi: “dalam tes ini anda akan menghadapi kolom – kolom yang terdiri dari
angka”. Tugas anda adalah “:
1. Jumlahkan tiap – tiap angka dengan angka diatasnya,
kerjakan dari atas kebawah.
2. Dari angka hasil penjumlahan tersebut, anda cukup
menuliskan angka satuannya saja, misalnya hasil penjumlahan itu adalah 14, maka
anda hanya menulis angka 4 disamping kanan – antara kedua angka tersebut.
3. Bila anda membuat kesalahan dalam menjumlahkan,
misalnya anda menjawab 8 padahal jawabannya adalah 3, maka anda tidak perlu
menghapusnya. Anda cukup mencoret dengan satu garis angka yang salah tersebut
dan menggantinya dengan angka yang benar.
4. Setiap mendengar ketukan (dicontohkan) , maka anda
harus pindah ke lajur selanjutnya disebelah kanan. Dan mulailah kembali
mengerjakan dari bawah keatas di lajur yang baru tersebut.
5. Anda hendaknya bekerja secepat dan seteliti mungkin.
6. Sebagai latihan marilah kita mengerjakan contoh yang
terdiri dari 2 lajur angka yang terdapat pada lembaran tes. Kita mulai dari
lajur kiri, mulai dari bawah dijumlahkan dengan angka diatasnya. “ya mulai”…
setelah 30 detik beri ketukan, “stop, pindah kekolom selanjutnya”. Setelah 30
detik beri ketukan dan ucapkan “ya berhenti”. Setelah mengerjakan contoh
pastikan semua testi mengerjakan dengan benar. “sekarang semuanya sudah paham?”
, “sekarang letakkan dulu alat tulis anda”.
7.
Anda buka kertas
yang ada dihadapan anda, bila saya beri tanda mulai maka anda mulai mengerjakan
dari kolom paling kiri dari bawah keatas. Bila saya ketuk maka anda harus
pindah kekolom selanjutnya.
“Siap?”, “mulai !!”
2. Pauli
Tes Pauli dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr. Richard
Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss.
Tujuan pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas
perbedaan kondisi individu, melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui
pengaruh sikap kerja terhadap prestasi. Aspek kepribadian yang diukur dalam tes
Pauli antara lain:
1. Kekuatan kemauan
2. Daya tahan dan keuletan
3. Ketekunan dan konsentrasi
4. Daya penyesuaian
5. Vitalitas/energi (dengan asumsi, energi = prestasi)
6. Kecermatan dan ketelitian
7. Stabilitas emosi
8.
Sikap terhadap
tugas, sikap dalam menghadapi tantangan, dan cara mengendalikan diri.
Meskipun tes pauli banyak mengukur sikap kerja namun tes Pauli
masih dapat digolongkan tes kepribadian karena unsur yang paling kuat dalam tes
Pauli adalah kemauan (motivasi) dan juga kemampuan. Hasil kerja merupakan
fungsi dari motivasi dan kemampuan. Motivasi merupakan hasil dari niat dan
kemauan. Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan
motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara umum, dan kemampuan
untuk membedakan hal yang penting. Seseorang bisa mencapai/ menghasilkan
sesuatu dengan melakukan kegiatan-kegiatan/ bekerjadalam suatu kerja selain
dibutuhkan kemauan juga harus didukung oleh faktor stabilitas emosi dan
ketahanan dalam bekerja.
Administrasi Tes PAULI
Persiapan:
·
Menyiapkan
stopwatch yang siap pakai
·
Menuliskan contoh
Pauli di papan tulis, misalnya:
7
2 9 2 6 8
2 7 8 6 4 2
·
Membagikan lembar
tes Pauli dengan isian untuk Nomor, Nama, dan sebagainya terletak di sebelah
atas
·
Membagikan pinsil,
kalau memungkinkan setiap Testee mendapat tiga batang
Instruksi:
·
Kepada saudara
telah dibagikan lembar tes lain.
·
Ambillah lembar
tersebut dan isilah dengan bolpen:
Nomor: Nomor pemeriksaan Saudara
Nama: Nama lengkap Saudara
Tgl. Lahir: Tanggal, bulan, dan tahun lahir Saudara
Tgl. Pmr: Tanggal hari ini (tester menyebutkan tanggal, bulan, dan
tahunnya)
Jam: (tester menyebutkan pukul berapa saat itu, boleh ditambah 5-10
menit)
·
Jika sudah
selesai, letakkanlah alat tulis Saudara dan perhatikan ke depan.
·
Kita lihat lembar
tes ini penuh tercetak angka-angka. (Tester menunjukkan lembar tes Pauli yang
dipegang kepada Testee)
·
Tugas Saudara
sangat sederhana, yaitu MENJUMLAH, Namun cara menjumlahnya
istimewa, yang nanti akan saya tunjukkan di papan tulis. Jumlahkanlah setiap
angka dengan angka yang ada di bawahnya, dan hasilnya harus dituliskan di
sebelah kanan di antara kedua angka yang saudara jumlahkan itu.
·
Angka puluhan
harus dibuang.
·
Lihatlah ke papan
tulis (tester memberi contoh penjumlahan di papan tulis) 7 + 2 = 9 2 + 8 = 0
karena angka puluhan harus dibuang, 8 + 7 = 5 karena angka puluhan harus
dibuang.
·
Setelah sampai di
bawah seperti ini (Tester menunjukkan akhir kolom pertama di papan tulis),
segera ganti ke kolom berikutnya (tunjukkan di papan tulis), dan
lanjutkan penjumlahan seperti tadi kolom demi kolom dari atas ke bawah. (berikan
contoh di papan tulis)
·
Pada saat Saudara
menjumlahkan angka-angka ini, pada waktu-waktu tertentu akan terdengar aba-aba
GARIS! Pada setiap aba-aba GARIS, Saudara harus memberi garis di bawah angka
hasil penjumlahan terakhir yang pada waktu itu sedang Saudara tulis dan
meneruskan penjumlahan Saudara sampai terdengar aba-aba BERHENTI!. (Tester
memberikan contoh di papan tulis dan menjelaskannya)
·
Apabila Saudara
sampai pada akhir lembar ini…(Tester menunjukkan akhir lembar depan tes
Pauli), masih tersedia angka-angka di lembar belakangnya. Lembar ini
dicetak istimewa sehingga cara membaliknya juga istimewa, seperti ini. (Tunjukkan
contohnya dan kembalikan lagi pada posisi semula)
·
Pekerjaan ini
harus dilakukan secepatnya-cepatnya. Oleh karena itu, sebaiknya jangan ada
benda-benda yang menghalangi di meja Saudara, dan atur posisi duduk senyaman
mungkin.
·
Apakah ada
pertanyaan? (tunggu sebentar)
·
Jika tidak ada,
sekali lagi kami ingatkan bahwa pekerjaan ini harus dilakukan secepat-cepatnya.
·
Ambillah pensil
Saudara.
·
Siap..(tunggu
sebentar) MULAI!
(Setelah garis yang ke-20, berilah tambahan waktu sekitar 15 detik,
kemudian…)
·
BERHENTI! Tidak
usah digaris. Letakkan pinsil Saudara. (Tunggu sebentar, biasanya Testee
sedikit “ribut” sambil melemaskan tangannya…)
·
Sekarang
perhatikan ke depan
·
(Kalau ada
Testee yang mengerjakan lebih dari satu lembar Pauli, tambahkan petunjuk di
bawah ini…)
Bagi saudara yang tadi menambah lembar tes, silakan lembar kedua diisi
identitas Saudara seperti lembar pertama, kemudian tumpuklah kedua lembar
tersebut dengan lembar pertama di atas dan nama Saudara di bagian atas.
(Jika tidak ada yang dua lembar, langsung dilanjutkan…)
·
Harap lembar tes
tersebut Saudara lipat menjadi dua yang persis sama seperti ini (Tunjukkan
caranya kepada Testee). Setelah itu lipat sekali lagi menjadi dua seperti
ini (Tunjukkan caranya kepada Testee, tunggu sampai semua Testee selesai
melakukannya).
·
Jika sudah
selesai, letakkan letakkan lembar tersebut di sisi meja yang kosong. Kami akan
mengumpulkan tes tersebut beserta pinsil yang kami pinjamkan.
(Tester mengumpulkan tes Pauli dan pinsil, menghitungnya secara cepat. Kalau
jumlahnya sudah sesuai, tester memberikan kata penutup seperti yang terdapat
pada Wasana Kata).
Tes Evaluasi Belajar
Tes
merupakan serangkaian soal yang harus dijawab oleh siswa. Dalam hal ini, tes
hasil belajar dapat digolongkan kedalam tiga jenis berdasarkan bentuk
pelaksanaanya, yaitu (a) tes lisan, (b) tes tulisan, dan (c) tes tindakan atau
perbuatan. Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan
kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal
atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan
tangan maupun menggunakan komputer. Sedangkan, Tes lisan dilakukan dengan
pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru dan murid. Sedangkan, Tes
perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit
kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik.
Dari
segi fungsi tes di sekolah, tes dibedakan menjadi:
1.
Tes Formatif
Tes
yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama proses pembelajaran
berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat
tes formatif bagi peserta didik adalah:
- Untuk
mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap unit
pembelajaran.
- Merupakan
penguatan bagi peserta didik.
- Merupakan
usaha perbaikan bagi siswa, karena dengan tes formatif peserta didik
mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
- Peserta didik
dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya.
2.
Tes Summatif
Diberikan
dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam
bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau akhir semester.
3.
Tes Penempatan
Tes
yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik
atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam
belajar.
4.
Tes Diagnostik
Tes
yang digunakan untuk mendiagosis penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang
baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang mengganggu kegiatan
belajarnya.
Tes Inventory
1. Papi Kostick
Tes PAPI Kostik di buat oleh Guru Besar Psikologi
Industri asal Massachusetts, Amerika, Dr. Max Martin Kostick, pada
awal tahun 1960. PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian
(psychodynamics) dengan memperhatikan keterkaitan dunia sekitarnya (environment) termasuk
perilaku dan nilai perusahaan (values) yang diterapkan dalam
suatu perusahaan atau situasi kerja dalam bentuk motif (need) dan
standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role) yang
terekam saat psikotest.
Secara singkat, PAPI Kostick merupakan laporan
inventori kepribadian (self report inventory), terdiri atas 90
pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang menyangkut 20
aspek keribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan (leadership), arah
kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi
social (social nature), gaya bekerja (work style), sifat
temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan (followership).
Penyajian Alat Tes PAPI
Kostick
Waktu Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tes PAPI Kostick secara tertulis, tidak ada batasan
waktu yang diberikan. Durasi pengerjaan tes tergantung pada kecepatan testi
dalam menjawab semua pernyataan yang tersedia. Namun, pada umumnya testi dapat
menyelesaikan menjawab semua pernyataan pada tes ini dalam waktu kurang lebih
antara 35 menit sampai dengan 45 menit.
Materi Tes
·
Buku soal tes PAPI Kostick
·
1 lembar jawaban tes PAPI Kostick
·
1 lembar psikogram tes PAPI Kostick
·
1 Buku norma tes PAPI Kostick
Alat Test
Stopwatch
untuk menghitung waktu pengerjaan tes
Instruksi Tes
·
Ada 90 pasang pernyataan, pilihlah salah satu
dari setiap pasangan pernyataan tersebut yang Anda anggap paling dekat
menggambarkan diri Anda. Bila tidak satupun dari sebuah pasangan pernyataan
yang cocok, pilihlah yang Anda anggap benar.
·
Lingkarilah tanda panah pada setiap pernyataan
yang Anda pilih pada lembar jawaban yang tersedia.
Contoh:
·
Saya adalah pekerja keras
·
Saya tidak mudah murung
Dalam hal ini, Anda melingkari tanda anak panah “a”, karena pernyataan “a”
merupakan gambaran diri Anda. Tetapi jika pernyataan “b” lebih sesuai dengan
diri Anda, maka lingkarilah tanda anak panah pada pernyataan “b”.
Pelaksanaan Tes
Tester membagikan 1 buku soal dan lembar jawaban pada testi. Tester meminta
testi mengisi kolom identitas pada kolom yang telah tersedia pada lembar
jawaban. Tester memberikan instruksi tata cara pelaksanaan tes PAPI Kostick
pada testi. Kemudian testi diberi kesempatan bertanya kepada tester. Dan jika
tidak ada pertanyaan, tester memberikan instruksi mulai mengerjakan tes PAPI
Kostick sambil mengaktifkan stopwatch. Setelah tes selesai, testi diminta
mengecek kembali jawabannya dan cara menjawabnya.
2. NEO PI-R
Sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan
McCrae dengan cara menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five
Traits (Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, Neuroticism).
Mereka membedakan masing-masing dari kelima dimensi kepribadian tersebut dengan
mengembangkan enam facet yang sifatnya lebih spesifik. Setiap facet diukur oleh
8 item, maka NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item).
Kelebihan dari alat ukur NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga
memudahkan untuk mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda.
Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kecenderungan
emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan terhadap pengalaman baru,
kecenderungan untuk tunduk pada orang lain, dan kemampuan individu dalam
berorganisasi.
3. DISC
Sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya
kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam
penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan
pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya
alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes), DISC pertama kali digunakan untuk
kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses
penerimaan tentara AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II. Setelah
keandalannya terbukti, kemudian DISC secara bertahap dipakai untuk kepentingan
rekrutmen yang lebih umum.
Sistem DISC
DISC personality system merupakan bahasa universal mengenai perilaku.
Penelitian mengelompokkan karakteristik perilaku dalam empat bagian utama yang
disebut sebagai gaya kepribadian. Orang dengan gaya yang serupa cenderung
menampilkan ciri perilaku yang mirip. Setiap individu memiliki keempat gaya
ini, akan tetapi bervariasi menurut intensitasnya. DISC merupakan akronim 4
tipe kepribadian yang berarti:
1. Dominant (D)
Orang yang
Dominant tinggi akan bersifat asertif (tegas) dan langsung. Biasanya mereka
sangat independen dan ambisius. Dalam pemecahan masalahnya, tipe dominan ini
melakukan pendekatan yang aktif dan cepat menyelesaikan masalah. Mereka ini
orang yang cukup gagah, mereka sangat menyukai tantangan dan persaingan. Mereka
dipandang orang lain sebagai orang yang berkemauan keras. Oleh karena itu
mereka menginginkan segala sesuatu sesuai dengan kemauan mereka.
2. Influencing (I)
Tipe Influencing ini senang berteman. Mereka suka menghibur orang lain dan
bersifat sosial. Dalam penyelesaian masalah atau mengerjakan sesuatu, mereka
banyak mengandalkan keterampilan sosial. Orang yang bersifat interpersonal ini
senang berpartisipasi dalam kelompok dan suka bekerja sama. Keterbukaan
sikapnya membuat orang lain memandang dirinya sebagai pribadi yang gampang
bergaul dan ramah. Biasa nya pribadi seperti ini memiliki banyak teman. Tipe
antarpribadi ini, tipe orang yang emosional karena mereka mudah mengungkapkan
emosi kepada orang lain, emosional disini artinya bukan mudah marah, tetapi
mudah mengungkapkan isi hatinya. Mereka lebih merasa nyaman berurusan dengan
emosi daripada hal lain.
3. Steadiness (S)
Orang yang bertipe Steadiness ini adalah orang yang berkeras hati, gigih, dan
sabar. Mereka mendekati dan menjalani kehidupan dengan memanfaatkan standar
yang terukur dan stabil. Pada umumnya, mereka tidak begitu suka kejutan.
Pribadi steadiness ini tidak banyak menuntut dan bersifat akomodatif. Mereka
sangat ramah dan memperlihatkan kesetiaannya kepada mereka yang ada
disekitarnya. Mereka sangat menghargai ketulusan. Orang yang bertipe steadiness
ini jujur dan mengatakan apa adanya dan berharap orang lain melakukan hal yang
sama. Orang lain memandang mereka sebagai orang yang tenang, berhati-hati dan
konsisten dalam cara mereka menjalani kehidupan. Memiliki tingkat ketabahan
yang luar biasa. Mereka dapat mempertahankan fokus dan kepentingan mereka dalam
jangka waktu yang lama dibandingankan orang lain yang mampu melakukan.
4. Conscientiousness (C)
Teliti, begitu sebutan untuk tipe orang ini. Tipe teliti ini sangat tertarik
pada presisi (ketelitian dan kecermatan) dan juga dengan akurasi (kecepatan).
Mereka menyukai segalanya serba teratur dan jelas. Dan mereka sangat fokus
terhadap fakta, menginginkan adanya bukti. Orang tipe Conscientiousness ini
sangat menghargai peraturan, mereka tidak suka melanggar peraturan. Dalam
beraktivitas pun begitu, menggunakan sistematis dan aturan-aturan agar semuanya
terkelola dengan baik. Mengatasi konflik secara tidak langsung. Dihadapan orang
lain, mereka dipandang pasif dan selalu mengalah.
Manfaat DISC
·
Memberikan
pemahaman tentang diri seseorang terkait dengan kelebihan dan kekurangan
dirinya (secara garis besar untuk memahami tipe kepribadian).
·
Perencanaan masa
depan yang lebih baik.
·
Penempatan yang
sesuai dengan keunikan seseorang.
Form DISC dibagi menjadi 2 tipe
yaitu:
1. Form tipe A
Berisikan 24 nomor soal yang dibagi dalam kotak-kotak dengan 4 kalimat pendek
termuat dalam setiap kotaknya.
Instruksi
Mulailah dengan memilih “setting” yang akan Anda pilih sebagai respon Anda,
misalnya pilih “rumah”, “pekerjaan”, “sosial”. Setiap kotak dibawah ini memuat
4 kalimat pendek. Baca dengan teliti setiap kalimat dalam kotak tersebut.
Kemudian sesuai setting yang Anda pilih, lingkarilah. Disamping kalimat yang
PALING tepat mencerminkan diri Anda dalam setting tersebut. Kemudian
lingkarilah disamping kalimat yang KURANG menggambarkan diri anda dalam setting
tersebut. Masing masing kotak, pilihlah satu respon yang PALING dan KURANG.
2.
Form tipe B
Instruksi
Setiap nomor ada 4 kata yang berbeda. Pilihlah satu kata yang paling
menggambarkan diri Anda dengan memberikan tanda silang (X) di depan kata yang
Anda pilih tersebut.
4. MBTI
Tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe
kepribadian seseorang dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine
Cook Brigss dan putrinya, Isabel Brigss Myers. Mereka mengembangkan tes ini
sejak perang dunia II (1939-1945). Mereka percaya bahwa pengetahuan akan
kepribadian dapat membantu perempuan yang akan memasuki dunia kerja di bidang
industri. Setelah mengalami pengembangan, akhirnya tes MBTI ini pertama kali
dipublikasikan pada tahun 1962.
Sampai saat ini, tes MBTI adalah tes kepribadian yang
paling banyak dipakai di dunia. Tes ini juga dipakai untuk mengetahui karakter
kepribadian karyawan perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang
membuat potensi karyawan tersebut optimal. Diantara sekian banyak tes
kepribadian yang paling akurat dan paling banyak digunakan adalah MBTI (Myers
Brigss Type Indicator).
Tes ini secara
khusus bertujuan untuk mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-tipe
kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi
dalam melakukan tes bagi pesertanya. Kuesioner ini didasarkan pada empat skala,
yang menghasilkan enam belas kemungkinan kombinasi atau tipe-tipe kepribadian
yang luas. MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan.
Masing-masing memiliki sisi positif dan sisi negatif. Berikut empat skala
kecenderungan MBTI, yaitu:
1. Ekstrovert (E) vs Introvert (I)
Dimensi IE untuk melihat orientasi energy, apakah ke dalam atau keluar.
Ekstrovert artinya pribadi yang menyukai dunia luar. Tipe kepribadian ini
senang bergaul, menyenangi interaksi sosial, menyukai aktivitas dengan orang
lain, dan berfokus pada dunia luar. Sebaliknya, tipe introvert adalah pribadi
yang menyukai dunia dalam (diri sendiri). Tipe ini suka menyendiri, merenung,
membaca, menulis, dan tidak terlalu menyukai pergaulan dengan banyak orang.
Individu dengan tipe kepribadian ini mampu bekerja sendiri, berkonsentrasi dan
fokus. Tipe kepribadian ini bagus dalam pekerjaan pengolahan data dan back
office.
2. Sensing (S) vs Intuition (I)
Dimensi SI melihat bagaimana individu memproses data. Sensing memproses data
dengan cara bersandar pada fakta yang konkret, praktis, realistis dan melihat
data apa adanya. Sensing menggunakan pedoman pengalaman dan data konkret serta
memilih cara-cara yang sudah terbukti. Individu tipe kepribadian ini fokus pada
masa kini atau hal-hal apa saja yang bisa diperbaiki pada masa sekarang.
Individu sensing bagus dalam perencanaan teknis dan detail aplikatif. Tipe
intuition memproses data dengan melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak,
konseptual, serta melihat bagaimana kemungkinan yang bisa terjadi. Tipe intuition
berpedoman pada imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada masa depan atau
apa yang akan dicapai pada masa mendatang. Tipe ini sangat inovatif, penuh
insprasi dan ide unik, bagus untuk penyusunan konsep, ide dan visi jangka
panjang.
3. Thinking (T) vs Feeling (F)
Dimensi ketiga melihat bagaimana seseorang dapat mengambil keputusan. Thinking
adalah selalu menggunakan logika dan melakukan analisa dalam mengambil
keputusan, cenderung berpusat pada tugas dan objektif. Terkesan kaku dan keras
kepala, menerapkan prinisip dengan konsisten dan bagus untuk melakukan analisa
serta menjaga prosedur atau standar. Sementara feeling adalah tipe kepribadian
yang melibatkan perasaan, empati, serta nilai-nilai yang diyakini pada saat
pengambilan keputusan. Tipe ini berorientasi pada hubungan dan subjektif.
Bersifat akomodatif tetapi lebih terkesan memihak, empatik dan menginginkan
harmoni dan bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.
4. Judging (J) vs Perceiving (P)
Dimensi terakhir melihat bagaimana derajat fleksibilitas seseorang. Judging
pada hal ini bukanlah judging untuk menghakimi, namun pada hal ini bertumpu
pada rencana yang sistematis, senantiasa berpikir dan bertindak teratur. Tipe
judging tidak suka akan hal-hal mendadak atau diluar perencanaan. Individu tipe
ini bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur, dan perencanaan step by step.
Tipe perceiving adalah mereka yang bersifat spontan, adaptif, dan bertindak
secara acak untuk melihat berbagai peluang yang muncul. Perubahan mendadak bukanlah
suatu masalah bagi tipe ini. Bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi
mendadak.
5. EPPS
Tes EPPS (Edward Personality Preference Schedule)
merupakan tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini
dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan
yang harus dimiliki manusia.
EPPS umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu tes
yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Jadi, penekanannya pada
penyelesaian tugas bukan waktunya. Dalam mengerjakan tes EPPS semua item harus
dijawab, apabila ada satu item saja yang terlewatkan maka interpretasi secara
akurat tidak dapat dilakukan. Tes EPPS dapat diberikan secara individual maupun
klasikal. Latar belakang awalnya adalah untuk konseling dan orientasinya adalah
untuk orang-orang yang normal (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).
Tes EPPS bertujuan untuk mengungkap
15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk tes EPPS berupa pasangan-pasangan
pernyataan berjumlah 225 pasang. Tugas subyek adalah memilih satu pernyataan
dari pasangan-pasangan pernyataan yang disajikan yang cocok atau sesuai dengan
dirinya. Dari 225 pasang pernyataan ada 15 pasang yang sama. Tujuannya adalah
untuk mengetahui kesungguhan atau konsistensi subyek dalam mengerjakan tes.
Apabila konsisten dapat dikatakan bahwa subyek bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan tes dan menjadi valid untuk diskor. Standar konsistensi pengerjaan
EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9 sudah dapat dikatakan valid
untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).
Administrasi Tes EPPS
Tidak ada batas waktu untuk mengerjakan soal EPPS,
namun subyek di motivasi untuk mengerjakan secepat-cepatnya kurang lebih 45
menit. Hal ini dilakukan untuk menekan social desirability. Jika memberikan
waktu seluas-luasnya, maka subyek diberikan waktu berpikir lebih lama, sehingga
akan memengaruhi jawaban yang diberikan subyek. Sebelum tes berakhir, ada
baiknya penguji meminta subyek untuk mengecek kembali identitas dan jawaban
supaya tidak ada soal yang terlewat.
Instruksi
·
Pada
halaman-halaman berikut, Anda akan membaca sejumlah pernyataan mengenai
berbagai hal yang mungkin menggambarkan diri Anda atau mungkin juga tidak
menggambarkan diri Anda, dan pernyataan-pernyataan tersebut selalu disajikan
berpasangan.
·
Perhatikan contoh
dibawah ini :
A: Saya suka bebicara tentang diri saya dengan orang
lain
B: Saya suka bekerja untuk suatu tujuan yang telah
saya tentukan bagi diri saya.
Manakah dari dua pernyataan tersebut yang lebih
menggambarkan diri Anda?
Bila Anda lebih mirip pernyataan A, maka hendaknya
Anda memilih jawaban A. Tetapi bila Anda lebih mirip pernyataan B, maka
hendaknya Anda memilih jawaban B. Mungkin Anda mirip dengan pernyataan A dan B
sekaligus kedua-duanya. Dalam hal ini, Anda diminta untuk tetap memilih satu
diantara keduanya. Dan hendaknya Anda tetap memilih yang lebih mirip diri Anda.
Sekiranya Anda tidak mirip kedua-duanya, hendaklah Anda memilih yang tidak
terlalu jauh berbeda dengan gambaran diri Anda.
·
Beberapa pasangan
pernyataan adalah mengenai hal-hal yang Anda suka seperti pernyataan A dan
pernyataan B pada contoh diatas. Pasangan-pasangan lain adalah mengenai
bagaimana perasaan Anda.
Lihatlah contoh berikut
ini:
A: Saya bersusah hati, bila gagal dalam sesuatu.
B: Saya merasa
gugup bila harus bicara di depan orang banyak.
Yang manakah dari kedua
pernyataan diatas lebih menggambarkan perasaan Anda?
Kalau pernyataan A lebih
menggambarkan diri Anda daripada pernyataan B, maka hendaknya Anda memilih
jawaban A. Sekiranya pernyataan kedua lebih menggambarkan diri Anda, maka
hendaknya Anda memilih jawaban B. Bila kedua pernyataan itu dengan tepat
menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih yang lebih dekat
menggambarkan diri Anda. Bila tidak satupun diantara dua pernyataan itu dengan
tepat menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih yang
ketidaktepatannya dengan gambaran diri Anda tergolong kurang (sedikit)
dibandingkan dengan pernyataan lainnya. Setiap pilihan Anda hendaknya
didasarkan atas kemiripan dengan gambaran atau perasaan Anda sekarang. Dan
tidak didasarkan atas hal-hal yang Anda anggap wajar.
·
Ini bukanlah suatu
tes, disini tidak ada jawaban yang tergolong betul atau salah. Apapun yang Anda
pilih, hendaknya merupakan suatu penggambaran dari hal-hal yang Anda lakukan
atau perasaan Anda. Tetapkan pilihan Anda setelah membaca pernyataan yang
berpasangan ini, dan jangan ada yang Anda lewati tanpa memilih.
Pasangan-pasangan pernyataan ada pada halaman-halaman berikut ini serupa dengan
contoh yang telah diberikan di atas. Bacalah setiap pasangan dan pilihlah
pernyataan yang lebih menggambarkan diri Anda dengan cara melingkari huruf A
atau B.
Tes Grafis
Merupakan
salah satu bentuk test yang akan menilai kepribadian seseorang yang mana dilihat
berdasarkan gambar yang dibuatnya.
1. WZT/Wartegg
sebuah tes proyeksi sederhana yang berupa setengah
kertas ukuran A4 dengan delapan buah kotak yang dibatasi garis tebal. Dalam
setiap kotak terdapat rangsang-rangsang tertentu yang masing-masing kotaknya
akan memberikan kesan spesifik yang berbeda-beda dan tentu saja reaksi yang
berbeda pula sesuai dengan kepribadian seseorang.
Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg
dalam karyanya Gestaltung und Character sebagai suatu outline untuk tipologi
tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data berupa bentuk/gambar
yang ambigu di tiap 8 kotaknya.
Tujuan tes ini untuk mengeksplorasi struktur kepribadian
dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, dan fungsi realita,
sejauhmana masalah-masalah yang ada “meluas” dalam diri individu dan melihat
abnormalitas manusia.
Alat yang digunakan dalam tes ini:
§ Menyiapkan stopwatch yang siap pakai
§ Menggambar Tes Wartegg di papan tulis
§ Membagikan lembar Tes Wartegg dan sebatang pinsil HB
Intruksi pelaksanaan tes:
-
Ambillah lembar
tes itu dan isilah dengan bolpen
-
Nomor: Nomor
pemeriksaan
-
Nama: Nama lengkap
-
Tanggal Lahir:
Tanggal, bulan, dan tahun lahir
-
Jenis kelamin:
Lingkarilah huruf L atau P sesuai dengan jenis kelamin
-
Tanggal Pemeriksaan:
Tanggal hari ini
-
Jika sudah
selesai, letakkan alat tulis dan perhatikanlah ke depan.
-
Pada lembar tes
ini kita lihat ada 8 buah kotak
-
Di dalam setiap
kotak terdapat sesuatu yang telah ditentukan, yaitu (sambil ditunjukkan oleh
tester satu demi satu dari kiri ke kanan. Tidak usah sisebut semuanya, cukup
dua saja)
·
Kotak ini: titik
seperti ini
·
Kotak ini:
lengkungan seperti ini
·
Kotak ini:
garis-garis seperti ini
·
Kotak ini: bujur
sangkar seperti ini
·
Kotak ini:
garis-garis seperti ini
·
Kotak ini:
garis-garis seperti ini
·
Kotak ini:
lengkungan titik-titik seperti ini
·
Kotak ini:
lengkungan seperti ini
-
Tugasnya yaitu menggambar!
-
Buatlah satu buah gambar di
dalam setiap kotak.
-
Dibebaskan untuk memilih
kotak mana saja yang akan digambar terlebih dahulu. Pilihlah kotak yang paling
mudah diselesaikan. Tiap kali selesai menggambar sebuah kotak, berilah nomor
yang menunjukkan urutan menggambar.
-
Berilah nomor 1, di luar
kotak, yang akan menunjukka bahwa kotak itu yang digambar pertama.
-
Berilah nomor 2, di luar
kotak, pada kotak yang digambar berikutnya, demikian seterusnya sesuai dengan
keurutan menggambar.
-
Setelah itu pada bagian
lembar tes yang kosong, berilah keterangan tentang gambar itu sesuai dengan urutan
menggambarnya, misalnya:
1.
Gambar ____
2.
Gambar ____
3.
Gambar ____, dan seterusnya.
(Tester memberi contoh di papan tulis)
-
Apabila telah selesai
menggambar semua kotak, pilihlah satu gambar yang dianggap paling mudah
diselesaikan, satu gambar yang dianggap paling sulit diselesaikan, satu gambar
yang paling disukai, dan satu gambar yang paling tidak disukai, dengan
menuliskan simbol berikut di belakang keterangan gambar:
M = Gambar paling mudah S =
Gambar paling sulit
+ = Gambar yang paling disukai - =
Gambar yang paling tidak disukai
-
Apakah ada pertanyaan?
(Tunggu sebentar)
-
Waktunya 15 menit
-
(setelah waktu 15 menit
berlalu)…
-
BERHENTI!! Letakkan pinsil
Saudara…
-
Sekarang letakkan lembar tes
tersebut di sisi meja yang kosong.
2. DAM
Tes Menggambar Orang dilaksanakan secara individual.
Biasanya digunakan untuk keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan
secara klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work
limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia
diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untukkeperluan pemeriksaan non
klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu
pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan
penghapus.
Peralatan yang digunakan dalam tes, peralatan ini
harus disiapkan oleh masing-masing mahasiswa yaitu:
-
2 lembar kertas
putih ukuran 8.5” x 11”
-
pensil (medium
soft)
-
penghapus
(sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
-
lembaran observasi
-
lembaran penyerta
Instruksi pelaksanaan tes:
-
Berikan kertas
gambar dalam posisi vertikal kepada testee.
-
Katakan kepada
testee, “Gambarlah seseorang”.
-
Apabila testee
mengeluh atau mengatakan kesulitannya untuk menyelesaikan tugas ini, katakan
bahwa “Tugas ini tidak ada hubungannya dengan keahlian anda dalam menggambar.
Saya hanya ingin melihat bagaimana anda membuat gambar tersebut”.
-
Selama testee
menggambar, lakukan observasi. Bila gambar testee tidak lengkap, buatlah
catatan di lembar observasi.
-
Setelah testee
selesai menggambar orang dengan lengkap, berikan selembar kertas putih yang
baru (bila klasikal, kertas baru dapat dibagikan beberapa saat sebelum batas
waktu pengerjaan) dan katakan: “Gambarkan pula seorang laki-laki/wanita (yang
berlawanan dengan gambar yang pertama). Hendaknya jangan sekali-kali
mengatakan: “Gambarlah seorang putra atau putri” karena nanti ada kemungkinan
testee menggambarkan seorang anak laki-laki atau seorang anak perempuan.
-
Pada saat testee
membuat gambar kedua, berikan lagi kertas baru untuk tes berikutnya.
-
Jika tes dilakukan
secara time limit, maka saat waktu pengerjaan habis, katakan: “Ya, selesai.
Silakan simpan hasil pekerjaan saudara di sudut kanan meja!”
Peran Tes DAM dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
-
Industri dan
Organisasi: Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam
seleksi karyawanUntuk membuat profil kompetensi, maka metode Assesment Center
masih dpat digunakan. Tes gambar orang ini akan menjadi pelengkap yagn penting
dalam memberikan informasi mengenai individu.
-
Militer: seleksi,
klinis, diagnosa, dll
-
TK: dapat melihat
kesiapan anak untuk sekolah
-
SMA: Penjurusan
-
Kuliah: seleksi,
kesesuaian minat dan bakat.
-
Psikolog: Diagnosa
gangguan kepribadian > kebutuhan terapi
3. BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa
dilaksanakan secara individual maupun klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan
klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika
testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk
keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit”
(dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan
menggunakan penghapus.
Alat yang digunakan dalam tes:
-
lembar kertas
putih ukuran 8.5” x 11”
-
pensil (medium
soft)
-
penghapus
(sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
-
Kertas karton atau
kertas HVS untuk alas menggambar
Instruksi pelaksanaan tes:
-
Berikan kertas
gambar dalam posisi vertikal kepada testee. Jika tes dilakukan secara klasikal,
pemberian kertas ini bisa dilakukan saat testee sedang mengerjakan tes
sebelumnya.
-
Katakan kepada
testee: “Kepada anda telah dibagikan sehelai kertas kosong.
-
Ambillah kertas
itu dan tuliskan identitas anda di sudut kanan atas kertas ini (tunjukkkan
kertas dalam posisi vertikal kepada testee)”.
-
Katakan lagi:
“Gambarlah satu pohon kayu apa saja, kecuali pohon pisang, jenis kelapa,
beringin, jenis pinus, jenis rumput-rumputan, jenis kapuk, bambu, dan
semak-semak”.
-
“Apakah ada
pertanyaan?”
-
Bila testee
mengatakan tidak bisa menggambar, katakan: “Saya tidak melihat baik buruknya
gambar, tetapi melihat cara Saudara menggambar”.
-
Lalu katakana “Jika
sudah paham, silakan mulai menggambar.”
-
Pada saat testee
terlihat hampir menyelesaikan pekerjaannya (sekitar 4-5 menit sebelum batas
waktu pengerjaan – jika waktu dibatasi), bagikan lembar kerja berikutnya
(misalnya lembar Wartegg, dalam posisi tertutup).
-
(Jika testee sudah
selesai menggambar, katakan): “Ya, selesai. Silakan simpan hasil kerja anda di
sudut meja
Peran Tes BAUM dalam Kehidupan Sehari-hari à Metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia.
Pohon yang dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan
symbol-simbol yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu
sendiri. Para psikolog di Indonesia masih menggunakan metode ini sebagai salah
satu alat bantu untuk membangun profil individu.
Psikolog klinis dapat menggunakan metode ini untuk
mencari gambaran kepribadian individu yang lebih mendalam hingga mencari
indikasi patologisnya. Baik itu patologis bersifat kepribadian atau gangguan
yang bersifat medis.
Dari dunia industry/perusahaan, tim rekrutmen masih
menggunakan metode ini sebagai salah satu alat untuk melihat potensi
individu/calon karyawan. Metode ini masih dirasa cukup dapat dipercaya namun
penggunaannya tidak mendalam seperti pada praktisi psikologi klinis.
4. HTP
Tes House Tree Person Drawings (H-T-P) atau
tes Gambar Rumah Pohon Orang ini merupakan tes yang dikembangkan oleh John
Buck. Ia merasa bahwa kreativitas merepresentasikan karakteristik kepribadian
yang disalurkan melalui seni grafis. Buck percaya bahwa dengan gambar, subjek
dapat mengeluarkan kesulitan alam bawah sadar-nya melalui sketsa dari gambaran
proses primer.
Cara Instruksi
Gunakan
tiga lembar kertas, berikan yang pertama dan katakan, “Saya ingin kalian untuk
menggambar rumah sebisa kalian.” Pertanyaan kedua ditanyakan lagi dan
memberikan selembar kertas, “Gambarlah sebuah pohon sebagus sebisa kalian.”
Pertanyaan, dan selembar kertas lagi yang terakhir, “Gambarlah orang sebaik
yang kalian bisa”. Jika ada yang menggambar kepalanya saja, katakan, “Saya
ingin kalian menggambar orang yang utuh, bukan hanya kepalanya saja.”
Anak diberi tahu untuk menggambar sebuah rumah, pohon dan orang dalam
selembar kertas putih. Figur pada gambar memberikan terapis beberapa indikasi
bagaimana perspektif anak tersebut terhadap dirinya di dunia. Figur pada gambar
biasanya juga disebut sebagai refleksi diri.
Pertanyaan
·
Orang
Siapakah orang
ini, berapakah umurnya, apa hal yang digemari orang ini, apa yang tidak
disukai, adakah seseorang yang mencoba untuk menyakitinya, siapa yang mencari
dia?
·
Rumah
Siapakah yang
tinggal di sana, apakah mereka bahagia, ada apa di dalamnya, seperti apa jika
pada malam hari, apakah orang-orang mengunjungi rumah tersebut, adakah yang
ingin ditambahkan oleh orang tersebut pada rumahnya?
·
Pohon
Pohon jenis apakah
ini, berapakah umurnya, hidup di musim apakah pohon ini, adakah seseorang yang
ingin menebangnya, tumbuhan lain apa yang hidup disekitarnya, siapa yang
mengairinya, apakah pohon tersebut mendapatkan cukup banyak cahaya?
Misal, apabila ranting dari pohon digambarkan dengan tumbuh panjang ke
atas atau di luar pada umumnya, merefleksikan subjek bahwa ia adalah individu
yang memiliki daya juang yang lebih untuk meraih prestasi. Kemudian, ketika
subjek menggambarkan jendela rumah di sisi samping, tidak di bagian tembok
utama yang menghadap depan, ataupun hanya di satu sisi maka dapat menandakan
perasaan tidak aman. Jika bagian dari gambar orang hanya dari tampak depan,
kemungkinan gambar tersebut merefleksikan subjek memiliki sikap yang mengelak
dalam hubungan sosial. Kurangnya beberapa detail, tidak utuhnya gambar, dan
menggunakan garis yang tipis merupakan kombinasi yang ditemukan pada subjek
yang mengalami depresi mendalam. Garis tanah yang cekung ke bawah pada dua sisi
dapat menandakan bahwa subjek memiliki perasaan terisolasi, tekanan dan ketidak-berdayaan
dalam menghadapi tekanan dari lingkungan sekitarnya.
Interpretasi
Rumah
Apabila bentuk
rumah terlalu besar dapat merefleksikan subjek bahwa ia terlalu lelah dengan
kehidupan keluarga, sedangkan jika terlalu kecil dari ukuran normal, kemungkinan
ia menolak kehidupan keluarganya.
Garis dan
tembok mewakili batasan dan kekuatan dari ego subjek, garis yang tipis pada
struktur rumah merupakan kelemahan dari ego, sedangkan garis yang tegas dan
kuat melambangkan masalah mengenai kecemasan.
Atap rumah melambangkan kehidupan
fantasi subjek, dan ketika subjek memberi perhatian lebih pada bagian atap
rumahnya, dapat diindikasikan pada fantasi dan ide-ide yang timbul, sedangkan
pada gambar atap yang tidak lengkap, kecil atau atap yang terbakar dapat diindikasikan
sebagai ketakutan atas fantasi yang terlalu kuat dan menyeramkan.
Jendela, pintu dan trotoar adalah
bagian yang selalu dilihat oleh orang lain ketika akan masuk ke rumah, bagian
tersebut berkaitan dengan keterbukaan, keinginan untuk berinteraksi dengan
individu lain dan mengagaskan ide mengenai lingkungannya. Kemudian, bayangan,
daun jendela, bar, tirai dan trotoar dapat diindikasikan sebagai ketidakinginan
subjek untuk membeberkan siapa anda. Pintu atau jendela yang tebuka dapat
diartikan sebagai keinginan subjek untuk berhubungan dengan orang lain. Jendela
yang besar, spesifiknya apabila di kamar mandi, kemungkinan besar subjek
memiliki hasrat eksibisionis.
Interpretasi Pohon
Batang dapat
menunjukan sebagai ego dari subjek, perasaan mengenai diri sendiri dan
kepribadian subjek seutuhnya. Kemudian, garis yang tegas ataupun bayangan dari
pohon dapat diinterpretasikan sebagai indikasi utama dari kecemasan mengenai
seseorang, batang yang kecil melambangkan kekuatan ego yang terbatas, batang
yang besar memiliki kekuatan yang lebih. Pohon yang terbelah dibagian tengah
seperti tersambar petir, dapat diindikasikan sebagai kepribadian yang
terfragmentasi dan gangguan mental yang serius.
Dahan dapat
diartikan sebagai usaha ego kita untuk diperlihatkan ke lingkungan dan meraih
apa yang kita butuhkan. Ranting yang kecil merupakan keterbatasan subjek untuk
menggapai sesuatu, sementara ranting yang besar terlalu banyak menjangkau apa
yang dibutuhkan. Ranting yang mati dilambangkan sebagai kekosongan dan hilangnya
harapan.
Daun melambangkan usaha subjek untuk mencapai kesuksesan, karena daun
bertumbuh berarti pohon tersebut dapat meraih cahaya matahari dan mendapatkan
makanan serta air yang cukup. Kemudian, gambar pohon tanpa daun melambangkan
perasaan yang kosong, sedangkan daun yang berguguran melambangkan pengasuhan
yang kita dapat tidak dapat diprediksi. Daun yang berujung tajam melambangkan
agresi, dan detail daun yang berlebihan dapat melambangkan subjek memiliki
kecenderungan Obsessive Compulsive
Tendencies.
Akar merupakan pondasi dari pohon, dan
biasanya dikaitkan dengan pengujian realitas dan orientasi. Tidak adanya akar
dalam gambar pohon dapat diartikan sebagai rasa tidak aman, dan akar yang mati
melambangkan terputusnya subjek dengan realita kehidupan, kehampaan dan putus
asa.
Interpretasi Orang
Apabila jenis kelamin orang yang
digambarkan berbeda dengan jenis kelamin dari subjek, maka orang tersebut
merupakan anima atau animus dari subjek yang menggambar. Biasanya subjek akan
menggambarkan orang dengan jenis kelamin yang sama terlebih dahulu kemudian
orang yang kedua biasanya jenis kelamin yang berbeda. Beberapa
menginterpretasikan apabila jenis kelamin yang berbeda digambarkan terlebih
dahulu ada kemungkinan subjek memiliki kecenderungan dalam gender confusion.
Gambar lengan merupakan cara kita
mencapai lingkungan dan gambar dari tangan menunjukkan bagaimana efeknya.
Lengan yang terbuka mengindikasikan keinginan untuk melibatkan diri dan lengan
yang tertutup menandakan defensive kita, lengan yang tidak tersambung
melambangkan ketidakberdayaan. Jari yang menunjuk atau tangan yang mengepal
melambangkan agresifitas subjek, tangan yang tersembunyi melambangkan kecemasan
dan kecenderungan antisosial.
Kaki dapat diinterpretasikan sama
seperti akar pada pohon, melambangkan keteguhan dan kekuatan. Apabila terputus
di bawah kertas kemungkinan kebebasan dari subjek hilang, besar dan kecilnya
kaki melambangkan kebutuhan akan keamanan.
Leher memisahkan
antara kepala (kognisi) dengan badan (dorongan dan kebutuhan).
Mulut melambangkan bagaimana subjek
mendapatkan kebutuhannya, mulut yang terbuka melambangkan ketergantungan, bibir
yang berbentuk busur melambangkan kebutuhan seksual, mulut yang tertutup rapat
melambangkan penolakan kebutuhan atau agresi yang pasif.
5. Grafologi
Grafologi
berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang
berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan
karakter seseorang melalui tulisannya. Grafologi ini sudah ada sejak zaman
kuno.
Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter
dan kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita
dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan
bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri.
Grafolog
tidak berkepentingan untuk membaca isi tulisan, yang perlu di perhatikan adalah
menganalisa fisik tulisan itu sendiri. Dalam menganalisis tulisan tangan para
grafolog harus memperhatikan 3 konsep yang penting yaitu:
o
Ruang
Tempat seseorang
dalam mencoretkan tulisannya. Agar mudah di mengerti, ruang adalah jika kita
menulis di kertas A4 yang kosong, maka tempat kosong yang kita tulis ini adalah
ruangnya
o
Gerak
Arah
tulisan (kekakanan / kekiri, keatas / menurun)
o
Bentuk
Bentuk-bentuk dari
tulisan tiap huruf ataupun kata (bentuk, huruf a,i, dsb)
Bentuk
tulisan yang dapat dianalisis dalam grafologi adalah penggunaan huruf, marjin,
spasi, tanda baca, bentuk tulisan, dan posisi tulisan (miring atau tegak),
termasuk di dalamnya tanda tangan. Gaya tulisan tangan tidak sama untuk setiap
orang sekalipun orang tersebut terlahir kembar.
Menurut
American Association of Handwriting Analysts (AAHA), pada tulisan tangan
terdapat 300 aspek sebagai bahan analisis. Analisis dilakukan secara
keseluruhan, tidak dapat terpisah satu dengan yang lainnya. Berikut ini
beberapa petunjuknya:
1.
Zona Huruf
Tarik
tiga garis lurus, dari situ akan terbentuk 3 zona imajiner, yaitu zona atas,
zona tengah, dan zona bawah. Zona atas berisi huruf-huruf tinggi (b, l, k, t, dan
sebagainya), zona tengah berisi huruf-huruf kecil (a, c, e, m, n, dan
sebagainya), sedangkan zona bawah berisi huruf-huruf yang memiliki ujung
menggantung (g, j, p, dan sebagainya). Hanya huruf “f” sebagai pengecualian
yang dapat menempati semua zona.
Zona
atas mewakili daya abstraksi, idealism, pemikiran, imajinasi, dan ambisi
(lambang dari surga, pikiran, dan kepala).
Zona
tengah mewakili ego, adaptasi, hubungan social, perasaan, dan emosi (lambing
dari dunia, jiwa, dan dada).
Zona
bawah mewakili kualitas materi dan fisik, dorongan seksual, kegemaran, dan
penyimpangan (lambang dari neraka, tubuh, dan perut).
2.
Baris Dasar
Dalam
grafologi, jarak antara baris pertama dengan baris kedua menggambarkan
kecenderungan arah, focus pada urutannya, dan nilai waktu.
Jarak
yang cenderung teratur mengindikasikan tipe seseorang yang berpola pikir
sistematis dan terencana, kurang berani mengambil resiko, dan tidak suka
berpetualang. Meskipun demikian, tipe orang ini tetap konsisten terhadap
perilaku dan sikapnya.
Sebaliknya,
setiap pemilik tulisan dengan baris yang tidak teratur, menunjukkan sikap yang
ragu-ragu dalam mengambil keputusan, kurang terencana, cenderung pasrah pada
keadaan, bersikap apatis terutama dalam memandang masa depannya dan lebih suka
atau puas pada keadaan saat ini.
3.
Arah Tulisan
Arah
tulisan (dari kiri ke kanan) menunjukkan bagaimana Anda berkomunikasi. Tulisan
yang miring ke kanan menunjukkan sikap yang mengacu ke masa depan, kecintaan
pada ayah, dan kecenderungan diri yang extrovert. Tulisan yang miring ke kiri
menunjukkan sikap yang reflektif, kecintaan kepada ibu, dan kecenderungan diri
yang introvert. Tulisan yang tegak lurus menunjukkan sikap yang tegar, suka
mengamati lingkungan, banyak perintah, dan mampu mengendalikan emosi, juga mencirikan
tulisan seorang pengusaha, pimpinan militer, dan penulis terkenal.
Lebih
dari penampilan tulisan itu sendiri, arah tulisan pun menyatakan sesuatu.
Emosi, ambisi, ditunjukkan oleh kurva yang naik. Depresi, sakit, dan kelelahan
ditunjukkan oleh tulisan yang membentuk cekungan, sedangkan cembung menunjukkan
ambisi awal yang cenderung bimbang.
4.
Ukuran Huruf
Besar
kecilnya tulisan ditentukan oleh huruf-huruf di zona tengah. Tinggi huruf 3 mm
dianggap sebagai ukuran rata-rata. Bila ukuran lebih dari 3 mm maka menunjukkan
kepribadian yang merdeka, membutuhkan ruang untuk bahagia. Huruf yang menjorok
ke atas maupun ke bawah menunjukkan kemampuan mental atau fisik yang istimewa.
Ukuran
yang kecil menunjukkan ekspresi kerendahan hati, meskipun juga cenderung
menunjukkan rasa rendah diri atau menarik diri. Selain itu juga member petunjuk
bahwa orang tersebut sangat memperhatikan secara detail dari setiap sisi
kehidupan dan menggambarkan analisis serta konsentrasi yang tajam.
5.
Kemiringan Huruf
Rata-rata
kemiringan huruf adalah 45 derajat. Kemiringan huruf menggambarkan emosi dan
kepribadian. Jika tulisan cenderung kekanan menunjukkan pribadi yang ramah
tamah, supel (pandai bergaul), dan lebih terbuka (extrovert). Jika tulisan
cenderung ke kiri menunjukkan pribadi yang cenderung menutup diri (introvert).
Jika tulisan cenderung tegak menunjukkan kepribadian yang tidak emosional dan
termask tipe orang yang praktis serta pandai menyimpan permasalahan orang lain.
Tulisan
miring ke kiri banyak ditemui pada tulisan wanita yang pada masa kecilnya
mengalami kesulitan hidup atau wanita yang kaku dan keras kepala, namun pemalu.
Orang yang memiliki tulisan sangat miring ke kanan cenderung meledak-ledak
dalam mengungkapkan perasaan atau meluapkan emosi yang berlebihan. Bila tulisan
sangat miring ke kiri maka menunjukkan si pemilik tulisan bersifat egoistis
atau individualis, dan lebih suka memendam emosi untuk dirinya sendiri.
6.
Penekanan Huruf
Penekanan
huruf pada tulisan dapat terjadi pada awal maupun akhir. Jika penulisan huruf
terjadi pada awal huruf, maka hal itu menunjukkan cara menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan baru. Ketiadaan tarikan pada awal tulisan
menggambarkan tipe orang yang memulai sesuatu tanpa penundaan dan tidak
buang-buang waktu. Orang dengan tipe ini sangat cerdas, sangat praktis, dan
objektif dalam menulai segala sesuatunya. Selain itu, orang tipe ini tidak
percaya dengan sesuatu yang bersifat dangkal.
Sebaliknya,
jika penekanan huruf itu ada pada akhir kalimat, maka hal itu menggambarkan
perilaku yang supel dan mudah beradaptasi, mempunyai kepedulian tinggi,
bersifat social, dermawan, dan peduli dengan sesama.
7.
Bentuk Sambungan
Ada
empat dasar sambungan, yang berdiri sendiri atau sambungan:
-
Tulisan dengan tarikan lengkungan ke bawah
kemudian disambung bagian terbuka pada atasnya.
-
Tulisan Arcade, adanya
lengkungan-lengkungan yang menaungi dasar tulisan.
-
Tulisan dengan sudut yang membentuk
perubahan arah pada bagian dasar tulisan.
-
Tulisan yang seakan berbentuk benang yang
berkesinambungan.
-
Tulisan arcade menunjukkan sifat agresif,
tulisan sudut mewakili sifat sensitive, dan tulisan benang menunjukkan
ketergesaan atau suatu keinginan untuk beradaptasi dengan individu lain
(Tulisan ini sering tampak pada tulisan seorang psikolog, politikus, diplomat,
serta mereka yang menghindari sikap pasti terhadap suatu persoalan).
8.
Hubungan Antar Huruf
Sambungan
huruf yang normal adalah empat sampai lima huruf yang tersambung satu sama
lainnya, jika lebih dari itu berarti mencerminkan sifat orang yang keras hati,
bahkan keras kepala, terutama jika dikombinasikan dengan tekanan yang ringan
saat menulis. Selain itu juga dapat menunjukkan sifat yang malas karena tidak
mengangkat penanya dari permukaan kertas.
Tulisan
yang sambungannya sedang, menunjukkan kemampuan intuisi, meski bisa juga
menunjukkan kekurangmampuan bersosialisasi si pemilik tulisan. Menurut para
ahli, jika setiap huruf dalam tulisan masing-masing berdiri sendiri,
dimungkinkan secara mental, penulisa sedang kacau.
9.
Keteraturan Tulisan
Keteraturan
tulisan didefinisikan sebagai penulisan tinggi huruf di wilayah tengah,
kemiringan, dan besarnya huruf dari tulisan yang relative tetap/sama. Tulisan
yang teratur mencerminkan pribadi yang kaku, cenderung meredam gejolak hati
sampai taraf memaksa. Sedangkan ketidakteraturan mencerminkan kondisi emosi
yang tidak stabil namun daya kreativitas cukup tinggi. Contohnya adalah tulisan
tangan Heyden, Mozart, atau Picasso yang miring serta jarak diantaranya tidak
teratur.
10.
Lebar Tulisan
Lebar
tulisan dianggap normal jika panjang tarikan ke bawah tulisan dan jarak
diantaranya sama, hal tersebut menunjukkan sifat orang yang ramah. Jika
jaraknya lebar, hal ini menunjukkan sifat orang yang memiliki imajinasi yang
hidup dan biasanya sukar berbicara di depan umum, seperti bercerita dan
berpidato. Kalau tarikan ke atas dank e bawah saling berdekatan, maka cenderung
menunjukkan sifat menyembunyikan segala sesuatu dan sikap tidak tulus hati.
Beberapa
karakteristik tulisan dari grafologi:
o
Tekanan pena
o
Miring tegaknya tulisan
o
Ukuran tulisan
o
Garis baris tulisan
o
Jarak dalam tulisan
o
Bentuk huruf t,b,o,a,i, dsb
o
Format loop
o
Kecepatan menulis
o
Tanda baca
o
Zona tulisan
o
dsb
Grafologi
hanya dapat digunakan untuk menganalisis usia mental seseorang, bukan usia
kronologisnya.
6. Dragon Test
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van
Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak. Dalam pengerjaan tes ini
anak diminta untuk membuat gambar yang didalamnya terdapat 5 objek, yaitu:
-
Matahari :
ayah
-
Rumah : ibu
-
Pohon : anak
-
Naga : kemarahan, oposisi, energi
libido, kekuatan, kehendak, dinamika anak
-
Kolam : emosi, perasaan, sensitivitas
*untuk naga bisa diganti dengan binatang buas lainnya.
Gambar dibuat dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu
merah, hijau, kuning, biru, hitam. Untuk waktu pengerjaan tes ini tidak
dibatasi oleh waktu.
Alat yang digunakkan:
- kertas putih ukuran A4
- satu set pensil warna (5 warna primer)
- daftar 5 objek gambar
Tes Proyektif
Test Proyeksi
muncul karena adanya protes terhadap teori atau aliran lama yang kebanyakan
bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan memandang individu bukan
suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek
Aspek psikologis
manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap
melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan
instrument khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia ---
teknik proyektif ini kemungkinan subjek mau merespon, walaupun teknik proyektif
mempunyai arti interpretatif Teknik ini pendekatannya menyeluruh (global
approach).
1. TAT
Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi
(TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu.
Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa mengetahui alat ukur yang
digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah kesimpulan, dalam
menentukan kepribadian dan kognitif seseorang secara umum.
Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X
6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda
dan 1 kartu kosong.
TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang
melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal,
sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi
dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan
lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan
interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini
merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.
Prosedur pelaksanaan tes:
o Dalam
tes ini, klien diminta membuat cerita dari beberapa kartu bergambar yang
disajikan satu persatu.
o Klien
dapat menulis sendiri ceritanya atau examiner yang menulis cerita klien.
o Tugas
klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat ini, sebelumnya (situasi
apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana pikiran dan perasaan
tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari cerita yang dibuat
klien.
Cerita yang dibuat klien dianggap memiliki implikasi
terhadap konflik atau pun masalah yang dialami klien. Interpretasi klinis yang
dilakukan terfokus pada dimensi-dimensi seperti bagaimana tokoh-tokoh
berinteraksi, tingkat kehangatan atau konflik dari interaksi tokoh-tokoh,
impian atau cita-cita tokoh, harapan tokoh terhadap diri dan lingkungannya, dan
level kematangan secara umum yang diindikasikan dari bentuk cerita. Tema-tema
dari TAT dapat menggambarkan fungsi kepribadian secara luas dan bermanfaat
dalam mengidentifikasi sumber utama konflik sehingga dapat ditentukan
intervensi terapeutik yang sesuai. Cerita TAT pada dasarnya menggambarkan
lingkungan seperti apa yang klien lihat di sekitar dirinya dan orang-orang
seperti apa yang ia rasakan tinggal bersamanya di dunia ini.
Manfaat TAT
1. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan
kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal,
penyakit psikosomatis, neurose.
2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview
therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalis
2. Rosach
Metode proyektif yang
paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian seseorang
adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan
bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu
berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya
memiliki warna. Kebanyakan ahli setuju bahwa tes Rorschach ini merupakan teknik
psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi
yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan
komponen-komponen kepribadian seseorang.
Ada tiga kategori penting
dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang menunjukkan pada bagian
mana respon dilihat oleh klien dalam kartu, determinan yang menunjukkan
bagaimana respon tersebut dilihat, dan konten yang menunjukkan apa yang dilihat
klien dalam kartu.
Penyajian Test
1. Bercak tinta Rorshach
Rorshach
telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh
kartu dan sudah distandarisasi, kartu2 tersebut dapat digunakan sebagai alat
asesmen kepribadian seseorang. Bercak-bercak itu sekarang telah dicetak diatas
kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya, kartu berukuran 24 ½ cm dan lebar
17 cm. 10 kartu tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu:
- kartu
achromatic kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu,
yaitu kartu I, IV,V,VI dan VII.
- kartu
chromatic kelompok kartu kromatik mempunyai aneka warna lain, missal merah,
biru, hijau dsb. Yaitu kartu II, III,VIII, IX,dan X.
2. Persiapan tes
Validasi
tes sangat dipengaruhi oleh penyajian tes. Oleh karena itu secara penyajian dan
kesiapan untuk tes harus betul betul diperhatikan:
a. kesiapan tester dan testi, baik fisik maupun psikis
b. suasana lingkungan fisik, dan social
c. pengaturan tempat duduk
tester dan testi
d.
alat-alat yang dibutuhkan
3. Tahap-tahap penyajian tes Rorshach
Penyajian tes Rorshach terlebih dahulu tester harus
memberikan instruksi. Instruksi dalam tes Rorshach ini memang tidak ada
formulasi yang baku seperti pada tes objektif (tes intelegensi dan tes bakat).
Hal ini sangat tergantung pada kondisi dari testi, misal latarbelakang
pendidikan, sosisal budaya, usia dan keadaan khusus lainya. Meskipun demikian ada
kriteria yang harus dipenuhi untuk memberikan instruksi yaitu yang utama adalah
menggunakan kata-kata netral dan tidak sugestif, serta mengandung unsur-unsur
berikut:
a. Pejelasan cara membuat
bercak tinta, meHi!!
balik lagi nih ke pembahasan yang masih sama seputar Psikodiagnostik, tapi kali
ini saya mau menjelaskan mengenai berbagai macam alat tes dari mulai tes
intelegensi, tes kemampuan kerja, tes evualisi belajar, tes inventor, tes
grafis, dan tes proyektif. Cukup banyak yaa.. tapi kalian pasti bisa paham kok
karena disini akan dibahas satu persatu dari mulai kegunaannya, bentuk tesnya, hingga
prosedur pelaksanaanya. Simak baik-baik yaaJ
Tes Intelegensi
Tes yang mengungkapkan intelegensi untuk mengetahui sejauhmana
kemampuan umum seseorang untuk memperkirakan apa-kah suatu pendidikan atau
pelatihan tertentu dapat diberikankepadanya. Nilai tes intelegensi seringkali
dikaitkan denganumur dan menghasilkan IQ untuk mengetahui bagaimana kedudukan
relative orang yang bersangkutan dengan kelompokorang sebayanya.
1. IST
Merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur
tingkat intelegensi individu, tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di
Frankfurt Jerman pada tahun 1953. Amthauer
mendefinisikan inteligensi sebagai keseluruhan struktur dari kemampuan
jiwa-rohani manusia yang akan tampak jelas dalam hasil tes. Intelegensi hanya
akan dapat dilihat melalui manifestasinya misalnya pada hasil atau prestasi
suatu tes.
Tes ini terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan secara struktur, dimana dari struktur tersebut menggambarkan pola
erja tertentu. Tes ini cocok untuk digunakan dalam memahami diri dan
pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karir serta membantu dalam
pengambilan keputusan hidup seseorang.
Terdiri
dari 9 subtes yang keseluruhannya
berjumlah 176 item. Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda
dan diadministrasikan dengan menggunakan manual (Polhaupessy, dalam Diktat
Kuliah IST UNPAD, 2009), berikut 9 subtes dari IST:
-
SE:
melengkapi kalimat.
Pada subtes
ini yang diukur adalah berpikir konkrit praktis, berpikir logis, akal sehat
(common sense), pembentukan keputusan, pemaknaan realita, dan berpikir mandiri.
-
WA: mencari
kata yang berbeda.
Pada subtes
ini akan diukur adalah rasa Bahasa, berpikir verbal, pengertian bahasa,
kemampuan empati, komponen reseptif.
-
AN: mencari
hubungan kata.
Pada subtes
ini yang diukur adalah daya mengkombinasikan, kelincahan berfikir, mentranfer
hubungan, kejelasan dan konsekuenan dalam berpikir, analisa yang bersifat
dugaan.
-
GE: mencari
kata yang mencakup dua pengertian
Pada subtes
ini yang diukur adalah daya abstraksi verbal, pembentukan konsep, berpikir
logis dalam bentuk Bahasa.
-
RA: hitungan
sederhana
Pada subtes
ini yang diukur adalah berpikir praktis dalam masalah hitungan, berpikir logis
objektif, berpikir matematis, mengambil keputusan.
-
ZR: deret
angka
Pada subtes
ini yang diukur adalah berpikir teoritis dalam hitungan, berpikir induktif
angka, kelincahan berpikir.
-
FA: menyusun
bentuk
Pada subtes
ini yang diukur adalah kemampuan membayangkan, kemampuan mengamati, berpikir
secara utuh menyeluruh, mengenali komponen kontruktif.
-
WU: kubus
Pada subtes
ini yang diukur adalah daya bayang ruang, mengenali kontruktif teknis, berpikir
analitis.
-
ME: mengingat
kata
Pada subtes
ini yang diukur adalah atensi dan memori mengingat kata yang telah dipelajari.
Cara Administrasi Alat Tes IST:
-
Testee
diberikan lembar jawaban, setiap tester diberikan 1 set
-
Testee
diminta untuk mengisi identitas masing-masing pada setiap lembar jawaban
-
Testee
dibagikan buku tes, tiap testee diberikan 1 buku dan diletakan terbalik
dihadapan testee
-
Testee
diperlihatkan lama waktu yang digunakan pada setiap subtes
-
Testee
dibacakan petunjuk umum, dan apabila tidak ada pertanyaan berikutnya dibacakan
petunjuk khusus
-
Setelah semua
testee sudah siap, maka dipersilahkan membalik buku tes
-
Testee
dibacakan petunjuk subtes
-
Setelah waktu
habis, lembar jawaban pertama langsung dikumpul
-
Diingatkan
kembali untuk mengecek identitas pada lembar jawaban, agar tidak ada yang
terlewat.
2. CFIT
Tes yang dikembangkan oleh R.B. Cattel pada tahun
1920, pernah melakukan beberapa kali revisi untuk meningkatkan validitas. Pada
tahun 1949, skala yang digunakan tes ini mengalami perubahan. Sejak itu skala
tes yang ada dipakai hingga sekarang.
CFIT mengukur inteligensi individu dalam suatu cara yang
direncanakan untuk
mengurangi pengaruh kecakapan verbal, iklim kebudayaan
dan tingkat pendidikan (Cattell dalam Kumara, 1989).
Ada 3 skala pada tes CFITini. 3 skala tersebut adalah:
-
Skala 1 à Usia 4 – 8 tahun dan orang dengan retadarsi mental, tidak
ada bentuk A dan B, terdiri atas 8 subtes.
-
Skala 2 à Usia 8 – 15 tahun dan untuk orang dewasa yang
memiliki kecerdasan di bawah normal dan rata-rata, ada bentuk A dan B, terdiri
atas 4 subtes.
-
Skala 3 à Usia diatas 15 tahun (Untuk usia sekolah lanjutan
atas) dan untuk orang dewasa dengan kecerdasan tinggi, ada bentuk A dan B, terdiri
atas 4 subtes
Intruksi yang diberikan pada tes ini yaitu:
-
Subtes 1 – Series
(3 menit; 13 soal)
Di sebelah atas, anda
akan menemukan sederet kotak yang berisi urutan gambar. Namun, kotak terakhir
belum ada isinya. Tugas anda adalah mengisi kotak tersebut dengan gambar yang
sesuai, yang bisa dipilih dari enam pilihan jawaban yang tersedia, yaitu A, B,
C, D, E, dan F. Perlu diingat bahwa gambar-gambar pada soal memiliki pola
tertentu sehingga untuk mengisinya, anda perlu mengetahui pola dari urutan
gambar tsb.
-
Subtes 2 –
Classification (4 menit; 14 soal)
Pada setiap soal, anda
akan menemukan 5 buah gambar yang disusun secara berdampingan. Telitilah
gambar-gambar tersebut. Tugas anda adalah menemukan tepat DUA gambar yang
memiliki karakteristik yang serupa. TIGA gambar lainnya berfungsi sebagai
pengecoh anda, sehingga berhati- hatilah dalam menentukan pilihan.
-
Subtes 3 –
Matrices (3 menit; 13 soal)
Di bagian sebelah kiri,
anda akan menemukan sebuah kotak besar, yang di dalamnya terdapat kotak-kotak
kecil bergambar. Anggaplah ini adalah gambar sebuah sapu tangan, di mana
kotak-kotak tersebut memiliki pola tertentu. Perhatikan bahwa bagian sebelah
kanan bawah masih kosong. Tugas anda adalah melengkapi bagian kosong tersebut
dengan salah satu dari 5 pilihan jawaban di sebelah kanan.
-
Subtes 4 –
Condition (2,5 menit; 10 soal)
Pilihlah satu dari kelima
jawaban yang mencerminkan kondisi yang sama dengan gambar contoh di sebelah
kiri
Aspek yang Diukur CFIT
-
Subtes 1
Sistematika berpikir, yaitu kemampuan berpikir runtut
untuk memahami rangkaian suatu permasalahan yang berkesinambungan.
-
Subtes 2
Ketajaman diferensiasi, yaitu kemampuan untuk
mengamati hal-hal yang detail secara tajam dan berpikir dengan kritis untuk
mengidentifikasi permasalahan.
-
Subtes 3
Asosiasi, yaitu kemampuan analisa-sintesa
untuk menghubungkan dua atau lebih
permasalahan yang serupa.
-
Subtes 4
Pemahaman konsep, yaitu
kemampuan memahami suatu prinsip untuk diterapkan ke dalam situasi yang
berbeda.
3. SPM
Dipublikasikan pertama kali pada tahun 1938 oleh John.
C Raven. Walaupun demikian, tes ini baru digunakan sejak tahun 1954.Tes ini
terdiri dari (5) kelompok soal (A, B, C, D, E), dimana masing-masing kelompok
soal berisi 12 soal. Dengan demikian, jumlah keseluruhan soal adalah sebanyak
60 soal. Setiap soal dimulai dari soal yg mudah hingga soal yg sulit, dimana
kondisi ini menunjukkan bahwa dibutuhkan kapasitas kognitif untuk memasukkan
dan menganalisa informasi. Semua kelompok soal pada tes ini disajikan dengan
dicetak tinta hitam pd latar putih (hitam putih). Tes ini dirancang khusus untuk
testee berusia 11–65 tahun, dimana tes ini dapat disajikan secara individual
ataupun klasikal. Waktu untuk mengerjakan tes ini kurang lebih 30 menit.
Contoh intruksi dari Tes SPM:
“Disini ada sepotong kain tetapi ada bagian yg hilang.
Coba pilih dari 6 pilihan di bawahnya mana yg cocok untuk mengisi bagian yg
hilang. Apakah sudah mengerti cara mengerjakannya?”
Skor SPM adalah jumlah jawaban yang betul,
kemudian skor mentah ini diubah menjadi skala persentil. Skala persentil
ini digolongan menjadi lima tingkatan yang merupakan
tingkat inteligensi subjek (Raven, 1960) yaitu:
Grade I: Intellectually superior untuk persentil
95 atau lebih.
Grade II: Definitely above average untuk
persentil 75 atau lebih.
Grade III: Intellectually average untuk persentil
antara 25 – 75
Grade IV: Definitely below average untuk
persentil25 - 10
Grade V: Intellectually defective untuk persentil
di bawah 10
Aspek yg diukur pada tes ini yaitu:
1. Daya Abstraksi: kemampuan menangkap, membayangkan
dan menganalisa suatu hal yg ditangkap atau dilihat indera secara abstrak.
2. Berpikir Logis atau Menalar: kemampuan umenarik
kesimpulan menurut aturan logika dan membuktikan bahwa kesimpulan itu benar.
3. Berpikir Sistematis: kemampuan umengerjakan atau menyelesaikan
suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah, atau perncanaan yg tepat,
efektif, dan efisien.
4. Kecepatan dan Ketelitian: kemampuan untuk
menangkap, mengolahinformasi dengan cepat dan teliti.
5. Konsentrasi: kemampuan umemberi atensi atau perhatian
terhadap suatu hal dalam suatu hal dalam suatu waktu dengan baik.
4. WAIS
Test Wechsler mula-mula diterbitkan pada tahun 1939
dengan nama Wechsler – Bellevue Intelligence Scale (Biasa di singkat W – B) dan
revisinya diterbitkan tahun 1955 dengan nama Wechsler Adult Intelligence Scale
(WAIS). Tes Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah skala inteligensi
Wechsler yang standar untuk mengukur potensi inteligensi subyek dewasa usia 16
tahun sampai 75 tahun atau lebih, yang penyajiannya secara individual.
WAIS mengukur dua aspek kemampuan potensial subyek
yaitu aspek Verbal dan aspek Performance. Wawasan yang diukur oleh kedua aspek
tersebut yaitu:
1.
Aspek Verbal:
Informasi, rentang angka, pengertian, hitungan, pemahaman, persamaan.
2.
Aspek Performance:
melengkapi gambar, mengatur gambar, rancangan gambar, merakit obyek, symbol
angka.
Skala Verbal terdiri dari:
1.
Informasi
Berisi 29 pertanyaan
mengenai pengetahuan umum yang dianggap dapat diperoleh oleh setiap orang dari
lingkungan sosial dan budaya sehari-hari dimana ia berada. Nilai dilihat dari
satu angka dari tiap-tiap jawaban yang benar.
2.
Rentang Angka
Berupa rangkaian angka
antara 3 sampai 9 angka yang disebutkan secara lisan dan subjek diminta untuk
mengulangnya dengan urutan yang benar.
3.
Pengertian
Berisi 14 soal. Nilai
dilihat dari soal 1 dan 2 masing-masing dinilai 2 atau 0 Soal 3-14
masing-masing dinilai, 2, 1 dan 0.
4.
Hitungan
Berupa problem hitungan
yang setaraf dengan soal hitungan di sekolah dasar. Nilai dilihat dari tiap
jawaban yang benar.
5.
Pemahaman
Isi subtes ini dirancang untuk
mengungkap pemahaman umum.
6.
Persamaan
Berupa 13 soal yang
menghendaki subjek untuk menyatakan pada hal apakah dua benda memiliki
kesamaan. Tiap-tiap soal dinilai 2, 1 atau 0
Skala Performance terdiri dari:
1.
Melengkapi Gambar
Subjek diminta
menyebutkan bagian yang hilang dari gambar dalam kartu yang jumlahnya 21 kartu.
2.
Mengatur Gambar
Berupa delapan seri
gambar yang masing-masing terdiri dari beberapa kartu yang disajikan dalam
urutan yang tidak teratur.
3.
Rancangan Balok
Terdiri atas suatu seri
pola yang masing-masing tersusun atas pola merah-putih. Setiap macam pola
diberikan di atas kartu sebagai soal.
4.
Merakit Objek
Terdiri dari
potongan-potongan langkap bentuk benda yang dikenal sehari-hariyang disajikan
dalam susunan tertentu.
5.
Simbol Angka
Berupa Sembilan angka
yang masing-masing mempunyai simbolnya sendiri-sendiri. Subjek diminta menulis
symbol untuk masing-masing angka di bawah deretan angka yang tersedia sebanyak
yang dapat dia lakukan selama 90 detik.
Tujuan dari WAIS yaitu untuk mengungkap intelligensi orang dewasa. Tujuan pemisahan verbal dan
performence IQ adalah untuk keperluan diagnosa jika misalnya seseorang mendapat
handicap dalam bidang verbal atau cultural.
Persiapan tes WAIS
Ada beberapa petunjuk penting yang harus diperhatikan
oleh tester dan testee
sebelum tes dilaksanakan, antara lain:
-
Untuk tes WAIS
yang berperan aktif dalam menulis jawaban pada Lembar Jawaban adalah tester
kecuali pada subtes persoalan Simbol Angka. Testee juga tidak diperkenankan
mencoret-coret Lembar Jawaban
-
Setiap Subtes
persoalan yang akan disajikan didahului oleh petunjuk-petunjuk dan
perintah-perintah yang berbeda dari tester
-
Tester harus
benar-benar memperhatikan Batas Waktu, petunjuk dan perintah “HENTIKAN” pada
setiap subtes agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan penilaian.
-
Setiap subtes
mempunyai Batas Waktu tertentu. Apabila testee tidak dapat menyelesaikan
seluruh soal pada setiap persoalan dalam waktu yang telah ditetapkan, sebaiknya
testee tetap tenang, tidak perlu gelisah dan tidak terpengaruh oleh peroalan
yang telah berlalu, tetap berfkir jernih dan konsentrasi pada perintah-perintah
berikutnya.
5. WISC
Tes intelegensi untuk mengukur kemampuan dan intelegensi
seseorang. Wechler (1949) menciptakan skala intelegensi pada anak-anak yang di
kembangkan berdasarkan skala W-B (Wechsler-Bellevue Intelligence Scale) dan di
namakan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children). Pada tahun 1974 di
revisi menjadi WISC-R (huruf R singkatan dari revised). Tes ini dipakai untuk
mengukur intelegensi anak-anak usia 6 sampai 16 tahun.
WISC-R terdiri dari 12 sub tes yang dikelompokkan
menjadi dua golongan yaitu skala verbal dan skala performan.
SKALA VERBAL
1.
Information
(Informasi)
2.
Comprehension
(Pemahaman)
3.
Arithmetic
(Hitungan)
4.
Similarities
(Kesamaan)
5.
Vocabulary
(Kosakata)
6.
Digit span
(Rentang angka)
SKALA PERFORMANSI
1.
Picture Completion
(Kelengkapan gambar)
2.
Picture
Arrangement (Susunan gambar)
3.
Block Design
(Rancangan balok)
4.
Object Assembly
(Perakitan Objek)
5.
Coding (Sandi)
6.
Mazes (Taman
sesat)
Tes Kemampuan Kerja
1. Kreaplin
Tes Kraeplin merupakan salah satu jenis tes yang
diciptakan oleh seorang psikiater jerman bernama Emilie kraepelin pada tahun
1856 – 1926. Yang pada mulanya bertujuan untuk membedakan antara orang yang
normal dan tidak normal. Tetapi dalam perkembangannya, tes ini digunakan oleh
sebagian pihak dalam rangka mengetahui bakat yang dimilki untuk penempatan
kerja.
Menurut Anne Anastasi (Psychological Testing), tes
Kraeplin merupakan sebuah ‘Speed Test’. Dengan ciri utama dari sebuah speed tes
adalah tidak adanya waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua soal. Jadi pada
tes ini, testee memang tidak diharapkan untuk dapat menyelesaikan sepenuhnya
setiap jalur, tapi penilaian yang dilihat disini adalah bagaimana kecepatan
kerja, ketelitian, konsentrasi, stabilitas dan ketahanan yang dimiliki testee
dalam kerja
Tujuan Test Kraepelin
Tujuan dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan
untuk menentukan sepertia apa tipe performance seseorang, misalnya hasil
penjualan yang rendah, dapat menggindikasi adaya gejala depresi
mental. Terlalu banyak seseorang melakukan salah hitung, dapat
mengindikasikan adanya distraksi mental
Selain itu tes Kraepelin juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa maximum performance
dari seseorang. Hal itulah yang menyebabkan tekanan skoring dan interpresi
lebih didasarkan pada hasil tes yang diperoleh secara obyektif bukan pada arti
proyektifnya.
Dari sana dapat diinterpretasikan
tujuan tes kraepelin yang mencakup 4 hal:
1. Faktor kecepatan (speed factor)
Dimana dalam faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang
dicapai seseorang atau teste saat mengerjakan tes. Apabila hasil yang diperoleh
oleh teste tinggi maka arah karir yang cocok adalah bekerja di bidang
perkantoran. Seperti pekerjan yang berhubungan dengan pembuatan jadwal, grafik,
dan chart. begitu pula sebaliknya jika hasil yang diperoleh randah dapat di
ketehui teste memiliki kecepetan bekerja yang rendah pula.
2. Faktor ketelitian (accuracy factor)
Faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang
diperbuat dalam pengerjaan tes. Jika teste mendapatkan jumlah kesalahan sedikit
maka teste tersebut dapat dikategorikan mempunyai tingkat ketelitian yang
tinggi adapun arah karir yang cocok untuk katagori ini yaitu bekerja pada
bidang manajemen, akutansi, perpajakan, statistika, dan matematika.
3. Faktor keajegan (rithme factor)
Faktor keajegan ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes.
Untuk mengetahui keajegan atau sering disebut dengan kestabilan seseorang maka
dengan cara menskor deret tertinggi dikerjakan dikurangi deret terendah yang
dikerjakan. Jika hasil yang di peroleh teste tinggi, maka dapa ditentukan arah
karir yang cocok yaitu sebagai direktur atau pimpinan perusahaan.
4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
Dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan
tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang dikerjakan oleh teste tersebut.
Administrasi Test Kraepelin
Untuk melakukan tes Kraepelin ada beberapa
hal yang harus disiapkan dan dilakukan daiantaranya sebagai berikut:
Alat yang Dibutuhkan
· Lembar tes
Kraepelin, tes ini terdiri dari 45 lajur angka, namun biasanya yang dikerjakan
hanya 40 lajur.
·
Stopwatch
·
Pensil
·
Meja yang cukup
luas
·
Papan tulis, kapur
atau flip chart untuk dipergunakan tester saat menjelaskan pada testee
Prosedur Kerja Dalam Pelaksanaan
Ada beberapa presedur yang harus dilakukan, atau diterapkan saat ingin
melakukan tes Kraepelin.
1. Teste di bagikan lembar tes pada testi
2. Teste diminta mengisi identitas pada tempat yang sudah
ditentukan dalam lebar tes, dan tidak membuka lembaran tes sebelum
diinstruksikan.
3. Teste memberikan contoh mengisi/menjawab lembar tes di
papan tulis.
Instruksi: “dalam tes ini anda akan menghadapi kolom – kolom yang terdiri dari
angka”. Tugas anda adalah “:
1. Jumlahkan tiap – tiap angka dengan angka diatasnya,
kerjakan dari atas kebawah.
2. Dari angka hasil penjumlahan tersebut, anda cukup
menuliskan angka satuannya saja, misalnya hasil penjumlahan itu adalah 14, maka
anda hanya menulis angka 4 disamping kanan – antara kedua angka tersebut.
3. Bila anda membuat kesalahan dalam menjumlahkan,
misalnya anda menjawab 8 padahal jawabannya adalah 3, maka anda tidak perlu
menghapusnya. Anda cukup mencoret dengan satu garis angka yang salah tersebut
dan menggantinya dengan angka yang benar.
4. Setiap mendengar ketukan (dicontohkan) , maka anda
harus pindah ke lajur selanjutnya disebelah kanan. Dan mulailah kembali
mengerjakan dari bawah keatas di lajur yang baru tersebut.
5. Anda hendaknya bekerja secepat dan seteliti mungkin.
6. Sebagai latihan marilah kita mengerjakan contoh yang
terdiri dari 2 lajur angka yang terdapat pada lembaran tes. Kita mulai dari
lajur kiri, mulai dari bawah dijumlahkan dengan angka diatasnya. “ya mulai”…
setelah 30 detik beri ketukan, “stop, pindah kekolom selanjutnya”. Setelah 30
detik beri ketukan dan ucapkan “ya berhenti”. Setelah mengerjakan contoh
pastikan semua testi mengerjakan dengan benar. “sekarang semuanya sudah paham?”
, “sekarang letakkan dulu alat tulis anda”.
7.
Anda buka kertas
yang ada dihadapan anda, bila saya beri tanda mulai maka anda mulai mengerjakan
dari kolom paling kiri dari bawah keatas. Bila saya ketuk maka anda harus
pindah kekolom selanjutnya.
“Siap?”, “mulai !!”
2. Pauli
Tes Pauli dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr. Richard
Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss.
Tujuan pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas
perbedaan kondisi individu, melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui
pengaruh sikap kerja terhadap prestasi. Aspek kepribadian yang diukur dalam tes
Pauli antara lain:
1. Kekuatan kemauan
2. Daya tahan dan keuletan
3. Ketekunan dan konsentrasi
4. Daya penyesuaian
5. Vitalitas/energi (dengan asumsi, energi = prestasi)
6. Kecermatan dan ketelitian
7. Stabilitas emosi
8.
Sikap terhadap
tugas, sikap dalam menghadapi tantangan, dan cara mengendalikan diri.
Meskipun tes Pauli banyak mengukur sikap kerja namun tes Pauli
masih dapat digolongkan tes kepribadian karena unsur yang paling kuat dalam tes
Pauli adalah kemauan (motivasi) dan juga kemampuan. Hasil kerja merupakan
fungsi dari motivasi dan kemampuan. Motivasi merupakan hasil dari niat dan
kemauan. Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan
motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara umum, dan kemampuan
untuk membedakan hal yang penting. Seseorang bisa mencapai/ menghasilkan
sesuatu dengan melakukan kegiatan-kegiatan/ bekerjadalam suatu kerja selain
dibutuhkan kemauan juga harus didukung oleh faktor stabilitas emosi dan
ketahanan dalam bekerja.
Administrasi Tes PAULI
Persiapan:
·
Menyiapkan
stopwatch yang siap pakai
·
Menuliskan contoh
Pauli di papan tulis, misalnya:
7
2 9 2 6 8
2 7 8 6 4 2
·
Membagikan lembar
tes Pauli dengan isian untuk Nomor, Nama, dan sebagainya terletak di sebelah
atas
·
Membagikan pinsil,
kalau memungkinkan setiap Testee mendapat tiga batang
Instruksi:
·
Kepada saudara
telah dibagikan lembar tes lain.
·
Ambillah lembar
tersebut dan isilah dengan bolpen:
Nomor: Nomor pemeriksaan Saudara
Nama: Nama lengkap Saudara
Tgl. Lahir: Tanggal, bulan, dan tahun lahir Saudara
Tgl. Pmr: Tanggal hari ini (tester menyebutkan tanggal, bulan, dan
tahunnya)
Jam: (tester menyebutkan pukul berapa saat itu, boleh ditambah 5-10
menit)
·
Jika sudah
selesai, letakkanlah alat tulis Saudara dan perhatikan ke depan.
·
Kita lihat lembar
tes ini penuh tercetak angka-angka. (Tester menunjukkan lembar tes Pauli yang
dipegang kepada Testee)
·
Tugas Saudara
sangat sederhana, yaitu MENJUMLAH, Namun cara menjumlahnya
istimewa, yang nanti akan saya tunjukkan di papan tulis. Jumlahkanlah setiap
angka dengan angka yang ada di bawahnya, dan hasilnya harus dituliskan di
sebelah kanan di antara kedua angka yang saudara jumlahkan itu.
·
Angka puluhan
harus dibuang.
·
Lihatlah ke papan
tulis (tester memberi contoh penjumlahan di papan tulis) 7 + 2 = 9 2 + 8 = 0
karena angka puluhan harus dibuang, 8 + 7 = 5 karena angka puluhan harus
dibuang.
·
Setelah sampai di
bawah seperti ini (Tester menunjukkan akhir kolom pertama di papan tulis),
segera ganti ke kolom berikutnya (tunjukkan di papan tulis), dan
lanjutkan penjumlahan seperti tadi kolom demi kolom dari atas ke bawah. (berikan
contoh di papan tulis)
·
Pada saat Saudara
menjumlahkan angka-angka ini, pada waktu-waktu tertentu akan terdengar aba-aba
GARIS! Pada setiap aba-aba GARIS, Saudara harus memberi garis di bawah angka
hasil penjumlahan terakhir yang pada waktu itu sedang Saudara tulis dan
meneruskan penjumlahan Saudara sampai terdengar aba-aba BERHENTI!. (Tester
memberikan contoh di papan tulis dan menjelaskannya)
·
Apabila Saudara
sampai pada akhir lembar ini…(Tester menunjukkan akhir lembar depan tes
Pauli), masih tersedia angka-angka di lembar belakangnya. Lembar ini
dicetak istimewa sehingga cara membaliknya juga istimewa, seperti ini. (Tunjukkan
contohnya dan kembalikan lagi pada posisi semula)
·
Pekerjaan ini
harus dilakukan secepatnya-cepatnya. Oleh karena itu, sebaiknya jangan ada
benda-benda yang menghalangi di meja Saudara, dan atur posisi duduk senyaman
mungkin.
·
Apakah ada
pertanyaan? (tunggu sebentar)
·
Jika tidak ada,
sekali lagi kami ingatkan bahwa pekerjaan ini harus dilakukan secepat-cepatnya.
·
Ambillah pensil
Saudara.
·
Siap..(tunggu
sebentar) MULAI!
(Setelah garis yang ke-20, berilah tambahan waktu sekitar 15 detik,
kemudian…)
·
BERHENTI! Tidak
usah digaris. Letakkan pinsil Saudara. (Tunggu sebentar, biasanya Testee
sedikit “ribut” sambil melemaskan tangannya…)
·
Sekarang
perhatikan ke depan
·
(Kalau ada
Testee yang mengerjakan lebih dari satu lembar Pauli, tambahkan petunjuk di
bawah ini…)
Bagi saudara yang tadi menambah lembar tes, silakan lembar kedua diisi
identitas Saudara seperti lembar pertama, kemudian tumpuklah kedua lembar
tersebut dengan lembar pertama di atas dan nama Saudara di bagian atas.
(Jika tidak ada yang dua lembar, langsung dilanjutkan…)
·
Harap lembar tes
tersebut Saudara lipat menjadi dua yang persis sama seperti ini (Tunjukkan
caranya kepada Testee). Setelah itu lipat sekali lagi menjadi dua seperti
ini (Tunjukkan caranya kepada Testee, tunggu sampai semua Testee selesai
melakukannya).
·
Jika sudah
selesai, letakkan letakkan lembar tersebut di sisi meja yang kosong. Kami akan
mengumpulkan tes tersebut beserta pinsil yang kami pinjamkan.
(Tester mengumpulkan tes Pauli dan pinsil, menghitungnya secara cepat. Kalau
jumlahnya sudah sesuai, tester memberikan kata penutup seperti yang terdapat
pada Wasana Kata).
Tes Evaluasi Belajar
Tes
merupakan serangkaian soal yang harus dijawab oleh siswa. Dalam hal ini, tes
hasil belajar dapat digolongkan kedalam tiga jenis berdasarkan bentuk
pelaksanaanya, yaitu (a) tes lisan, (b) tes tulisan, dan (c) tes tindakan atau
perbuatan. Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan
kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal
atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan
tangan maupun menggunakan komputer. Sedangkan, Tes lisan dilakukan dengan
pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru dan murid. Sedangkan, Tes
perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit
kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik.
Dari
segi fungsi tes di sekolah, tes dibedakan menjadi:
1.
Tes Formatif
Tes
yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama proses pembelajaran
berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat
tes formatif bagi peserta didik adalah:
- Untuk
mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap unit
pembelajaran.
- Merupakan
penguatan bagi peserta didik.
- Merupakan
usaha perbaikan bagi siswa, karena dengan tes formatif peserta didik
mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
- Peserta didik
dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya.
2.
Tes Summatif
Diberikan
dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam
bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau akhir semester.
3.
Tes Penempatan
Tes
yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik
atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam
belajar.
4.
Tes Diagnostik
Tes
yang digunakan untuk mendiagosis penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang
baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang mengganggu kegiatan
belajarnya.
Tes Inventory
1. Papi Kostick
Tes PAPI Kostik di buat oleh Guru Besar Psikologi
Industri asal Massachusetts, Amerika, Dr. Max Martin Kostick, pada
awal tahun 1960. PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian
(psychodynamics) dengan memperhatikan keterkaitan dunia sekitarnya (environment) termasuk
perilaku dan nilai perusahaan (values) yang diterapkan dalam
suatu perusahaan atau situasi kerja dalam bentuk motif (need) dan
standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role) yang
terekam saat psikotest.
Secara singkat, PAPI Kostick merupakan laporan
inventori kepribadian (self report inventory), terdiri atas 90
pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang menyangkut 20
aspek keribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan (leadership), arah
kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi
social (social nature), gaya bekerja (work style), sifat
temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan (followership).
Penyajian Alat Tes PAPI
Kostick
Waktu Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tes PAPI Kostick secara tertulis, tidak ada batasan
waktu yang diberikan. Durasi pengerjaan tes tergantung pada kecepatan testi
dalam menjawab semua pernyataan yang tersedia. Namun, pada umumnya testi dapat
menyelesaikan menjawab semua pernyataan pada tes ini dalam waktu kurang lebih
antara 35 menit sampai dengan 45 menit.
Materi Tes
·
Buku soal tes PAPI Kostick
·
1 lembar jawaban tes PAPI Kostick
·
1 lembar psikogram tes PAPI Kostick
·
1 Buku norma tes PAPI Kostick
Alat Test
Stopwatch
untuk menghitung waktu pengerjaan tes
Instruksi Tes
·
Ada 90 pasang pernyataan, pilihlah salah satu
dari setiap pasangan pernyataan tersebut yang Anda anggap paling dekat
menggambarkan diri Anda. Bila tidak satupun dari sebuah pasangan pernyataan
yang cocok, pilihlah yang Anda anggap benar.
·
Lingkarilah tanda panah pada setiap pernyataan
yang Anda pilih pada lembar jawaban yang tersedia.
Contoh:
·
Saya adalah pekerja keras
·
Saya tidak mudah murung
Dalam hal ini, Anda melingkari tanda anak panah “a”, karena pernyataan “a”
merupakan gambaran diri Anda. Tetapi jika pernyataan “b” lebih sesuai dengan
diri Anda, maka lingkarilah tanda anak panah pada pernyataan “b”.
Pelaksanaan Tes
Tester membagikan 1 buku soal dan lembar jawaban pada testi. Tester meminta
testi mengisi kolom identitas pada kolom yang telah tersedia pada lembar
jawaban. Tester memberikan instruksi tata cara pelaksanaan tes PAPI Kostick
pada testi. Kemudian testi diberi kesempatan bertanya kepada tester. Dan jika
tidak ada pertanyaan, tester memberikan instruksi mulai mengerjakan tes PAPI
Kostick sambil mengaktifkan stopwatch. Setelah tes selesai, testi diminta
mengecek kembali jawabannya dan cara menjawabnya.
2. NEO PI-R
Sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan
McCrae dengan cara menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five
Traits (Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, Neuroticism).
Mereka membedakan masing-masing dari kelima dimensi kepribadian tersebut dengan
mengembangkan enam facet yang sifatnya lebih spesifik. Setiap facet diukur oleh
8 item, maka NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item).
Kelebihan dari alat ukur NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga
memudahkan untuk mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda.
Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kecenderungan
emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan terhadap pengalaman baru,
kecenderungan untuk tunduk pada orang lain, dan kemampuan individu dalam
berorganisasi.
3. DISC
Sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya
kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam
penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan
pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya
alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes), DISC pertama kali digunakan untuk
kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses
penerimaan tentara AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II. Setelah
keandalannya terbukti, kemudian DISC secara bertahap dipakai untuk kepentingan
rekrutmen yang lebih umum.
Sistem DISC
DISC personality system merupakan bahasa universal mengenai perilaku.
Penelitian mengelompokkan karakteristik perilaku dalam empat bagian utama yang
disebut sebagai gaya kepribadian. Orang dengan gaya yang serupa cenderung
menampilkan ciri perilaku yang mirip. Setiap individu memiliki keempat gaya
ini, akan tetapi bervariasi menurut intensitasnya. DISC merupakan akronim 4
tipe kepribadian yang berarti:
1. Dominant (D)
Orang yang
Dominant tinggi akan bersifat asertif (tegas) dan langsung. Biasanya mereka
sangat independen dan ambisius. Dalam pemecahan masalahnya, tipe dominan ini
melakukan pendekatan yang aktif dan cepat menyelesaikan masalah. Mereka ini
orang yang cukup gagah, mereka sangat menyukai tantangan dan persaingan. Mereka
dipandang orang lain sebagai orang yang berkemauan keras. Oleh karena itu
mereka menginginkan segala sesuatu sesuai dengan kemauan mereka.
2. Influencing (I)
Tipe Influencing ini senang berteman. Mereka suka menghibur orang lain dan
bersifat sosial. Dalam penyelesaian masalah atau mengerjakan sesuatu, mereka
banyak mengandalkan keterampilan sosial. Orang yang bersifat interpersonal ini
senang berpartisipasi dalam kelompok dan suka bekerja sama. Keterbukaan
sikapnya membuat orang lain memandang dirinya sebagai pribadi yang gampang
bergaul dan ramah. Biasa nya pribadi seperti ini memiliki banyak teman. Tipe
antarpribadi ini, tipe orang yang emosional karena mereka mudah mengungkapkan
emosi kepada orang lain, emosional disini artinya bukan mudah marah, tetapi
mudah mengungkapkan isi hatinya. Mereka lebih merasa nyaman berurusan dengan
emosi daripada hal lain.
3. Steadiness (S)
Orang yang bertipe Steadiness ini adalah orang yang berkeras hati, gigih, dan
sabar. Mereka mendekati dan menjalani kehidupan dengan memanfaatkan standar
yang terukur dan stabil. Pada umumnya, mereka tidak begitu suka kejutan.
Pribadi steadiness ini tidak banyak menuntut dan bersifat akomodatif. Mereka
sangat ramah dan memperlihatkan kesetiaannya kepada mereka yang ada
disekitarnya. Mereka sangat menghargai ketulusan. Orang yang bertipe steadiness
ini jujur dan mengatakan apa adanya dan berharap orang lain melakukan hal yang
sama. Orang lain memandang mereka sebagai orang yang tenang, berhati-hati dan
konsisten dalam cara mereka menjalani kehidupan. Memiliki tingkat ketabahan
yang luar biasa. Mereka dapat mempertahankan fokus dan kepentingan mereka dalam
jangka waktu yang lama dibandingankan orang lain yang mampu melakukan.
4. Conscientiousness (C)
Teliti, begitu sebutan untuk tipe orang ini. Tipe teliti ini sangat tertarik
pada presisi (ketelitian dan kecermatan) dan juga dengan akurasi (kecepatan).
Mereka menyukai segalanya serba teratur dan jelas. Dan mereka sangat fokus
terhadap fakta, menginginkan adanya bukti. Orang tipe Conscientiousness ini
sangat menghargai peraturan, mereka tidak suka melanggar peraturan. Dalam
beraktivitas pun begitu, menggunakan sistematis dan aturan-aturan agar semuanya
terkelola dengan baik. Mengatasi konflik secara tidak langsung. Dihadapan orang
lain, mereka dipandang pasif dan selalu mengalah.
Manfaat DISC
·
Memberikan
pemahaman tentang diri seseorang terkait dengan kelebihan dan kekurangan
dirinya (secara garis besar untuk memahami tipe kepribadian).
·
Perencanaan masa
depan yang lebih baik.
·
Penempatan yang
sesuai dengan keunikan seseorang.
Form DISC dibagi menjadi 2 tipe
yaitu:
1. Form tipe A
Berisikan 24 nomor soal yang dibagi dalam kotak-kotak dengan 4 kalimat pendek
termuat dalam setiap kotaknya.
Instruksi
Mulailah dengan memilih “setting” yang akan Anda pilih sebagai respon Anda,
misalnya pilih “rumah”, “pekerjaan”, “sosial”. Setiap kotak dibawah ini memuat
4 kalimat pendek. Baca dengan teliti setiap kalimat dalam kotak tersebut.
Kemudian sesuai setting yang Anda pilih, lingkarilah. Disamping kalimat yang
PALING tepat mencerminkan diri Anda dalam setting tersebut. Kemudian
lingkarilah disamping kalimat yang KURANG menggambarkan diri anda dalam setting
tersebut. Masing masing kotak, pilihlah satu respon yang PALING dan KURANG.
2.
Form tipe B
Instruksi
Setiap nomor ada 4 kata yang berbeda. Pilihlah satu kata yang paling
menggambarkan diri Anda dengan memberikan tanda silang (X) di depan kata yang
Anda pilih tersebut.
4. MBTI
Tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe
kepribadian seseorang dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine
Cook Brigss dan putrinya, Isabel Brigss Myers. Mereka mengembangkan tes ini
sejak perang dunia II (1939-1945). Mereka percaya bahwa pengetahuan akan
kepribadian dapat membantu perempuan yang akan memasuki dunia kerja di bidang
industri. Setelah mengalami pengembangan, akhirnya tes MBTI ini pertama kali
dipublikasikan pada tahun 1962.
Sampai saat ini, tes MBTI adalah tes kepribadian yang
paling banyak dipakai di dunia. Tes ini juga dipakai untuk mengetahui karakter
kepribadian karyawan perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang
membuat potensi karyawan tersebut optimal. Diantara sekian banyak tes
kepribadian yang paling akurat dan paling banyak digunakan adalah MBTI (Myers
Brigss Type Indicator).
Tes ini secara
khusus bertujuan untuk mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-tipe
kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi
dalam melakukan tes bagi pesertanya. Kuesioner ini didasarkan pada empat skala,
yang menghasilkan enam belas kemungkinan kombinasi atau tipe-tipe kepribadian
yang luas. MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan.
Masing-masing memiliki sisi positif dan sisi negatif. Berikut empat skala
kecenderungan MBTI, yaitu:
1. Ekstrovert (E) vs Introvert (I)
Dimensi IE untuk melihat orientasi energy, apakah ke dalam atau keluar.
Ekstrovert artinya pribadi yang menyukai dunia luar. Tipe kepribadian ini
senang bergaul, menyenangi interaksi sosial, menyukai aktivitas dengan orang
lain, dan berfokus pada dunia luar. Sebaliknya, tipe introvert adalah pribadi
yang menyukai dunia dalam (diri sendiri). Tipe ini suka menyendiri, merenung,
membaca, menulis, dan tidak terlalu menyukai pergaulan dengan banyak orang.
Individu dengan tipe kepribadian ini mampu bekerja sendiri, berkonsentrasi dan
fokus. Tipe kepribadian ini bagus dalam pekerjaan pengolahan data dan back
office.
2. Sensing (S) vs Intuition (I)
Dimensi SI melihat bagaimana individu memproses data. Sensing memproses data
dengan cara bersandar pada fakta yang konkret, praktis, realistis dan melihat
data apa adanya. Sensing menggunakan pedoman pengalaman dan data konkret serta
memilih cara-cara yang sudah terbukti. Individu tipe kepribadian ini fokus pada
masa kini atau hal-hal apa saja yang bisa diperbaiki pada masa sekarang.
Individu sensing bagus dalam perencanaan teknis dan detail aplikatif. Tipe
intuition memproses data dengan melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak,
konseptual, serta melihat bagaimana kemungkinan yang bisa terjadi. Tipe intuition
berpedoman pada imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada masa depan atau
apa yang akan dicapai pada masa mendatang. Tipe ini sangat inovatif, penuh
insprasi dan ide unik, bagus untuk penyusunan konsep, ide dan visi jangka
panjang.
3. Thinking (T) vs Feeling (F)
Dimensi ketiga melihat bagaimana seseorang dapat mengambil keputusan. Thinking
adalah selalu menggunakan logika dan melakukan analisa dalam mengambil
keputusan, cenderung berpusat pada tugas dan objektif. Terkesan kaku dan keras
kepala, menerapkan prinisip dengan konsisten dan bagus untuk melakukan analisa
serta menjaga prosedur atau standar. Sementara feeling adalah tipe kepribadian
yang melibatkan perasaan, empati, serta nilai-nilai yang diyakini pada saat
pengambilan keputusan. Tipe ini berorientasi pada hubungan dan subjektif.
Bersifat akomodatif tetapi lebih terkesan memihak, empatik dan menginginkan
harmoni dan bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.
4. Judging (J) vs Perceiving (P)
Dimensi terakhir melihat bagaimana derajat fleksibilitas seseorang. Judging
pada hal ini bukanlah judging untuk menghakimi, namun pada hal ini bertumpu
pada rencana yang sistematis, senantiasa berpikir dan bertindak teratur. Tipe
judging tidak suka akan hal-hal mendadak atau diluar perencanaan. Individu tipe
ini bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur, dan perencanaan step by step.
Tipe perceiving adalah mereka yang bersifat spontan, adaptif, dan bertindak
secara acak untuk melihat berbagai peluang yang muncul. Perubahan mendadak bukanlah
suatu masalah bagi tipe ini. Bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi
mendadak.
5. EPPS
Tes EPPS (Edward Personality Preference Schedule)
merupakan tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini
dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan
yang harus dimiliki manusia.
EPPS umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu tes
yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Jadi, penekanannya pada
penyelesaian tugas bukan waktunya. Dalam mengerjakan tes EPPS semua item harus
dijawab, apabila ada satu item saja yang terlewatkan maka interpretasi secara
akurat tidak dapat dilakukan. Tes EPPS dapat diberikan secara individual maupun
klasikal. Latar belakang awalnya adalah untuk konseling dan orientasinya adalah
untuk orang-orang yang normal (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).
Tes EPPS bertujuan untuk mengungkap
15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk tes EPPS berupa pasangan-pasangan
pernyataan berjumlah 225 pasang. Tugas subyek adalah memilih satu pernyataan
dari pasangan-pasangan pernyataan yang disajikan yang cocok atau sesuai dengan
dirinya. Dari 225 pasang pernyataan ada 15 pasang yang sama. Tujuannya adalah
untuk mengetahui kesungguhan atau konsistensi subyek dalam mengerjakan tes.
Apabila konsisten dapat dikatakan bahwa subyek bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan tes dan menjadi valid untuk diskor. Standar konsistensi pengerjaan
EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9 sudah dapat dikatakan valid
untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).
Administrasi Tes EPPS
Tidak ada batas waktu untuk mengerjakan soal EPPS,
namun subyek di motivasi untuk mengerjakan secepat-cepatnya kurang lebih 45
menit. Hal ini dilakukan untuk menekan social desirability. Jika memberikan
waktu seluas-luasnya, maka subyek diberikan waktu berpikir lebih lama, sehingga
akan memengaruhi jawaban yang diberikan subyek. Sebelum tes berakhir, ada
baiknya penguji meminta subyek untuk mengecek kembali identitas dan jawaban
supaya tidak ada soal yang terlewat.
Instruksi
·
Pada
halaman-halaman berikut, Anda akan membaca sejumlah pernyataan mengenai
berbagai hal yang mungkin menggambarkan diri Anda atau mungkin juga tidak
menggambarkan diri Anda, dan pernyataan-pernyataan tersebut selalu disajikan
berpasangan.
·
Perhatikan contoh
dibawah ini :
A: Saya suka bebicara tentang diri saya dengan orang
lain
B: Saya suka bekerja untuk suatu tujuan yang telah
saya tentukan bagi diri saya.
Manakah dari dua pernyataan tersebut yang lebih
menggambarkan diri Anda?
Bila Anda lebih mirip pernyataan A, maka hendaknya
Anda memilih jawaban A. Tetapi bila Anda lebih mirip pernyataan B, maka
hendaknya Anda memilih jawaban B. Mungkin Anda mirip dengan pernyataan A dan B
sekaligus kedua-duanya. Dalam hal ini, Anda diminta untuk tetap memilih satu
diantara keduanya. Dan hendaknya Anda tetap memilih yang lebih mirip diri Anda.
Sekiranya Anda tidak mirip kedua-duanya, hendaklah Anda memilih yang tidak
terlalu jauh berbeda dengan gambaran diri Anda.
·
Beberapa pasangan
pernyataan adalah mengenai hal-hal yang Anda suka seperti pernyataan A dan
pernyataan B pada contoh diatas. Pasangan-pasangan lain adalah mengenai
bagaimana perasaan Anda.
Lihatlah contoh berikut
ini:
A: Saya bersusah hati, bila gagal dalam sesuatu.
B: Saya merasa
gugup bila harus bicara di depan orang banyak.
Yang manakah dari kedua
pernyataan diatas lebih menggambarkan perasaan Anda?
Kalau pernyataan A lebih
menggambarkan diri Anda daripada pernyataan B, maka hendaknya Anda memilih
jawaban A. Sekiranya pernyataan kedua lebih menggambarkan diri Anda, maka
hendaknya Anda memilih jawaban B. Bila kedua pernyataan itu dengan tepat
menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih yang lebih dekat
menggambarkan diri Anda. Bila tidak satupun diantara dua pernyataan itu dengan
tepat menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih yang
ketidaktepatannya dengan gambaran diri Anda tergolong kurang (sedikit)
dibandingkan dengan pernyataan lainnya. Setiap pilihan Anda hendaknya
didasarkan atas kemiripan dengan gambaran atau perasaan Anda sekarang. Dan
tidak didasarkan atas hal-hal yang Anda anggap wajar.
·
Ini bukanlah suatu
tes, disini tidak ada jawaban yang tergolong betul atau salah. Apapun yang Anda
pilih, hendaknya merupakan suatu penggambaran dari hal-hal yang Anda lakukan
atau perasaan Anda. Tetapkan pilihan Anda setelah membaca pernyataan yang
berpasangan ini, dan jangan ada yang Anda lewati tanpa memilih.
Pasangan-pasangan pernyataan ada pada halaman-halaman berikut ini serupa dengan
contoh yang telah diberikan di atas. Bacalah setiap pasangan dan pilihlah
pernyataan yang lebih menggambarkan diri Anda dengan cara melingkari huruf A
atau B.
Tes Grafis
Merupakan
salah satu bentuk test yang akan menilai kepribadian seseorang yang mana dilihat
berdasarkan gambar yang dibuatnya.
1. WZT/Wartegg
sebuah tes proyeksi sederhana yang berupa setengah
kertas ukuran A4 dengan delapan buah kotak yang dibatasi garis tebal. Dalam
setiap kotak terdapat rangsang-rangsang tertentu yang masing-masing kotaknya
akan memberikan kesan spesifik yang berbeda-beda dan tentu saja reaksi yang
berbeda pula sesuai dengan kepribadian seseorang.
Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg
dalam karyanya Gestaltung und Character sebagai suatu outline untuk tipologi
tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data berupa bentuk/gambar
yang ambigu di tiap 8 kotaknya.
Tujuan tes ini untuk mengeksplorasi struktur kepribadian
dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, dan fungsi realita,
sejauhmana masalah-masalah yang ada “meluas” dalam diri individu dan melihat
abnormalitas manusia.
Alat yang digunakan dalam tes ini:
§ Menyiapkan stopwatch yang siap pakai
§ Menggambar Tes Wartegg di papan tulis
§ Membagikan lembar Tes Wartegg dan sebatang pinsil HB
Intruksi pelaksanaan tes:
-
Ambillah lembar
tes itu dan isilah dengan bolpen
-
Nomor: Nomor
pemeriksaan
-
Nama: Nama lengkap
-
Tanggal Lahir:
Tanggal, bulan, dan tahun lahir
-
Jenis kelamin:
Lingkarilah huruf L atau P sesuai dengan jenis kelamin
-
Tanggal Pemeriksaan:
Tanggal hari ini
-
Jika sudah
selesai, letakkan alat tulis dan perhatikanlah ke depan.
-
Pada lembar tes
ini kita lihat ada 8 buah kotak
-
Di dalam setiap
kotak terdapat sesuatu yang telah ditentukan, yaitu (sambil ditunjukkan oleh
tester satu demi satu dari kiri ke kanan. Tidak usah sisebut semuanya, cukup
dua saja)
·
Kotak ini: titik
seperti ini
·
Kotak ini:
lengkungan seperti ini
·
Kotak ini:
garis-garis seperti ini
·
Kotak ini: bujur
sangkar seperti ini
·
Kotak ini:
garis-garis seperti ini
·
Kotak ini:
garis-garis seperti ini
·
Kotak ini:
lengkungan titik-titik seperti ini
·
Kotak ini:
lengkungan seperti ini
-
Tugasnya yaitu menggambar!
-
Buatlah satu buah gambar di
dalam setiap kotak.
-
Dibebaskan untuk memilih
kotak mana saja yang akan digambar terlebih dahulu. Pilihlah kotak yang paling
mudah diselesaikan. Tiap kali selesai menggambar sebuah kotak, berilah nomor
yang menunjukkan urutan menggambar.
-
Berilah nomor 1, di luar
kotak, yang akan menunjukka bahwa kotak itu yang digambar pertama.
-
Berilah nomor 2, di luar
kotak, pada kotak yang digambar berikutnya, demikian seterusnya sesuai dengan
keurutan menggambar.
-
Setelah itu pada bagian
lembar tes yang kosong, berilah keterangan tentang gambar itu sesuai dengan urutan
menggambarnya, misalnya:
1.
Gambar ____
2.
Gambar ____
3.
Gambar ____, dan seterusnya.
(Tester memberi contoh di papan tulis)
-
Apabila telah selesai
menggambar semua kotak, pilihlah satu gambar yang dianggap paling mudah
diselesaikan, satu gambar yang dianggap paling sulit diselesaikan, satu gambar
yang paling disukai, dan satu gambar yang paling tidak disukai, dengan
menuliskan simbol berikut di belakang keterangan gambar:
M = Gambar paling mudah S =
Gambar paling sulit
+ = Gambar yang paling disukai - =
Gambar yang paling tidak disukai
-
Apakah ada pertanyaan?
(Tunggu sebentar)
-
Waktunya 15 menit
-
(setelah waktu 15 menit
berlalu)…
-
BERHENTI!! Letakkan pinsil
Saudara…
-
Sekarang letakkan lembar tes
tersebut di sisi meja yang kosong.
2. DAM
Tes Menggambar Orang dilaksanakan secara individual.
Biasanya digunakan untuk keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan
secara klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work
limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia
diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untukkeperluan pemeriksaan non
klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu
pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan
penghapus.
Peralatan yang digunakan dalam tes, peralatan ini
harus disiapkan oleh masing-masing mahasiswa yaitu:
-
2 lembar kertas
putih ukuran 8.5” x 11”
-
pensil (medium
soft)
-
penghapus
(sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
-
lembaran observasi
-
lembaran penyerta
Instruksi pelaksanaan tes:
-
Berikan kertas
gambar dalam posisi vertikal kepada testee.
-
Katakan kepada
testee, “Gambarlah seseorang”.
-
Apabila testee
mengeluh atau mengatakan kesulitannya untuk menyelesaikan tugas ini, katakan
bahwa “Tugas ini tidak ada hubungannya dengan keahlian anda dalam menggambar.
Saya hanya ingin melihat bagaimana anda membuat gambar tersebut”.
-
Selama testee
menggambar, lakukan observasi. Bila gambar testee tidak lengkap, buatlah
catatan di lembar observasi.
-
Setelah testee
selesai menggambar orang dengan lengkap, berikan selembar kertas putih yang
baru (bila klasikal, kertas baru dapat dibagikan beberapa saat sebelum batas
waktu pengerjaan) dan katakan: “Gambarkan pula seorang laki-laki/wanita (yang
berlawanan dengan gambar yang pertama). Hendaknya jangan sekali-kali
mengatakan: “Gambarlah seorang putra atau putri” karena nanti ada kemungkinan
testee menggambarkan seorang anak laki-laki atau seorang anak perempuan.
-
Pada saat testee
membuat gambar kedua, berikan lagi kertas baru untuk tes berikutnya.
-
Jika tes dilakukan
secara time limit, maka saat waktu pengerjaan habis, katakan: “Ya, selesai.
Silakan simpan hasil pekerjaan saudara di sudut kanan meja!”
Peran Tes DAM dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
-
Industri dan
Organisasi: Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam
seleksi karyawanUntuk membuat profil kompetensi, maka metode Assesment Center
masih dpat digunakan. Tes gambar orang ini akan menjadi pelengkap yagn penting
dalam memberikan informasi mengenai individu.
-
Militer: seleksi,
klinis, diagnosa, dll
-
TK: dapat melihat
kesiapan anak untuk sekolah
-
SMA: Penjurusan
-
Kuliah: seleksi,
kesesuaian minat dan bakat.
-
Psikolog: Diagnosa
gangguan kepribadian > kebutuhan terapi
3. BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa
dilaksanakan secara individual maupun klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan
klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika
testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk
keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit”
(dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan
menggunakan penghapus.
Alat yang digunakan dalam tes:
-
lembar kertas
putih ukuran 8.5” x 11”
-
pensil (medium
soft)
-
penghapus
(sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
-
Kertas karton atau
kertas HVS untuk alas menggambar
Instruksi pelaksanaan tes:
-
Berikan kertas
gambar dalam posisi vertikal kepada testee. Jika tes dilakukan secara klasikal,
pemberian kertas ini bisa dilakukan saat testee sedang mengerjakan tes
sebelumnya.
-
Katakan kepada
testee: “Kepada anda telah dibagikan sehelai kertas kosong.
-
Ambillah kertas
itu dan tuliskan identitas anda di sudut kanan atas kertas ini (tunjukkkan
kertas dalam posisi vertikal kepada testee)”.
-
Katakan lagi:
“Gambarlah satu pohon kayu apa saja, kecuali pohon pisang, jenis kelapa,
beringin, jenis pinus, jenis rumput-rumputan, jenis kapuk, bambu, dan
semak-semak”.
-
“Apakah ada
pertanyaan?”
-
Bila testee
mengatakan tidak bisa menggambar, katakan: “Saya tidak melihat baik buruknya
gambar, tetapi melihat cara Saudara menggambar”.
-
Lalu katakana “Jika
sudah paham, silakan mulai menggambar.”
-
Pada saat testee
terlihat hampir menyelesaikan pekerjaannya (sekitar 4-5 menit sebelum batas
waktu pengerjaan – jika waktu dibatasi), bagikan lembar kerja berikutnya
(misalnya lembar Wartegg, dalam posisi tertutup).
-
(Jika testee sudah
selesai menggambar, katakan): “Ya, selesai. Silakan simpan hasil kerja anda di
sudut meja
Peran Tes BAUM dalam Kehidupan Sehari-hari à Metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia.
Pohon yang dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan
symbol-simbol yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu
sendiri. Para psikolog di Indonesia masih menggunakan metode ini sebagai salah
satu alat bantu untuk membangun profil individu.
Psikolog klinis dapat menggunakan metode ini untuk
mencari gambaran kepribadian individu yang lebih mendalam hingga mencari
indikasi patologisnya. Baik itu patologis bersifat kepribadian atau gangguan
yang bersifat medis.
Dari dunia industry/perusahaan, tim rekrutmen masih
menggunakan metode ini sebagai salah satu alat untuk melihat potensi
individu/calon karyawan. Metode ini masih dirasa cukup dapat dipercaya namun
penggunaannya tidak mendalam seperti pada praktisi psikologi klinis.
4. HTP
Tes House Tree Person Drawings (H-T-P) atau
tes Gambar Rumah Pohon Orang ini merupakan tes yang dikembangkan oleh John
Buck. Ia merasa bahwa kreativitas merepresentasikan karakteristik kepribadian
yang disalurkan melalui seni grafis. Buck percaya bahwa dengan gambar, subjek
dapat mengeluarkan kesulitan alam bawah sadar-nya melalui sketsa dari gambaran
proses primer.
Cara Instruksi
Gunakan
tiga lembar kertas, berikan yang pertama dan katakan, “Saya ingin kalian untuk
menggambar rumah sebisa kalian.” Pertanyaan kedua ditanyakan lagi dan
memberikan selembar kertas, “Gambarlah sebuah pohon sebagus sebisa kalian.”
Pertanyaan, dan selembar kertas lagi yang terakhir, “Gambarlah orang sebaik
yang kalian bisa”. Jika ada yang menggambar kepalanya saja, katakan, “Saya
ingin kalian menggambar orang yang utuh, bukan hanya kepalanya saja.”
Anak diberi tahu untuk menggambar sebuah rumah, pohon dan orang dalam
selembar kertas putih. Figur pada gambar memberikan terapis beberapa indikasi
bagaimana perspektif anak tersebut terhadap dirinya di dunia. Figur pada gambar
biasanya juga disebut sebagai refleksi diri.
Pertanyaan
·
Orang
Siapakah orang
ini, berapakah umurnya, apa hal yang digemari orang ini, apa yang tidak
disukai, adakah seseorang yang mencoba untuk menyakitinya, siapa yang mencari
dia?
·
Rumah
Siapakah yang
tinggal di sana, apakah mereka bahagia, ada apa di dalamnya, seperti apa jika
pada malam hari, apakah orang-orang mengunjungi rumah tersebut, adakah yang
ingin ditambahkan oleh orang tersebut pada rumahnya?
·
Pohon
Pohon jenis apakah
ini, berapakah umurnya, hidup di musim apakah pohon ini, adakah seseorang yang
ingin menebangnya, tumbuhan lain apa yang hidup disekitarnya, siapa yang
mengairinya, apakah pohon tersebut mendapatkan cukup banyak cahaya?
Misal, apabila ranting dari pohon digambarkan dengan tumbuh panjang ke
atas atau di luar pada umumnya, merefleksikan subjek bahwa ia adalah individu
yang memiliki daya juang yang lebih untuk meraih prestasi. Kemudian, ketika
subjek menggambarkan jendela rumah di sisi samping, tidak di bagian tembok
utama yang menghadap depan, ataupun hanya di satu sisi maka dapat menandakan
perasaan tidak aman. Jika bagian dari gambar orang hanya dari tampak depan,
kemungkinan gambar tersebut merefleksikan subjek memiliki sikap yang mengelak
dalam hubungan sosial. Kurangnya beberapa detail, tidak utuhnya gambar, dan
menggunakan garis yang tipis merupakan kombinasi yang ditemukan pada subjek
yang mengalami depresi mendalam. Garis tanah yang cekung ke bawah pada dua sisi
dapat menandakan bahwa subjek memiliki perasaan terisolasi, tekanan dan ketidak-berdayaan
dalam menghadapi tekanan dari lingkungan sekitarnya.
Interpretasi
Rumah
Apabila bentuk
rumah terlalu besar dapat merefleksikan subjek bahwa ia terlalu lelah dengan
kehidupan keluarga, sedangkan jika terlalu kecil dari ukuran normal, kemungkinan
ia menolak kehidupan keluarganya.
Garis dan
tembok mewakili batasan dan kekuatan dari ego subjek, garis yang tipis pada
struktur rumah merupakan kelemahan dari ego, sedangkan garis yang tegas dan
kuat melambangkan masalah mengenai kecemasan.
Atap rumah melambangkan kehidupan
fantasi subjek, dan ketika subjek memberi perhatian lebih pada bagian atap
rumahnya, dapat diindikasikan pada fantasi dan ide-ide yang timbul, sedangkan
pada gambar atap yang tidak lengkap, kecil atau atap yang terbakar dapat diindikasikan
sebagai ketakutan atas fantasi yang terlalu kuat dan menyeramkan.
Jendela, pintu dan trotoar adalah
bagian yang selalu dilihat oleh orang lain ketika akan masuk ke rumah, bagian
tersebut berkaitan dengan keterbukaan, keinginan untuk berinteraksi dengan
individu lain dan mengagaskan ide mengenai lingkungannya. Kemudian, bayangan,
daun jendela, bar, tirai dan trotoar dapat diindikasikan sebagai ketidakinginan
subjek untuk membeberkan siapa anda. Pintu atau jendela yang tebuka dapat
diartikan sebagai keinginan subjek untuk berhubungan dengan orang lain. Jendela
yang besar, spesifiknya apabila di kamar mandi, kemungkinan besar subjek
memiliki hasrat eksibisionis.
Interpretasi Pohon
Batang dapat
menunjukan sebagai ego dari subjek, perasaan mengenai diri sendiri dan
kepribadian subjek seutuhnya. Kemudian, garis yang tegas ataupun bayangan dari
pohon dapat diinterpretasikan sebagai indikasi utama dari kecemasan mengenai
seseorang, batang yang kecil melambangkan kekuatan ego yang terbatas, batang
yang besar memiliki kekuatan yang lebih. Pohon yang terbelah dibagian tengah
seperti tersambar petir, dapat diindikasikan sebagai kepribadian yang
terfragmentasi dan gangguan mental yang serius.
Dahan dapat
diartikan sebagai usaha ego kita untuk diperlihatkan ke lingkungan dan meraih
apa yang kita butuhkan. Ranting yang kecil merupakan keterbatasan subjek untuk
menggapai sesuatu, sementara ranting yang besar terlalu banyak menjangkau apa
yang dibutuhkan. Ranting yang mati dilambangkan sebagai kekosongan dan hilangnya
harapan.
Daun melambangkan usaha subjek untuk mencapai kesuksesan, karena daun
bertumbuh berarti pohon tersebut dapat meraih cahaya matahari dan mendapatkan
makanan serta air yang cukup. Kemudian, gambar pohon tanpa daun melambangkan
perasaan yang kosong, sedangkan daun yang berguguran melambangkan pengasuhan
yang kita dapat tidak dapat diprediksi. Daun yang berujung tajam melambangkan
agresi, dan detail daun yang berlebihan dapat melambangkan subjek memiliki
kecenderungan Obsessive Compulsive
Tendencies.
Akar merupakan pondasi dari pohon, dan
biasanya dikaitkan dengan pengujian realitas dan orientasi. Tidak adanya akar
dalam gambar pohon dapat diartikan sebagai rasa tidak aman, dan akar yang mati
melambangkan terputusnya subjek dengan realita kehidupan, kehampaan dan putus
asa.
Interpretasi Orang
Apabila jenis kelamin orang yang
digambarkan berbeda dengan jenis kelamin dari subjek, maka orang tersebut
merupakan anima atau animus dari subjek yang menggambar. Biasanya subjek akan
menggambarkan orang dengan jenis kelamin yang sama terlebih dahulu kemudian
orang yang kedua biasanya jenis kelamin yang berbeda. Beberapa
menginterpretasikan apabila jenis kelamin yang berbeda digambarkan terlebih
dahulu ada kemungkinan subjek memiliki kecenderungan dalam gender confusion.
Gambar lengan merupakan cara kita
mencapai lingkungan dan gambar dari tangan menunjukkan bagaimana efeknya.
Lengan yang terbuka mengindikasikan keinginan untuk melibatkan diri dan lengan
yang tertutup menandakan defensive kita, lengan yang tidak tersambung
melambangkan ketidakberdayaan. Jari yang menunjuk atau tangan yang mengepal
melambangkan agresifitas subjek, tangan yang tersembunyi melambangkan kecemasan
dan kecenderungan antisosial.
Kaki dapat diinterpretasikan sama
seperti akar pada pohon, melambangkan keteguhan dan kekuatan. Apabila terputus
di bawah kertas kemungkinan kebebasan dari subjek hilang, besar dan kecilnya
kaki melambangkan kebutuhan akan keamanan.
Leher memisahkan
antara kepala (kognisi) dengan badan (dorongan dan kebutuhan).
Mulut melambangkan bagaimana subjek
mendapatkan kebutuhannya, mulut yang terbuka melambangkan ketergantungan, bibir
yang berbentuk busur melambangkan kebutuhan seksual, mulut yang tertutup rapat
melambangkan penolakan kebutuhan atau agresi yang pasif.
5. Grafologi
Grafologi
berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang
berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan
karakter seseorang melalui tulisannya. Grafologi ini sudah ada sejak zaman
kuno.
Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter
dan kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita
dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan
bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri.
Grafolog
tidak berkepentingan untuk membaca isi tulisan, yang perlu di perhatikan adalah
menganalisa fisik tulisan itu sendiri. Dalam menganalisis tulisan tangan para
grafolog harus memperhatikan 3 konsep yang penting yaitu:
o
Ruang
Tempat seseorang
dalam mencoretkan tulisannya. Agar mudah di mengerti, ruang adalah jika kita
menulis di kertas A4 yang kosong, maka tempat kosong yang kita tulis ini adalah
ruangnya
o
Gerak
Arah
tulisan (kekakanan / kekiri, keatas / menurun)
o
Bentuk
Bentuk-bentuk dari
tulisan tiap huruf ataupun kata (bentuk, huruf a,i, dsb)
Bentuk
tulisan yang dapat dianalisis dalam grafologi adalah penggunaan huruf, marjin,
spasi, tanda baca, bentuk tulisan, dan posisi tulisan (miring atau tegak),
termasuk di dalamnya tanda tangan. Gaya tulisan tangan tidak sama untuk setiap
orang sekalipun orang tersebut terlahir kembar.
Menurut
American Association of Handwriting Analysts (AAHA), pada tulisan tangan
terdapat 300 aspek sebagai bahan analisis. Analisis dilakukan secara
keseluruhan, tidak dapat terpisah satu dengan yang lainnya. Berikut ini
beberapa petunjuknya:
1.
Zona Huruf
Tarik
tiga garis lurus, dari situ akan terbentuk 3 zona imajiner, yaitu zona atas,
zona tengah, dan zona bawah. Zona atas berisi huruf-huruf tinggi (b, l, k, t, dan
sebagainya), zona tengah berisi huruf-huruf kecil (a, c, e, m, n, dan
sebagainya), sedangkan zona bawah berisi huruf-huruf yang memiliki ujung
menggantung (g, j, p, dan sebagainya). Hanya huruf “f” sebagai pengecualian
yang dapat menempati semua zona.
Zona
atas mewakili daya abstraksi, idealism, pemikiran, imajinasi, dan ambisi
(lambang dari surga, pikiran, dan kepala).
Zona
tengah mewakili ego, adaptasi, hubungan social, perasaan, dan emosi (lambing
dari dunia, jiwa, dan dada).
Zona
bawah mewakili kualitas materi dan fisik, dorongan seksual, kegemaran, dan
penyimpangan (lambang dari neraka, tubuh, dan perut).
2.
Baris Dasar
Dalam
grafologi, jarak antara baris pertama dengan baris kedua menggambarkan
kecenderungan arah, focus pada urutannya, dan nilai waktu.
Jarak
yang cenderung teratur mengindikasikan tipe seseorang yang berpola pikir
sistematis dan terencana, kurang berani mengambil resiko, dan tidak suka
berpetualang. Meskipun demikian, tipe orang ini tetap konsisten terhadap
perilaku dan sikapnya.
Sebaliknya,
setiap pemilik tulisan dengan baris yang tidak teratur, menunjukkan sikap yang
ragu-ragu dalam mengambil keputusan, kurang terencana, cenderung pasrah pada
keadaan, bersikap apatis terutama dalam memandang masa depannya dan lebih suka
atau puas pada keadaan saat ini.
3.
Arah Tulisan
Arah
tulisan (dari kiri ke kanan) menunjukkan bagaimana Anda berkomunikasi. Tulisan
yang miring ke kanan menunjukkan sikap yang mengacu ke masa depan, kecintaan
pada ayah, dan kecenderungan diri yang extrovert. Tulisan yang miring ke kiri
menunjukkan sikap yang reflektif, kecintaan kepada ibu, dan kecenderungan diri
yang introvert. Tulisan yang tegak lurus menunjukkan sikap yang tegar, suka
mengamati lingkungan, banyak perintah, dan mampu mengendalikan emosi, juga mencirikan
tulisan seorang pengusaha, pimpinan militer, dan penulis terkenal.
Lebih
dari penampilan tulisan itu sendiri, arah tulisan pun menyatakan sesuatu.
Emosi, ambisi, ditunjukkan oleh kurva yang naik. Depresi, sakit, dan kelelahan
ditunjukkan oleh tulisan yang membentuk cekungan, sedangkan cembung menunjukkan
ambisi awal yang cenderung bimbang.
4.
Ukuran Huruf
Besar
kecilnya tulisan ditentukan oleh huruf-huruf di zona tengah. Tinggi huruf 3 mm
dianggap sebagai ukuran rata-rata. Bila ukuran lebih dari 3 mm maka menunjukkan
kepribadian yang merdeka, membutuhkan ruang untuk bahagia. Huruf yang menjorok
ke atas maupun ke bawah menunjukkan kemampuan mental atau fisik yang istimewa.
Ukuran
yang kecil menunjukkan ekspresi kerendahan hati, meskipun juga cenderung
menunjukkan rasa rendah diri atau menarik diri. Selain itu juga member petunjuk
bahwa orang tersebut sangat memperhatikan secara detail dari setiap sisi
kehidupan dan menggambarkan analisis serta konsentrasi yang tajam.
5.
Kemiringan Huruf
Rata-rata
kemiringan huruf adalah 45 derajat. Kemiringan huruf menggambarkan emosi dan
kepribadian. Jika tulisan cenderung kekanan menunjukkan pribadi yang ramah
tamah, supel (pandai bergaul), dan lebih terbuka (extrovert). Jika tulisan
cenderung ke kiri menunjukkan pribadi yang cenderung menutup diri (introvert).
Jika tulisan cenderung tegak menunjukkan kepribadian yang tidak emosional dan
termask tipe orang yang praktis serta pandai menyimpan permasalahan orang lain.
Tulisan
miring ke kiri banyak ditemui pada tulisan wanita yang pada masa kecilnya
mengalami kesulitan hidup atau wanita yang kaku dan keras kepala, namun pemalu.
Orang yang memiliki tulisan sangat miring ke kanan cenderung meledak-ledak
dalam mengungkapkan perasaan atau meluapkan emosi yang berlebihan. Bila tulisan
sangat miring ke kiri maka menunjukkan si pemilik tulisan bersifat egoistis
atau individualis, dan lebih suka memendam emosi untuk dirinya sendiri.
6.
Penekanan Huruf
Penekanan
huruf pada tulisan dapat terjadi pada awal maupun akhir. Jika penulisan huruf
terjadi pada awal huruf, maka hal itu menunjukkan cara menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan baru. Ketiadaan tarikan pada awal tulisan
menggambarkan tipe orang yang memulai sesuatu tanpa penundaan dan tidak
buang-buang waktu. Orang dengan tipe ini sangat cerdas, sangat praktis, dan
objektif dalam menulai segala sesuatunya. Selain itu, orang tipe ini tidak
percaya dengan sesuatu yang bersifat dangkal.
Sebaliknya,
jika penekanan huruf itu ada pada akhir kalimat, maka hal itu menggambarkan
perilaku yang supel dan mudah beradaptasi, mempunyai kepedulian tinggi,
bersifat social, dermawan, dan peduli dengan sesama.
7.
Bentuk Sambungan
Ada
empat dasar sambungan, yang berdiri sendiri atau sambungan:
-
Tulisan dengan tarikan lengkungan ke bawah
kemudian disambung bagian terbuka pada atasnya.
-
Tulisan Arcade, adanya
lengkungan-lengkungan yang menaungi dasar tulisan.
-
Tulisan dengan sudut yang membentuk
perubahan arah pada bagian dasar tulisan.
-
Tulisan yang seakan berbentuk benang yang
berkesinambungan.
-
Tulisan arcade menunjukkan sifat agresif,
tulisan sudut mewakili sifat sensitive, dan tulisan benang menunjukkan
ketergesaan atau suatu keinginan untuk beradaptasi dengan individu lain
(Tulisan ini sering tampak pada tulisan seorang psikolog, politikus, diplomat,
serta mereka yang menghindari sikap pasti terhadap suatu persoalan).
8.
Hubungan Antar Huruf
Sambungan
huruf yang normal adalah empat sampai lima huruf yang tersambung satu sama
lainnya, jika lebih dari itu berarti mencerminkan sifat orang yang keras hati,
bahkan keras kepala, terutama jika dikombinasikan dengan tekanan yang ringan
saat menulis. Selain itu juga dapat menunjukkan sifat yang malas karena tidak
mengangkat penanya dari permukaan kertas.
Tulisan
yang sambungannya sedang, menunjukkan kemampuan intuisi, meski bisa juga
menunjukkan kekurangmampuan bersosialisasi si pemilik tulisan. Menurut para
ahli, jika setiap huruf dalam tulisan masing-masing berdiri sendiri,
dimungkinkan secara mental, penulisa sedang kacau.
9.
Keteraturan Tulisan
Keteraturan
tulisan didefinisikan sebagai penulisan tinggi huruf di wilayah tengah,
kemiringan, dan besarnya huruf dari tulisan yang relative tetap/sama. Tulisan
yang teratur mencerminkan pribadi yang kaku, cenderung meredam gejolak hati
sampai taraf memaksa. Sedangkan ketidakteraturan mencerminkan kondisi emosi
yang tidak stabil namun daya kreativitas cukup tinggi. Contohnya adalah tulisan
tangan Heyden, Mozart, atau Picasso yang miring serta jarak diantaranya tidak
teratur.
10.
Lebar Tulisan
Lebar
tulisan dianggap normal jika panjang tarikan ke bawah tulisan dan jarak
diantaranya sama, hal tersebut menunjukkan sifat orang yang ramah. Jika
jaraknya lebar, hal ini menunjukkan sifat orang yang memiliki imajinasi yang
hidup dan biasanya sukar berbicara di depan umum, seperti bercerita dan
berpidato. Kalau tarikan ke atas dank e bawah saling berdekatan, maka cenderung
menunjukkan sifat menyembunyikan segala sesuatu dan sikap tidak tulus hati.
Beberapa
karakteristik tulisan dari grafologi:
o
Tekanan pena
o
Miring tegaknya tulisan
o
Ukuran tulisan
o
Garis baris tulisan
o
Jarak dalam tulisan
o
Bentuk huruf t,b,o,a,i, dsb
o
Format loop
o
Kecepatan menulis
o
Tanda baca
o
Zona tulisan
o
dsb
Grafologi
hanya dapat digunakan untuk menganalisis usia mental seseorang, bukan usia
kronologisnya.
6. Dragon Test
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van
Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak. Dalam pengerjaan tes ini
anak diminta untuk membuat gambar yang didalamnya terdapat 5 objek, yaitu:
-
Matahari :
ayah
-
Rumah : ibu
-
Pohon : anak
-
Naga : kemarahan, oposisi, energi
libido, kekuatan, kehendak, dinamika anak
-
Kolam : emosi, perasaan, sensitivitas
*untuk naga bisa diganti dengan binatang buas lainnya.
Gambar dibuat dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu
merah, hijau, kuning, biru, hitam. Untuk waktu pengerjaan tes ini tidak
dibatasi oleh waktu.
Alat yang digunakkan:
- kertas putih ukuran A4
- satu set pensil warna (5 warna primer)
- daftar 5 objek gambar
Tes Proyektif
Test Proyeksi
muncul karena adanya protes terhadap teori atau aliran lama yang kebanyakan
bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan memandang individu bukan
suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek
Aspek psikologis
manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap
melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan
instrument khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia ---
teknik proyektif ini kemungkinan subjek mau merespon, walaupun teknik proyektif
mempunyai arti interpretatif Teknik ini pendekatannya menyeluruh (global
approach).
1. TAT
Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi
(TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu.
Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa mengetahui alat ukur yang
digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah kesimpulan, dalam
menentukan kepribadian dan kognitif seseorang secara umum.
Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X
6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda
dan 1 kartu kosong.
TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang
melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal,
sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi
dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan
lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan
interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini
merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.
Prosedur pelaksanaan tes:
o Dalam
tes ini, klien diminta membuat cerita dari beberapa kartu bergambar yang
disajikan satu persatu.
o Klien
dapat menulis sendiri ceritanya atau examiner yang menulis cerita klien.
o Tugas
klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat ini, sebelumnya (situasi
apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana pikiran dan perasaan
tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari cerita yang dibuat
klien.
Cerita yang dibuat klien dianggap memiliki implikasi
terhadap konflik atau pun masalah yang dialami klien. Interpretasi klinis yang
dilakukan terfokus pada dimensi-dimensi seperti bagaimana tokoh-tokoh
berinteraksi, tingkat kehangatan atau konflik dari interaksi tokoh-tokoh,
impian atau cita-cita tokoh, harapan tokoh terhadap diri dan lingkungannya, dan
level kematangan secara umum yang diindikasikan dari bentuk cerita. Tema-tema
dari TAT dapat menggambarkan fungsi kepribadian secara luas dan bermanfaat
dalam mengidentifikasi sumber utama konflik sehingga dapat ditentukan
intervensi terapeutik yang sesuai. Cerita TAT pada dasarnya menggambarkan
lingkungan seperti apa yang klien lihat di sekitar dirinya dan orang-orang
seperti apa yang ia rasakan tinggal bersamanya di dunia ini.
Manfaat TAT
1. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan
kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal,
penyakit psikosomatis, neurose.
2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview
therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalis
2. Rosach
Metode proyektif yang
paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian seseorang
adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan
bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu
berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya
memiliki warna. Kebanyakan ahli setuju bahwa tes Rorschach ini merupakan teknik
psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi
yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan
komponen-komponen kepribadian seseorang.
Ada tiga kategori penting
dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang menunjukkan pada bagian
mana respon dilihat oleh klien dalam kartu, determinan yang menunjukkan
bagaimana respon tersebut dilihat, dan konten yang menunjukkan apa yang dilihat
klien dalam kartu.
Penyajian Test
1. Bercak tinta Rorshach
Rorshach
telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh
kartu dan sudah distandarisasi, kartu2 tersebut dapat digunakan sebagai alat
asesmen kepribadian seseorang. Bercak-bercak itu sekarang telah dicetak diatas
kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya, kartu berukuran 24 ½ cm dan lebar
17 cm. 10 kartu tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu:
- kartu
achromatic kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu,
yaitu kartu I, IV,V,VI dan VII.
- kartu
chromatic kelompok kartu kromatik mempunyai aneka warna lain, missal merah,
biru, hijau dsb. Yaitu kartu II, III,VIII, IX,dan X.
2. Persiapan tes
Validasi
tes sangat dipengaruhi oleh penyajian tes. Oleh karena itu secara penyajian dan
kesiapan untuk tes harus betul betul diperhatikan:
a. kesiapan tester dan testi, baik fisik maupun psikis
b. suasana lingkungan fisik, dan social
c. pengaturan tempat duduk
tester dan testi
d.
alat-alat yang dibutuhkan
3. Tahap-tahap penyajian tes Rorshach
Penyajian tes Rorshach terlebih dahulu tester harus
memberikan instruksi. Instruksi dalam tes Rorshach ini memang tidak ada
formulasi yang baku seperti pada tes objektif (tes intelegensi dan tes bakat).
Hal ini sangat tergantung pada kondisi dari testi, misal latarbelakang
pendidikan, sosisal budaya, usia dan keadaan khusus lainya. Meskipun demikian ada
kriteria yang harus dipenuhi untuk memberikan instruksi yaitu yang utama adalah
menggunakan kata-kata netral dan tidak sugestif, serta mengandung unsur-unsur
berikut:
a. Pejelasan cara membuat
bercak tinta, menanyakan apakah testi sudah tahu tentang bercak tinta.
b. Memberi tahukan pada testi
bahwa nanti akan ditunjukan 10 kartu bercak tinta.
c. Memberi tahukan bahwa
tugas testi adalah mengatakan apa yang dilihat pada kartu tesebut.
d. Motivasi diberikan dengan
mengatakan bahwa semua jawaban adalah benar, tidak ada jawaban yang jorok,
tabu/ memalukan, jawaban setiap orang tidak sama, apapun dapat terlihat disitu.
e. Memberitahukan bahwa
jawaban testi akan dicatat dan waktunya akan dihitung, tetapi testi tidak perlu
merasa terganggu. Oleh karena itu testi memberitahukan apabila testi telah
memberikan jawaban pada setiap kartu.
Penyajian tes Rorshach dibagi dalam empat tahap yaitu:
1.
Performance Proper (PP)
2.
Inquiry
3.
Analogy
4.
Testing the limits
Yap..
demikian akhir dari tulisan Saya kali ini, semoga dapat bermanfaat untuk kita
semua. See u next blogJnanyakan apakah testi sudah tahu tentang bercak tinta.
b. Memberi tahukan pada testi
bahwa nanti akan ditunjukan 10 kartu bercak tinta.
c. Memberi tahukan bahwa
tugas testi adalah mengatakan apa yang dilihat pada kartu tesebut.
d. Motivasi diberikan dengan
mengatakan bahwa semua jawaban adalah benar, tidak ada jawaban yang jorok,
tabu/ memalukan, jawaban setiap orang tidak sama, apapun dapat terlihat disitu.
e. Memberitahukan bahwa
jawaban testi akan dicatat dan waktunya akan dihitung, tetapi testi tidak perlu
merasa terganggu. Oleh karena itu testi memberitahukan apabila testi telah
memberikan jawaban pada setiap kartu.
Penyajian tes Rorshach dibagi dalam empat tahap yaitu:
1.
Performance Proper (PP)
2.
Inquiry
3.
Analogy
4.
Testing the limits
Yap..
demikian akhir dari tulisan Saya kali ini, semoga dapat bermanfaat untuk kita
semua. See u next blogJ