Sabtu, 30 April 2016

Tes Minat dan Bakat

Hai..balik lagi di Blog saya, kali ini saya akan membahas tentang tes minat dan bakat. Pada pembahasan kali ini yang akan saya bahas itu seputar Holland Test dan RMB, disimak baik-baik yaa J

Sebelum kita membahas 2 alat tes tersebut, saya akan sedikit menjelaskan apasih tes minat dan bakat itu?

Tes Minat dan Bakat merupakan salah satu metode dan alat ukur dalam Psikologi yang dapat membantu dalam menyusun rekomendasi untuk individu memilih jurusan/karir sesuai dengan minat dan potensinya.
Para praktisi di bidang pendidikan banyak berperan dalam pengembangan tes ini. Parson (dalam Rumsey et al, 2013) mengatakan hasil tes ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup. Pengukuran fokus pada minat dan bukan kemampuan. Banyak individu memiliki kemampuan dan kompeteni dalam mengerjakan suatu bidang pekerjaan namun ia tidak akan bertahan lama karena memang tidak memiliki minat pada bidang tersebut. Hal ini dapat dilihat dari tingginya turn over di perusahaan yang tidak menempatkan karyawan atau mahasiswa sesuai dengan minatnya.

Tes Bakat

Tes Bakat fokus pada mengukur kemampuan yang lebih spesifik namun juga memberikan informasi kemampuan lainnya yang bersifat beragam (multiple) kemampuan. Tes bakat mengukur suatu sampel tingkah laku yang secara diagnosis dapat memprediksi perilaku lainnya dimasa yang akan datang. Sehingga fungsi tes bakat dapat digunakan untuk meramalkan performance seseorang dikemudian hari. Hal ini didapatkan dari hasil pengalaman dan proses belajar individu yang diukur dalam tes.
Dalam pengukuran tes bakat pastinya ada suatu tujuan, seperti:
-         
      - Tujuan Diagnosis
  Tujuan ini untuk memberikan informasi mengenai sejauh mana minat dan bakat seseorang pada           suatu bidang. Diagnosis dalam pengukuran psikologis tentunya akan memiliki unsur prediktif. Hal     ini memiliki arti bahwa dengan mengetahui bakat yang dimiliki seseorang, maka dapat keberhasilan   seseorang dalam bidang yang dipilih akan dapat diprediksi tingkat keberhasilannya. Agar dapat           lebih komprehensif, maka dukungan tes lainnya untuk mendapatkan informasi pendukung akan           lebih mampu melengkapi.
    
     - Prediksi
     Untuk memprediksi kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang yang menjadi pilihannya    untuk berkarir atau lainnya.


Tes Minat

Whiterington (1988) mendefinisikan minat sebagai suatu kesediaan individu terhadap suatu obyek, individu, hal, atau situasi yang berhubungan dengan dirinya.


Penerapan Tes Minat

Pada umumnya hasil tes minat digunakan dalam 3 bidang terapan, seperti yang diuraikan dibawah ini:
o   Konseling Karier à pengukuran minat dan bakat dapat membantu tim rekrutmen perusahaan untuk menempatkan individu sesuai dengan kemampuan dan ketertarikan pada suatu bidang pekerjaan.

o  Konseling Pekerjaan à konselor pekerjaan dapat membantu mengindentifikasi permasalahan yang muncul dari karyawan terkait dengan efektivitas bekerja dari sesuai atau tidak sesuainya minat karyawan.

o  Penjurusan Siswa à dengan mengetahui minat siswa dan dilengkapi dengan tes kemampuan lainnya maka dapat membantu siswa memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minat.

MACAM-MACAM TES
1.      Holland Test
Holland mengemukakan 4 asumsi (Winkel dan Hastuti, 2005) sebagai berikut:
o      Dalam kebudayaan Amerika, orang-orang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari 6 jenis kepribadian à Realistic, investigative, artistic, social, enterprising dan convensional.
o  Ada 6 jenis model lingkungan kerja à Realistic, investigative, artistic, social, enterprising dan convensional.
o    Orang mencari lingkungan kerja yang memungkinkannya keterampilan-keterampilan dan kemampuan-kemampuannya, mempraktikkan sikap-sikap dan nilai-nilainya dan menerima masalah-masalah dan peranannya yang sesuai atau yang Kongruence.
o      Perilaku seseorang ditentukan atau dipengaruhi oleh interaksi kepribadian dan ciri-ciri lingkungan karirnya.

Menurut Holland orang dapat digolongkan ke dalam salah satu jenis kepribadian dari 6 jenis. Lingkungan di mana orang-orang itu hidup dapat dikategorikan dalam 6 jenis juga. Pasangan atau kekesuaian jenis kepribadian dan model lingkungan membantu untuk memahami jenis kepribadian dan model lingkungan seseorang. Maka perilaku seseorang dapat diketahui melalui interaksi pola kepribadian dan lingkungannya. Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh John L. Holland (Manrihu, 1992) adalah sebagai berikut:
o Tipe Realistic: yang menyebabkan individu lebih memilih bidang kegiatan memanipulasi obyek dengan cara teratur dan sistematis, seperti misalnya penggunaan mesin atau peralatan dengan kerjatangan. Tingkah laku ini biasanya membawa seseorang memiliki kompetensi di bidang mekanik, pertanian, elektrik, dan teknik, tetapi sebaliknya menguragi kompetensi di bidang sosial dan pendidikan.

o    Tipe Investigative: individu lebih memilih kegiatan penyelidikan yang observasional, simbolis, sistematis dan kreatif atas fenomena fisik, biologis dan kultural agar dapat memahami dan mengontrol fenomena tersebut, dan tidak menyukai aktivitas-aktivitas persuasif, sosial, dan repetitif. Contoh-contoh dari yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan tipe-tipe investigatif adalah ahli kimia dan ahli fisika.

o  Tipe Artistic: lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang ambiguous, bebas, dan tidak tersistematisasi untuk menciptakan produk-produk artistic, seperti lukisan, drama, karangan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik, teratur, dan rutin. Kompetensi-kompetensi dalam upaya-upaya artistic dikembangkan dan keterampilan-keterampilan yang rutin, sistematik, klerikal diabaikan. Memandang diri sebagai ekspresif, murni, independen, dan memiliki kemampuan-kemampuan artistic. Beberapa ciri khususnya adalah emosional, imaginatif, impulsif, dan murni. Bidang-bidang artistic biasanya adalah lukisan, karangan, akting, dan seni pahat.

o  Tipe Social: lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan orang-orang lain dengan penekanan pada membantu, mengajar, atau menyediakan bantuan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas rutin dan sistematik yang melibatkan obyek-obyek dan materi-materi. Kompetensi-kompetensi sosial cenderung dikembangkan, dan hal-hal yang bersifat manual & teknik diabaikan. Menganggap diri kompeten dalam mcmbantu dan mengajar orang lain serta menilai tinggi aktivitas-attivitas hubungan-hubungan sosial. Beberapa ciri khususnya adalah kerja sama, bersahabat, persuasif, dan bijaksana. Bidang-bidang sosial mencakup pekerjaan-pekerjaan seperti mengajar, konseling, dan pekerjaan kesejahteraan sosial.

o  Tipe Enterprising: lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan manipulasi terhadap orang-orang lain untuk perolehan ekonomik atau tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik, abstrak, dan ilmiah. Kompetensi-kompetensi kepemimpinan, persuasif dan yang bersifat supervisi dikembangkan, dan yang ilmiah diabaikan. Memandang diri sebagai agresif, populer, percaya diri, dan memiliki kemampuan memimpin. Keberhasilan politik dan ekonomik dinilai tinggi. Ciri-ciri khasnya adalah ambisi, dominasi, optimisme, dan sosiabilitas.

o   Tipe Convensional: lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi data yang eksplisit, teratur, dan sistematik guna memberikan kontribusi kepada tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas- 11 aktivitas yang tidak pasti, bebas dan tidak sistematik. Kompetensikompetensi dikembangkan dalam bidang-bidang klerikal, komputasional, dan sistem usaha. Aktivitas-aktivitas artistik dan semacamnya diabaikan. Memandang diri sebagai teratur, mudah menyesuaikan diri, dan memiliki keterampilan-keterampilan klerikal dan numerikal. Beberapa ciri khasnya adalah efisiensi, keteraturan, praktikalitas, dan kontrol diri. Bidang-bidang yang sesuai adalah bankir, penaksir harga, ahli pajak, dan pemegang buku.

2.      RMIB (Rothwell Miller Interest Blank)
Menurut sejarahnya, tes tersebut disusun oleh Rothwell pertama kali pada tahun 1947. Saat itu tes ini hanya memiliki 9 jenis katagori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. Kemudian pada tahun 1958, tes diperluas dari 9 katagori menjadi 12 katagori oleh Kenneth Miller. Sejak saat itu, tes minat tersebut menjadi Test Interest Rothwell-Miller atau yang lebih dikenal dengan Tes RMIB (Rothwell Miller Interest Blank).
Tes ini sebenarnya bertujuan mengenal pasti minat individu terhadap 12 kategori pekerjaan yaitu kategori Outdoor, Mechanical, Computational, Scientific, Personal Contact, Aesthetic, Literary, Musical, Social service, Clerical, Practical, Medical. Jumlah skor   yang   terkecil   menunjukkan   bidang   minat   yang utama   yang menjadi pilihan individu yang mengambil ujian ini, manakala jumlah skor yang terbesar menunjukkan bidang minat tersebut paling tidak penting kepadanya (Sidek, 1998).
Alat   tes   ini   banyak   digunakan   untuk   dunia   pendidikan   misalnya penjurusan   di   SMA   dan   Perguruan   Tinggi, serta   dapat   digunakan   untuk dunia   kerja dalam penentuan posisi jabatan seseorang (placement).  RMIB ini memiliki 12 kategori yaitu:
o   Outdoor
Kategori bakat dan minat yang mengarah pada aktivitas   di   luar   ruangan   atau di lapangan terbuka, misalnya kegiatan outbound, travelling, eksplorasi pertambangan, dan sebagainya. Pekerjaan ini dilakukan diluar, di udara terbuka, dan tidakberhubungan dengan hal-hal yang sifatnya rutin.
Contoh pekerjaan yang sesuai untuk laki-laki:  petani, penjaga hutan, penyelidik, ahli sortir kulit, nelayan, petani tanaman hias, juru ukur, nelayan, supir.   
Sedangkan untuk wanita: ahli pertamanan, peternak, petani bunga dan tukang kebun, pekerjaan pertanian, guru pendidikan jasmani, pramugari kapal, pembina keolahragaan, dan peternak.

o   Mechanical
Kategori bakat dan minat yang mengarah pada kemampuan di bidang mekanik atau teknik, misalnya teknik mesin, teknik sipil, dan sebagainya.
Contoh pekerjaan yang sesuai untuk laki-laki: insinyur sipil, montir, pembuat   arloji, tukang las, ahli pembuat alat-alat, tukang bubut, tukang listrik, montir, instalator, pembuat arloji, montir radio, tukang las.
Sedangkan untuk wanita: ahli kacamata, petugas mesin sulam, ahli reparasi permata, ahli reparasi jam.

o   Computational
Kategori bakat dan minat yang mengarahpada kemampuan di bidang perhitungan   atau yang berhubungan dengan angka-angka, misalnya ahli pembukuan, akuntan, dan sebagainya.
Contoh pekerjaan yang sesuai untuk laki-laki: akuntan, auditor, kasir, petugas   pajak.  
Sedangkan untuk wanita: pegawai urusan gaji, juru bayar, pegawai pajak, guru ilmu pasti.

o   Scientific
Kategori bakat dan minat yang mengarah padakemampuan di bidang scientific, misalnya peneliti, ahli matematika, dan sebagainya. Pekerjaan yang dapat disebut sebagai keaktifan dalam hal analisa dan penyelidikan, eksperimen, kimia dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Contoh pekerjaan yang sesuai untuk   laki-laki: ilmuwan, ahli biologi, ahli   astronomi dan insinyur kimia industry.
Sedangkan untuk wanita: ilmiahwati, ahli biologi, ahli pertanian, ahli botani, ahli astronomi, asisten laboratorium.

o   Personal Contact
Kategori bakat dan minat yang mengarah padakemampuan di bidang persuasif, misalnya ahli komunikasi, marketing, dansebagainya. Pekerjaan ini banyak berhubungan dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain. Pada dasarnya adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain.
Contoh pekerjaan yang sesuai untuk laki-laki: penyiar radio, petugas wawancara, sales asuransi, pedagang keliling.
Sedangkan untuk wanita: sales girl, pegawai rumah mode, penyiar radio, petugas humas.

o   Aesthetic
Kategori bakat dan minat yang mengarah pada kemampuan di bidang seni atau arsitektur, misalnya pelukis, senipatung, arsitek, dan sebagainya. Pekerjaan ini berhubungan dengan hal-hal yang bersifatseni dan menciptakan sesuatu.  
Contoh pekerjaan yang sesuai untuk   laki-laki: seniman, artis, arsitek, decorator, fotografer dan penata panggung.
Sedangkan untuk wanita: seniwati, guru kesenian, artis, penata panggung.

o   Literary
Kategori bakat dan minat yang mengarah pada kemampuan di bidang literatur atau buku-buku, misalnya ahli perpustaan, petugas administrasi, dan sebagainya.   Pekerjaan ini berhubungan dengan buku-buku, kegiatan membaca dan mengarang.
Contoh pekerjaan yang sesuai untuk laki-laki: wartawan, pengarang, penulis   scenario, ahli perpustakaan, penulis majalah.
Sedangkan untuk wanita: wartawan, kritikus buku, penyair, penulis sandiwara radio.

o   Musical
Kategori bakat dan minat yang mengarah pada kemampuan di bidang musik, misalnya ahli komposer musik, pemain musik, dansebagainya. Minat memainkan alat-alat musik atau untuk mendengarkan orang lain, bernyanyi atau membaca sesuatu yang berhubungan musik.
Contoh pekerjaan yang sesuai untuk   laki-laki: pianis konser, komponis, pemain   organ, ahli pustaka dan pramuniaga toko musik.
Sedangkan untuk wanita: pemain organ, guru music, komponis, pianis konser, pramuniaga toko music.

o   Social service
Kategori bakat dan minat yang mengarah pada kemampuan di bidang pelayanan sosial, misalnya sukarelawan, pekerja sosial, ahli kemasyarakatan, dan sebagainya. Minat terhadap kesejahteraan penduduk dengan keinginan untuk menolong dan membimbing atau menasehati tentangproblem dan kesulitan mereka. Keinginan untuk mengerti orang lain, dan mempunyai ide yang besar atau kuat tentang pelayanan.
Contoh pekerjaan yang sesuai untuk laki-laki: guru SD, psikolog pendidikan, kepala sekolah, penyebar agama, petugas palang merah.  
Sedangkan untuk wanita: guru SD, psikolog pendidikan, petugas kesejahteraan social, ahli penyuluh jabatan, petughas palang merah.

o   Clerical
Kategori bakat dan minat yang mengarah pada kemampuan di bidang ketrampilan tangan, misalnya sekretaris, notulen, pembuat kerajinan, dan sebagainya. Minat   terhadap tugas-tugas rutin yang menuntut ketepatan dan ketelitian.  
Contoh pekerjaan yang sesuai untuk laki-laki: manajer bank, petugas arsip, petugas pengiriman barang, pegawai kantor, petugas pos, petugas ekspedisi (surat).
Sedangkan untuk wanita: sekertaris pribadi, juru ketik, penulis steno, pegawai kantor, penyusun arsip.

o   Practical
Kategori bakat dan minat yang mengarah pada kemampuan di bidang praktis, misalnya montir, ahli memperbaiki mesin, dan sebagainya. Minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang praktis, karya pertukangan, dan yang memerlukan keterampilan.
Contoh pekerjaan yang sesuai untuk laki-laki: tukang kayu, ahli bangunan, ahli   mebel, tukang cat, tukan batu, tukang sepatu.
Sedangkan untuk wanita: ahli penata rambut, tukang bungkus coklat, tukang binatu, penjahit, petugas mesin sulam, juru masak.

o   Medical
Kategori bakat dan minat yang mengarah pada kemampuan di bidang medis atau kesehatan, misalnya dokter, perawat, ahli kesehatan dan sebagainya. Minat   terhadap pengobatan, mengurangi akibat dari penyakit, penyembuhan, dan di dalam bidang medis, serta terhadap hal-hal biologis pada umumnya.
Contoh pekerjaan yang sesuai untuk laki-laki: dokter, ahli bedah, dokter hewan, ahli farmasi, dokter gigi, ahli kacamata, ahli rontgen.
Sedangkan untuk wanita: dokter, ahli bedah, dokter hewan, pelatih rehabilitasi pasien, perawat orangtua.

            PENGGUNAAN HASIL INTERPRETASI
  • -        Dapat   digunakan   sebagai   bahan   pertimbangan   dalam   mengarahkan   atau memberikan interview kepada individu. Serta dapat pula dipergunakan sebagai bahan diskusi kelompok untuk mempertimbangkan suatu apresiasi terhadap kebutuhan akan adanya pekerjaan yang memuaskan.
  • -       Untuk membantu individu menentukan interest utamanya yang kemudian akan diikuti dengan studi yang mendalam tentang pekerjaan yang terdapat di dalam lingkungan interestnya.


 Sekian Blog saya kali ini, semoga bermanfaat untuk kita semua!

Senin, 25 April 2016

Macam-Macam Tes dalam Psikodiagnostik

Hi!! balik lagi nih ke pembahasan yang masih sama seputar Psikodiagnostik, tapi kali ini saya mau menjelaskan mengenai berbagai macam alat tes dari mulai tes intelegensi, tes kemampuan kerja, tes evualisi belajar, tes inventor, tes grafis, dan tes proyektif. Cukup banyak yaa.. tapi kalian pasti bisa paham kok karena disini akan dibahas satu persatu dari mulai kegunaannya, bentuk tesnya, hingga prosedur pelaksanaanya. Simak baik-baik yaaJ

Tes Intelegensi
Tes yang mengungkapkan intelegensi untuk mengetahui sejauhmana kemampuan umum seseorang untuk memperkirakan apa-kah suatu pendidikan atau pelatihan tertentu dapat diberikankepadanya. Nilai tes intelegensi seringkali dikaitkan denganumur dan menghasilkan IQ untuk mengetahui bagaimana kedudukan relative orang yang bersangkutan dengan kelompokorang sebayanya.
1.      IST
Merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur tingkat intelegensi individu, tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt Jerman pada tahun 1953.   Amthauer mendefinisikan inteligensi sebagai keseluruhan struktur dari kemampuan jiwa-rohani manusia yang akan tampak jelas dalam hasil tes. Intelegensi hanya akan dapat dilihat melalui manifestasinya misalnya pada hasil atau prestasi suatu tes.

Tes ini terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara struktur, dimana dari struktur tersebut menggambarkan pola erja tertentu. Tes ini cocok untuk digunakan dalam memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karir serta membantu dalam pengambilan keputusan hidup seseorang.

Terdiri dari 9 subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 item. Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda dan diadministrasikan dengan menggunakan manual (Polhaupessy, dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009), berikut 9 subtes dari IST:
-          SE: melengkapi kalimat.
Pada subtes ini yang diukur adalah berpikir konkrit praktis, berpikir logis, akal sehat (common sense), pembentukan keputusan, pemaknaan realita, dan berpikir mandiri.
-          WA: mencari kata yang berbeda.
Pada subtes ini akan diukur adalah rasa Bahasa, berpikir verbal, pengertian bahasa, kemampuan empati, komponen reseptif.
-          AN: mencari hubungan kata.
Pada subtes ini yang diukur adalah daya mengkombinasikan, kelincahan berfikir, mentranfer hubungan, kejelasan dan konsekuenan dalam berpikir, analisa yang bersifat dugaan.
-          GE: mencari kata yang mencakup dua pengertian
Pada subtes ini yang diukur adalah daya abstraksi verbal, pembentukan konsep, berpikir logis dalam bentuk Bahasa.
-          RA: hitungan sederhana
Pada subtes ini yang diukur adalah berpikir praktis dalam masalah hitungan, berpikir logis objektif, berpikir matematis, mengambil keputusan.
-          ZR: deret angka
Pada subtes ini yang diukur adalah berpikir teoritis dalam hitungan, berpikir induktif angka, kelincahan berpikir.
-          FA: menyusun bentuk
Pada subtes ini yang diukur adalah kemampuan membayangkan, kemampuan mengamati, berpikir secara utuh menyeluruh, mengenali komponen kontruktif.
-          WU: kubus
Pada subtes ini yang diukur adalah daya bayang ruang, mengenali kontruktif teknis, berpikir analitis.
-          ME: mengingat kata
Pada subtes ini yang diukur adalah atensi dan memori mengingat kata yang telah dipelajari.

Cara Administrasi Alat Tes IST:
-          Testee diberikan lembar jawaban, setiap tester diberikan 1 set
-          Testee diminta untuk mengisi identitas masing-masing pada setiap lembar jawaban
-          Testee dibagikan buku tes, tiap testee diberikan 1 buku dan diletakan terbalik dihadapan testee
-          Testee diperlihatkan lama waktu yang digunakan pada setiap subtes
-          Testee dibacakan petunjuk umum, dan apabila tidak ada pertanyaan berikutnya dibacakan petunjuk khusus
-          Setelah semua testee sudah siap, maka dipersilahkan membalik buku tes
-          Testee dibacakan petunjuk subtes
-          Setelah waktu habis, lembar jawaban pertama langsung dikumpul
-          Diingatkan kembali untuk mengecek identitas pada lembar jawaban, agar tidak ada yang terlewat.

2.      CFIT
Tes yang dikembangkan oleh R.B. Cattel pada tahun 1920, pernah melakukan beberapa kali revisi untuk meningkatkan validitas. Pada tahun 1949, skala yang digunakan tes ini mengalami perubahan. Sejak itu skala tes yang ada dipakai hingga sekarang.

CFIT mengukur inteligensi individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk
mengurangi pengaruh kecakapan verbal, iklim kebudayaan dan tingkat pendidikan (Cattell dalam Kumara, 1989).

Ada 3 skala pada tes CFITini. 3 skala tersebut adalah:
-          Skala 1 à Usia 4 – 8 tahun dan orang dengan retadarsi mental, tidak ada bentuk A dan B, terdiri atas 8 subtes.
-          Skala 2 à Usia 8 – 15 tahun dan untuk orang dewasa yang memiliki kecerdasan di bawah normal dan rata-rata, ada bentuk A dan B, terdiri atas 4 subtes.
-          Skala 3 à Usia diatas 15 tahun (Untuk usia sekolah lanjutan atas) dan untuk orang dewasa dengan kecerdasan tinggi, ada bentuk A dan B, terdiri atas 4 subtes

Untuk waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan tes ini yaitu sekitar 20 sampai 40 menit.
-          Waktu pelaksanaan skala 1:
-     Tes 1. Substitusi : 3’
-     Tes 2. Klasifikasi : 2’
-     Tes 3. Mazes : 2,5’
-     Tes 4. Selecting Name : 2,5’
-     Tes 5. Following Direction  : 4’
-     Tes 6. Wrong Picture   : 2,5’
-     Tes 7. Riddles : 3,5’
-     Tes 8. Similarities : 2’
-     Tes 1. Substitusi : 3’
-     Tes 2. Klasifikasi : 2’
-     Tes 3. Mazes : 2,5’
-     Tes 4. Selecting Name : 2,5’
-     Tes 5. Following Direction  : 4’
-     Tes 6. Wrong Picture   : 2,5’
-     Tes 7. Riddles : 3,5’
-     Tes 8. Similarities : 2’
-     Tes 1. Substitusi : 3’
-     Tes 2. Klasifikasi : 2’
-     Tes 3. Mazes : 2,5’
-     Tes 4. Selecting Name : 2,5’
-     Tes 5. Following Direction  : 4’
-     Tes 6. Wrong Picture   : 2,5’
-     Tes 7. Riddles : 3,5’
-     Tes 8. Similarities : 2’
o   Tes 1. Substitusi: 3’
o   Tes 2. Klasifikasi: 2’
o   Tes 3. Mazes: 2,5’
o   Tes 4. Selecting Name: 2,5’
o   Tes 5. Following Direction: 4’
o   Tes 6. Wrong Picture: 2,5’
o   Tes 7. Riddles: 3,5’
o   Tes 8. Similarities: 2’
-          Waktu pelaksanaan skala 2 dan 3:
o   Subtes 1. Seri: 3’
o   Subtes 2. Klasifikasi: 4’
o   Subtes 3. Matriks: 3’
o   Subtes 4. Persyaratan: 2,5’
Intruksi yang diberikan pada tes ini yaitu:
-          Subtes 1 – Series (3 menit; 13 soal)
Di sebelah atas, anda akan menemukan sederet kotak yang berisi urutan gambar. Namun, kotak terakhir belum ada isinya. Tugas anda adalah mengisi kotak tersebut dengan gambar yang sesuai, yang bisa dipilih dari enam pilihan jawaban yang tersedia, yaitu A, B, C, D, E, dan F. Perlu diingat bahwa gambar-gambar pada soal memiliki pola tertentu sehingga untuk mengisinya, anda perlu mengetahui pola dari urutan gambar tsb.
-          Subtes 2 – Classification (4 menit; 14 soal)
Pada setiap soal, anda akan menemukan 5 buah gambar yang disusun secara berdampingan. Telitilah gambar-gambar tersebut. Tugas anda adalah menemukan tepat DUA gambar yang memiliki karakteristik yang serupa. TIGA gambar lainnya berfungsi sebagai pengecoh anda, sehingga berhati- hatilah dalam menentukan pilihan.
-          Subtes 3 – Matrices (3 menit; 13 soal)
Di bagian sebelah kiri, anda akan menemukan sebuah kotak besar, yang di dalamnya terdapat kotak-kotak kecil bergambar. Anggaplah ini adalah gambar sebuah sapu tangan, di mana kotak-kotak tersebut memiliki pola tertentu. Perhatikan bahwa bagian sebelah kanan bawah masih kosong. Tugas anda adalah melengkapi bagian kosong tersebut dengan salah satu dari 5 pilihan jawaban di sebelah kanan.
-          Subtes 4 – Condition (2,5 menit; 10 soal)
Pilihlah satu dari kelima jawaban yang mencerminkan kondisi yang sama dengan gambar contoh di sebelah kiri

Aspek yang Diukur CFIT
-          Subtes 1
Sistematika berpikir, yaitu kemampuan berpikir runtut untuk memahami rangkaian suatu permasalahan yang berkesinambungan.
-          Subtes 2
Ketajaman diferensiasi, yaitu kemampuan untuk mengamati hal-hal yang detail secara tajam dan berpikir dengan kritis untuk mengidentifikasi permasalahan.
-          Subtes 3
Asosiasi, yaitu kemampuan analisa-sintesa untuk menghubungkan dua atau lebih
permasalahan yang serupa.
-          Subtes 4
Pemahaman konsep, yaitu kemampuan memahami suatu prinsip untuk diterapkan ke dalam situasi yang berbeda.

3.      SPM
Dipublikasikan pertama kali pada tahun 1938 oleh John. C Raven. Walaupun demikian, tes ini baru digunakan sejak tahun 1954.Tes ini terdiri dari (5) kelompok soal (A, B, C, D, E), dimana masing-masing kelompok soal berisi 12 soal. Dengan demikian, jumlah keseluruhan soal adalah sebanyak 60 soal. Setiap soal dimulai dari soal yg mudah hingga soal yg sulit, dimana kondisi ini menunjukkan bahwa dibutuhkan kapasitas kognitif untuk memasukkan dan menganalisa informasi. Semua kelompok soal pada tes ini disajikan dengan dicetak tinta hitam pd latar putih (hitam putih). Tes ini dirancang khusus untuk testee berusia 11–65 tahun, dimana tes ini dapat disajikan secara individual ataupun klasikal. Waktu untuk mengerjakan tes ini kurang lebih 30 menit.

Contoh intruksi dari Tes SPM:
“Disini ada sepotong kain tetapi ada bagian yg hilang. Coba pilih dari 6 pilihan di bawahnya mana yg cocok untuk mengisi bagian yg hilang. Apakah sudah mengerti cara mengerjakannya?”

Skor SPM adalah jumlah jawaban yang betul, kemudian skor mentah ini diubah menjadi skala persentil. Skala persentil ini digolongan menjadi lima tingkatan yang merupakan tingkat inteligensi subjek (Raven, 1960) yaitu:
Grade I: Intellectually superior untuk persentil 95 atau lebih.
Grade II: Definitely above average untuk persentil 75 atau lebih.
Grade III: Intellectually average untuk persentil antara 25 – 75
Grade IV: Definitely below average untuk persentil25 - 10
Grade V: Intellectually defective untuk persentil di bawah 10

Aspek yg diukur pada tes ini yaitu:
1. Daya Abstraksi: kemampuan menangkap, membayangkan dan menganalisa suatu hal yg ditangkap atau dilihat indera secara abstrak.
2. Berpikir Logis atau Menalar: kemampuan umenarik kesimpulan menurut aturan logika dan membuktikan bahwa kesimpulan itu benar.
3. Berpikir Sistematis: kemampuan umengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah, atau perncanaan yg tepat, efektif, dan efisien.
4. Kecepatan dan Ketelitian: kemampuan untuk menangkap, mengolahinformasi dengan cepat dan teliti.
5. Konsentrasi: kemampuan umemberi atensi atau perhatian terhadap suatu hal dalam suatu hal dalam suatu waktu dengan baik.

4.      WAIS
Test Wechsler mula-mula diterbitkan pada tahun 1939 dengan nama Wechsler – Bellevue Intelligence Scale (Biasa di singkat W – B) dan revisinya diterbitkan tahun 1955 dengan nama Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS). Tes Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah skala inteligensi Wechsler yang standar untuk mengukur potensi inteligensi subyek dewasa usia 16 tahun sampai 75 tahun atau lebih, yang penyajiannya secara individual.

WAIS mengukur dua aspek kemampuan potensial subyek yaitu aspek Verbal dan aspek Performance. Wawasan yang diukur oleh kedua aspek tersebut yaitu:
1.      Aspek Verbal: Informasi, rentang angka, pengertian, hitungan, pemahaman, persamaan.
2.      Aspek Performance: melengkapi gambar, mengatur gambar, rancangan gambar, merakit obyek, symbol angka.
Skala Verbal terdiri dari:
1.      Informasi
Berisi 29 pertanyaan mengenai pengetahuan umum yang dianggap dapat diperoleh oleh setiap orang dari lingkungan sosial dan budaya sehari-hari dimana ia berada. Nilai dilihat dari satu angka dari tiap-tiap jawaban yang benar.
2.      Rentang Angka
Berupa rangkaian angka antara 3 sampai 9 angka yang disebutkan secara lisan dan subjek diminta untuk mengulangnya dengan urutan yang benar.
3.      Pengertian
Berisi 14 soal. Nilai dilihat dari soal 1 dan 2 masing-masing dinilai 2 atau 0 Soal 3-14 masing-masing dinilai, 2, 1 dan 0.
4.      Hitungan
Berupa problem hitungan yang setaraf dengan soal hitungan di sekolah dasar. Nilai dilihat dari tiap jawaban yang benar.
5.      Pemahaman
Isi subtes ini dirancang untuk mengungkap pemahaman umum.
6.      Persamaan
Berupa 13 soal yang menghendaki subjek untuk menyatakan pada hal apakah dua benda memiliki kesamaan. Tiap-tiap soal dinilai 2, 1 atau 0
Skala Performance terdiri dari:
1.      Melengkapi Gambar
Subjek diminta menyebutkan bagian yang hilang dari gambar dalam kartu yang jumlahnya 21 kartu.
2.      Mengatur Gambar
Berupa delapan seri gambar yang masing-masing terdiri dari beberapa kartu yang disajikan dalam urutan yang tidak teratur.
3.      Rancangan Balok
Terdiri atas suatu seri pola yang masing-masing tersusun atas pola merah-putih. Setiap macam pola diberikan di atas kartu sebagai soal.
4.      Merakit Objek
Terdiri dari potongan-potongan langkap bentuk benda yang dikenal sehari-hariyang disajikan dalam susunan tertentu.
5.      Simbol Angka
Berupa Sembilan angka yang masing-masing mempunyai simbolnya sendiri-sendiri. Subjek diminta menulis symbol untuk masing-masing angka di bawah deretan angka yang tersedia sebanyak yang dapat dia lakukan selama 90 detik.

Tujuan dari WAIS yaitu untuk mengungkap intelligensi orang dewasa. Tujuan pemisahan verbal dan performence IQ adalah untuk keperluan diagnosa jika misalnya seseorang mendapat handicap dalam bidang verbal atau cultural.

Persiapan tes WAIS
Ada beberapa petunjuk penting yang harus diperhatikan oleh tester dan testee
sebelum tes dilaksanakan, antara lain:
-          Untuk tes WAIS yang berperan aktif dalam menulis jawaban pada Lembar Jawaban adalah tester kecuali pada subtes persoalan Simbol Angka. Testee juga tidak diperkenankan mencoret-coret Lembar Jawaban
-          Setiap Subtes persoalan yang akan disajikan didahului oleh petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah yang berbeda dari tester
-          Tester harus benar-benar memperhatikan Batas Waktu, petunjuk dan perintah “HENTIKAN” pada setiap subtes agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan penilaian.
-          Setiap subtes mempunyai Batas Waktu tertentu. Apabila testee tidak dapat menyelesaikan seluruh soal pada setiap persoalan dalam waktu yang telah ditetapkan, sebaiknya testee tetap tenang, tidak perlu gelisah dan tidak terpengaruh oleh peroalan yang telah berlalu, tetap berfkir jernih dan konsentrasi pada perintah-perintah berikutnya.

5.      WISC
Merupakan hasil tes intelegensi untuk mengukur kemampuan dan intelegensi seseorang. Wechler (1949) menciptakan skala intelegensi pada anak-anak yang di kembangkan berdasarkan skala W-B (Wechsler-Bellevue Intelligence Scale) dan di namakan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children). Pada tahun 1974 di revisi menjadi WISC-R (huruf R singkatan dari revised). Tes ini dipakai untuk mengukur intelegensi anak-anak usia 6 sampai 16 tahun.

WISC-R terdiri dari 12 sub tes yang dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu skala verbal dan skala performan.

SKALA VERBAL
1.      Information (Informasi)
2.      Comprehension (Pemahaman)
3.      Arithmetic (Hitungan)
4.      Similarities (Kesamaan)
5.      Vocabulary (Kosakata)
6.      Digit span (Rentang angka)
SKALA PERFORMANSI
1.      Picture Completion (Kelengkapan gambar)
2.      Picture Arrangement (Susunan gambar)
3.      Block Design (Rancangan balok)
4.      Object Assembly (Perakitan Objek)
5.      Coding (Sandi)
6.      Mazes (Taman sesat)

Tes Kemampuan Kerja
1.      Kreaplin
Tes Kraeplin merupakan salah satu jenis tes yang diciptakan oleh seorang psikiater jerman bernama Emilie kraepelin pada tahun 1856 – 1926. Yang pada mulanya bertujuan untuk membedakan antara orang yang normal dan tidak normal. Tetapi dalam perkembangannya, tes ini digunakan oleh sebagian pihak dalam rangka mengetahui bakat yang dimilki untuk penempatan kerja.

Menurut Anne Anastasi (Psychological Testing), tes Kraeplin merupakan sebuah ‘Speed Test’. Dengan ciri utama dari sebuah speed tes adalah tidak adanya waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua soal. Jadi pada tes ini, testee memang tidak diharapkan untuk dapat menyelesaikan sepenuhnya setiap jalur, tapi penilaian yang dilihat disini adalah bagaimana kecepatan kerja, ketelitian, konsentrasi, stabilitas dan ketahanan yang dimiliki testee dalam kerja

Tujuan Test Kraepelin
Tujuan dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan sepertia apa tipe performance seseorang, misalnya hasil penjualan yang rendah, dapat menggindikasi adaya gejala depresi mental. Terlalu banyak seseorang melakukan salah hitung, dapat mengindikasikan adanya distraksi mental

Selain itu tes Kraepelin juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa maximum performance dari seseorang. Hal itulah yang menyebabkan tekanan skoring dan interpresi lebih didasarkan pada hasil tes yang diperoleh secara obyektif bukan pada arti proyektifnya.

Dari sana dapat diinterpretasikan tujuan tes kraepelin yang mencakup 4 hal:
1. Faktor kecepatan (speed factor)
Dimana dalam faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang dicapai seseorang atau teste saat mengerjakan tes. Apabila hasil yang diperoleh oleh teste tinggi maka arah karir yang cocok adalah bekerja di bidang perkantoran. Seperti pekerjan yang berhubungan dengan pembuatan jadwal, grafik, dan chart. begitu pula sebaliknya jika hasil yang diperoleh randah dapat di ketehui teste memiliki kecepetan bekerja yang rendah pula.

2. Faktor ketelitian (accuracy factor)
Faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan tes. Jika teste mendapatkan jumlah kesalahan sedikit maka teste tersebut dapat dikategorikan mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi adapun arah karir yang cocok untuk katagori ini yaitu bekerja pada bidang manajemen, akutansi, perpajakan, statistika, dan matematika.

3. Faktor keajegan (rithme factor)
Faktor keajegan ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes. Untuk mengetahui keajegan atau sering disebut dengan kestabilan seseorang maka dengan cara menskor deret tertinggi dikerjakan dikurangi deret terendah yang dikerjakan. Jika hasil yang di peroleh teste tinggi, maka dapa ditentukan arah karir yang cocok yaitu sebagai direktur atau pimpinan perusahaan.

4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
Dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang dikerjakan oleh teste tersebut.

Administrasi Test Kraepelin
Untuk melakukan tes Kraepelin ada beberapa hal yang harus disiapkan dan dilakukan daiantaranya sebagai berikut:

Alat yang Dibutuhkan
·         Lembar tes Kraepelin, tes ini terdiri dari 45 lajur angka, namun biasanya yang dikerjakan hanya 40 lajur.
·         Stopwatch
·         Pensil
·         Meja yang cukup luas
·         Papan tulis, kapur atau flip chart untuk dipergunakan tester saat menjelaskan pada testee

Prosedur Kerja Dalam Pelaksanaan
Ada beberapa presedur yang harus dilakukan, atau diterapkan saat ingin melakukan tes Kraepelin.
1.      Teste di bagikan lembar tes pada testi
2.      Teste diminta mengisi identitas pada tempat yang sudah ditentukan dalam lebar tes, dan tidak membuka lembaran tes sebelum diinstruksikan.
3.      Teste memberikan contoh mengisi/menjawab lembar tes di papan tulis.

Instruksi: “dalam tes ini anda akan menghadapi kolom – kolom yang terdiri dari angka”. Tugas anda adalah “:

1.      Jumlahkan tiap – tiap angka dengan angka diatasnya, kerjakan dari atas kebawah.
2.      Dari angka hasil penjumlahan tersebut, anda cukup menuliskan angka satuannya saja, misalnya hasil penjumlahan itu adalah 14, maka anda hanya menulis angka 4 disamping kanan – antara kedua angka tersebut.
3.      Bila anda membuat kesalahan dalam menjumlahkan, misalnya anda menjawab 8 padahal jawabannya adalah 3, maka anda tidak perlu menghapusnya. Anda cukup mencoret dengan satu garis angka yang salah tersebut dan menggantinya dengan angka yang benar.
4.      Setiap mendengar ketukan (dicontohkan) , maka anda harus pindah ke lajur selanjutnya disebelah kanan. Dan mulailah kembali mengerjakan dari bawah keatas di lajur yang baru tersebut.
5.      Anda hendaknya bekerja secepat dan seteliti mungkin.
6.      Sebagai latihan marilah kita mengerjakan contoh yang terdiri dari 2 lajur angka yang terdapat pada lembaran tes. Kita mulai dari lajur kiri, mulai dari bawah dijumlahkan dengan angka diatasnya. “ya mulai”… setelah 30 detik beri ketukan, “stop, pindah kekolom selanjutnya”. Setelah 30 detik beri ketukan dan ucapkan “ya berhenti”. Setelah mengerjakan contoh pastikan semua testi mengerjakan dengan benar. “sekarang semuanya sudah paham?” , “sekarang letakkan dulu alat tulis anda”.
7.      Anda buka kertas yang ada dihadapan anda, bila saya beri tanda mulai maka anda mulai mengerjakan dari kolom paling kiri dari bawah keatas. Bila saya ketuk maka anda harus pindah kekolom selanjutnya.
“Siap?”, “mulai !!”
2.      Pauli
Tes Pauli dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr. Richard Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss.

Tujuan pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas perbedaan kondisi individu, melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap prestasi. Aspek kepribadian yang diukur dalam tes Pauli antara lain:
1.      Kekuatan kemauan
2.      Daya tahan dan keuletan
3.      Ketekunan dan konsentrasi
4.      Daya penyesuaian
5.      Vitalitas/energi (dengan asumsi, energi = prestasi)
6.      Kecermatan dan ketelitian
7.      Stabilitas emosi
8.      Sikap terhadap tugas, sikap dalam menghadapi tantangan, dan cara mengendalikan diri.
Meskipun tes pauli banyak mengukur sikap kerja namun tes Pauli masih dapat digolongkan tes kepribadian karena unsur yang paling kuat dalam tes Pauli adalah kemauan (motivasi) dan juga kemampuan. Hasil kerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan. Motivasi merupakan hasil dari niat dan kemauan. Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara umum, dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting. Seseorang bisa mencapai/ menghasilkan sesuatu dengan melakukan kegiatan-kegiatan/ bekerjadalam suatu kerja selain dibutuhkan kemauan juga harus didukung oleh faktor stabilitas emosi dan ketahanan dalam bekerja. 

Administrasi Tes PAULI
Persiapan:

·         Menyiapkan stopwatch yang siap pakai
·         Menuliskan contoh Pauli di papan tulis, misalnya:
7 2 9 2 6 8
2 7 8 6 4 2 
·         Membagikan lembar tes Pauli dengan isian untuk Nomor, Nama, dan sebagainya terletak di sebelah atas
·         Membagikan pinsil, kalau memungkinkan setiap Testee mendapat tiga batang

Instruksi:
·         Kepada saudara telah dibagikan lembar tes lain.
·         Ambillah lembar tersebut dan isilah dengan bolpen:
Nomor: Nomor pemeriksaan Saudara
Nama: Nama lengkap Saudara
Tgl. Lahir: Tanggal, bulan, dan tahun lahir Saudara
Tgl. Pmr: Tanggal hari ini (tester menyebutkan tanggal, bulan, dan tahunnya)
Jam: (tester menyebutkan pukul berapa saat itu, boleh ditambah 5-10 menit)
·         Jika sudah selesai, letakkanlah alat tulis Saudara dan perhatikan ke depan.
·         Kita lihat lembar tes ini penuh tercetak angka-angka. (Tester menunjukkan lembar tes Pauli yang dipegang kepada Testee)
·         Tugas Saudara sangat sederhana, yaitu MENJUMLAH, Namun cara menjumlahnya istimewa, yang nanti akan saya tunjukkan di papan tulis. Jumlahkanlah setiap angka dengan angka yang ada di bawahnya, dan hasilnya harus dituliskan di sebelah kanan di antara kedua angka yang saudara jumlahkan itu.
·         Angka puluhan harus dibuang.
·         Lihatlah ke papan tulis (tester memberi contoh penjumlahan di papan tulis) 7 + 2 = 9 2 + 8 = 0 karena angka puluhan harus dibuang, 8 + 7 = 5 karena angka puluhan harus dibuang.
·         Setelah sampai di bawah seperti ini (Tester menunjukkan akhir kolom pertama di papan tulis), segera ganti ke kolom berikutnya (tunjukkan di papan tulis), dan lanjutkan penjumlahan seperti tadi kolom demi kolom dari atas ke bawah. (berikan contoh di papan tulis)
·         Pada saat Saudara menjumlahkan angka-angka ini, pada waktu-waktu tertentu akan terdengar aba-aba GARIS! Pada setiap aba-aba GARIS, Saudara harus memberi garis di bawah angka hasil penjumlahan terakhir yang pada waktu itu sedang Saudara tulis dan meneruskan penjumlahan Saudara sampai terdengar aba-aba BERHENTI!. (Tester memberikan contoh di papan tulis dan menjelaskannya)
·         Apabila Saudara sampai pada akhir lembar ini…(Tester menunjukkan akhir lembar depan tes Pauli), masih tersedia angka-angka di lembar belakangnya. Lembar ini dicetak istimewa sehingga cara membaliknya juga istimewa, seperti ini. (Tunjukkan contohnya dan kembalikan lagi pada posisi semula)
·         Pekerjaan ini harus dilakukan secepatnya-cepatnya. Oleh karena itu, sebaiknya jangan ada benda-benda yang menghalangi di meja Saudara, dan atur posisi duduk senyaman mungkin.
·         Apakah ada pertanyaan? (tunggu sebentar)
·         Jika tidak ada, sekali lagi kami ingatkan bahwa pekerjaan ini harus dilakukan secepat-cepatnya.
·         Ambillah pensil Saudara.
·         Siap..(tunggu sebentar) MULAI!

(Setelah garis yang ke-20, berilah tambahan waktu sekitar 15 detik, kemudian…)
·         BERHENTI! Tidak usah digaris. Letakkan pinsil Saudara. (Tunggu sebentar, biasanya Testee sedikit “ribut” sambil melemaskan tangannya…)
·         Sekarang perhatikan ke depan
·         (Kalau ada Testee yang mengerjakan lebih dari satu lembar Pauli, tambahkan petunjuk di bawah ini…)
Bagi saudara yang tadi menambah lembar tes, silakan lembar kedua diisi identitas Saudara seperti lembar pertama, kemudian tumpuklah kedua lembar tersebut dengan lembar pertama di atas dan nama Saudara di bagian atas.

(Jika tidak ada yang dua lembar, langsung dilanjutkan…)

·         Harap lembar tes tersebut Saudara lipat menjadi dua yang persis sama seperti ini (Tunjukkan caranya kepada Testee). Setelah itu lipat sekali lagi menjadi dua seperti ini (Tunjukkan caranya kepada Testee, tunggu sampai semua Testee selesai melakukannya).
·         Jika sudah selesai, letakkan letakkan lembar tersebut di sisi meja yang kosong. Kami akan mengumpulkan tes tersebut beserta pinsil yang kami pinjamkan.

(Tester mengumpulkan tes Pauli dan pinsil, menghitungnya secara cepat. Kalau jumlahnya sudah sesuai, tester memberikan kata penutup seperti yang terdapat pada Wasana Kata).

Tes Evaluasi Belajar
Tes merupakan serangkaian soal yang harus dijawab oleh siswa. Dalam hal ini, tes hasil belajar dapat digolongkan kedalam tiga jenis berdasarkan bentuk pelaksanaanya, yaitu (a) tes lisan, (b) tes tulisan, dan (c) tes tindakan atau perbuatan. Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun menggunakan komputer. Sedangkan, Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru dan murid. Sedangkan, Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik.

Dari segi fungsi tes di sekolah, tes dibedakan menjadi:
1. Tes Formatif
Tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah:
  • Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap unit pembelajaran.
  • Merupakan penguatan bagi peserta didik.
  • Merupakan usaha perbaikan bagi siswa, karena dengan tes formatif peserta didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
  • Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya.
2. Tes Summatif
Diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau akhir semester.
3. Tes Penempatan
Tes yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar.
4. Tes Diagnostik
Tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang mengganggu kegiatan belajarnya.

Tes Inventory
1.      Papi Kostick
Tes PAPI Kostik di buat oleh Guru Besar Psikologi Industri asal Massachusetts, Amerika, Dr. Max Martin Kostick, pada awal tahun 1960. PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian (psychodynamics) dengan memperhatikan keterkaitan dunia sekitarnya (environment) termasuk perilaku dan nilai perusahaan (values) yang diterapkan dalam suatu perusahaan atau situasi kerja dalam bentuk motif (need) dan standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role) yang terekam saat psikotest.

Secara singkat, PAPI Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report inventory), terdiri atas 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang menyangkut 20 aspek keribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan (leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi social (social nature), gaya bekerja (work style), sifat temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan (followership).

Penyajian Alat Tes PAPI Kostick

Waktu Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tes PAPI Kostick secara tertulis, tidak ada batasan waktu yang diberikan. Durasi pengerjaan tes tergantung pada kecepatan testi dalam menjawab semua pernyataan yang tersedia. Namun, pada umumnya testi dapat menyelesaikan menjawab semua pernyataan pada tes ini dalam waktu kurang lebih antara 35 menit sampai dengan 45 menit.

Materi Tes
·         Buku soal tes PAPI Kostick
·         1 lembar jawaban tes PAPI Kostick
·         1 lembar psikogram tes PAPI Kostick
·         1 Buku norma tes PAPI Kostick

Alat Test
Stopwatch untuk menghitung waktu pengerjaan tes

Instruksi Tes
·         Ada 90 pasang pernyataan, pilihlah salah satu dari setiap pasangan pernyataan tersebut yang Anda anggap paling dekat menggambarkan diri Anda. Bila tidak satupun dari sebuah pasangan pernyataan yang cocok, pilihlah yang Anda anggap benar.
·         Lingkarilah tanda panah pada setiap pernyataan yang Anda pilih pada lembar jawaban yang tersedia.

Contoh:
·         Saya adalah pekerja keras
·         Saya tidak mudah murung

Dalam hal ini, Anda melingkari tanda anak panah “a”, karena pernyataan “a” merupakan gambaran diri Anda. Tetapi jika pernyataan “b” lebih sesuai dengan diri Anda, maka lingkarilah tanda anak panah pada pernyataan “b”.

Pelaksanaan Tes
Tester membagikan 1 buku soal dan lembar jawaban pada testi. Tester meminta testi mengisi kolom identitas pada kolom yang telah tersedia pada lembar jawaban. Tester memberikan instruksi tata cara pelaksanaan tes PAPI Kostick pada testi. Kemudian testi diberi kesempatan bertanya kepada tester. Dan jika tidak ada pertanyaan, tester memberikan instruksi mulai mengerjakan tes PAPI Kostick sambil mengaktifkan stopwatch. Setelah tes selesai, testi diminta mengecek kembali jawabannya dan cara menjawabnya.

2.      NEO PI-R
Sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits (Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, Neuroticism). Mereka membedakan masing-masing dari kelima dimensi kepribadian tersebut dengan mengembangkan enam facet yang sifatnya lebih spesifik. Setiap facet diukur oleh 8 item, maka NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item). Kelebihan dari alat ukur NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga memudahkan untuk mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda.
Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan terhadap pengalaman baru, kecenderungan untuk tunduk pada orang lain, dan kemampuan individu dalam berorganisasi.
3.      DISC
Sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes), DISC pertama kali digunakan untuk kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses penerimaan tentara AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II. Setelah keandalannya terbukti, kemudian DISC secara bertahap dipakai untuk kepentingan rekrutmen yang lebih umum.

Sistem DISC 
DISC personality system merupakan bahasa universal mengenai perilaku. Penelitian mengelompokkan karakteristik perilaku dalam empat bagian utama yang disebut sebagai gaya kepribadian. Orang dengan gaya yang serupa cenderung menampilkan ciri perilaku yang mirip. Setiap individu memiliki keempat gaya ini, akan tetapi bervariasi menurut intensitasnya. DISC merupakan akronim 4 tipe kepribadian yang berarti:

1. Dominant (D)
Orang yang Dominant tinggi akan bersifat asertif (tegas) dan langsung. Biasanya mereka sangat independen dan ambisius. Dalam pemecahan masalahnya, tipe dominan ini melakukan pendekatan yang aktif dan cepat menyelesaikan masalah. Mereka ini orang yang cukup gagah, mereka sangat menyukai tantangan dan persaingan. Mereka dipandang orang lain sebagai orang yang berkemauan keras. Oleh karena itu mereka menginginkan segala sesuatu sesuai dengan kemauan mereka.

2. Influencing (I)
Tipe Influencing ini senang berteman. Mereka suka menghibur orang lain dan bersifat sosial. Dalam penyelesaian masalah atau mengerjakan sesuatu, mereka banyak mengandalkan keterampilan sosial. Orang yang bersifat interpersonal ini senang berpartisipasi dalam kelompok dan suka bekerja sama. Keterbukaan sikapnya membuat orang lain memandang dirinya sebagai pribadi yang gampang bergaul dan ramah. Biasa nya pribadi seperti ini memiliki banyak teman. Tipe antarpribadi ini, tipe orang yang emosional karena mereka mudah mengungkapkan emosi kepada orang lain, emosional disini artinya bukan mudah marah, tetapi mudah mengungkapkan isi hatinya. Mereka lebih merasa nyaman berurusan dengan emosi daripada hal lain.

3. Steadiness (S)
Orang yang bertipe Steadiness ini adalah orang yang berkeras hati, gigih, dan sabar. Mereka mendekati dan menjalani kehidupan dengan memanfaatkan standar yang terukur dan stabil. Pada umumnya, mereka tidak begitu suka kejutan. Pribadi steadiness ini tidak banyak menuntut dan bersifat akomodatif. Mereka sangat ramah dan memperlihatkan kesetiaannya kepada mereka yang ada disekitarnya. Mereka sangat menghargai ketulusan. Orang yang bertipe steadiness ini jujur dan mengatakan apa adanya dan berharap orang lain melakukan hal yang sama. Orang lain memandang mereka sebagai orang yang tenang, berhati-hati dan konsisten dalam cara mereka menjalani kehidupan. Memiliki tingkat ketabahan yang luar biasa. Mereka dapat mempertahankan fokus dan kepentingan mereka dalam jangka waktu yang lama dibandingankan orang lain yang mampu melakukan.

4. Conscientiousness (C)
Teliti, begitu sebutan untuk tipe orang ini. Tipe teliti ini sangat tertarik pada presisi (ketelitian dan kecermatan) dan juga dengan akurasi (kecepatan). Mereka menyukai segalanya serba teratur dan jelas. Dan mereka sangat fokus terhadap fakta, menginginkan adanya bukti. Orang tipe Conscientiousness ini sangat menghargai peraturan, mereka tidak suka melanggar peraturan. Dalam beraktivitas pun begitu, menggunakan sistematis dan aturan-aturan agar semuanya terkelola dengan baik. Mengatasi konflik secara tidak langsung. Dihadapan orang lain, mereka dipandang pasif dan selalu mengalah.

Manfaat DISC


·         Memberikan pemahaman tentang diri seseorang terkait dengan kelebihan dan kekurangan dirinya (secara garis besar untuk memahami tipe kepribadian).
·         Perencanaan masa depan yang lebih baik.
·         Penempatan yang sesuai dengan keunikan seseorang.

Form DISC dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
1. Form tipe A
Berisikan 24 nomor soal yang dibagi dalam kotak-kotak dengan 4 kalimat pendek termuat dalam setiap kotaknya.

Instruksi
Mulailah dengan memilih “setting” yang akan Anda pilih sebagai respon Anda, misalnya pilih “rumah”, “pekerjaan”, “sosial”. Setiap kotak dibawah ini memuat 4 kalimat pendek. Baca dengan teliti setiap kalimat dalam kotak tersebut. Kemudian sesuai setting yang Anda pilih, lingkarilah. Disamping kalimat yang PALING tepat mencerminkan diri Anda dalam setting tersebut. Kemudian lingkarilah disamping kalimat yang KURANG menggambarkan diri anda dalam setting tersebut. Masing masing kotak, pilihlah satu respon yang PALING dan KURANG.

2. Form tipe B
Instruksi
Setiap nomor ada 4 kata yang berbeda. Pilihlah satu kata yang paling menggambarkan diri Anda dengan memberikan tanda silang (X) di depan kata yang Anda pilih tersebut.

4.      MBTI
Tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan putrinya, Isabel Brigss Myers. Mereka mengembangkan tes ini sejak perang dunia II (1939-1945). Mereka percaya bahwa pengetahuan akan kepribadian dapat membantu perempuan yang akan memasuki dunia kerja di bidang industri. Setelah mengalami pengembangan, akhirnya tes MBTI ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1962.

Sampai saat ini, tes MBTI adalah tes kepribadian yang paling banyak dipakai di dunia. Tes ini juga dipakai untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi karyawan tersebut optimal. Diantara sekian banyak tes kepribadian yang paling akurat dan paling banyak digunakan adalah MBTI (Myers Brigss Type Indicator).

Tes ini secara khusus bertujuan untuk mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-tipe kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi dalam melakukan tes bagi pesertanya. Kuesioner ini didasarkan pada empat skala, yang menghasilkan enam belas kemungkinan kombinasi atau tipe-tipe kepribadian yang luas. MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan. Masing-masing memiliki sisi positif dan sisi negatif. Berikut empat skala kecenderungan MBTI, yaitu:

1. Ekstrovert (E) vs Introvert (I)
Dimensi IE untuk melihat orientasi energy, apakah ke dalam atau keluar. Ekstrovert artinya pribadi yang menyukai dunia luar. Tipe kepribadian ini senang bergaul, menyenangi interaksi sosial, menyukai aktivitas dengan orang lain, dan berfokus pada dunia luar. Sebaliknya, tipe introvert adalah pribadi yang menyukai dunia dalam (diri sendiri). Tipe ini suka menyendiri, merenung, membaca, menulis, dan tidak terlalu menyukai pergaulan dengan banyak orang. Individu dengan tipe kepribadian ini mampu bekerja sendiri, berkonsentrasi dan fokus. Tipe kepribadian ini bagus dalam pekerjaan pengolahan data dan back office.

2. Sensing (S) vs Intuition (I)
Dimensi SI melihat bagaimana individu memproses data. Sensing memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkret, praktis, realistis dan melihat data apa adanya. Sensing menggunakan pedoman pengalaman dan data konkret serta memilih cara-cara yang sudah terbukti. Individu tipe kepribadian ini fokus pada masa kini atau hal-hal apa saja yang bisa diperbaiki pada masa sekarang. Individu sensing bagus dalam perencanaan teknis dan detail aplikatif. Tipe intuition memproses data dengan melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual, serta melihat bagaimana kemungkinan yang bisa terjadi. Tipe intuition berpedoman pada imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada masa depan atau apa yang akan dicapai pada masa mendatang. Tipe ini sangat inovatif, penuh insprasi dan ide unik, bagus untuk penyusunan konsep, ide dan visi jangka panjang.

3. Thinking (T) vs Feeling (F)
Dimensi ketiga melihat bagaimana seseorang dapat mengambil keputusan. Thinking adalah selalu menggunakan logika dan melakukan analisa dalam mengambil keputusan, cenderung berpusat pada tugas dan objektif. Terkesan kaku dan keras kepala, menerapkan prinisip dengan konsisten dan bagus untuk melakukan analisa serta menjaga prosedur atau standar. Sementara feeling adalah tipe kepribadian yang melibatkan perasaan, empati, serta nilai-nilai yang diyakini pada saat pengambilan keputusan. Tipe ini berorientasi pada hubungan dan subjektif. Bersifat akomodatif tetapi lebih terkesan memihak, empatik dan menginginkan harmoni dan bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.

4. Judging (J) vs Perceiving (P)
Dimensi terakhir melihat bagaimana derajat fleksibilitas seseorang. Judging pada hal ini bukanlah judging untuk menghakimi, namun pada hal ini bertumpu pada rencana yang sistematis, senantiasa berpikir dan bertindak teratur. Tipe judging tidak suka akan hal-hal mendadak atau diluar perencanaan. Individu tipe ini bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur, dan perencanaan step by step. Tipe perceiving adalah mereka yang bersifat spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat berbagai peluang yang muncul. Perubahan mendadak bukanlah suatu masalah bagi tipe ini. Bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi mendadak.

5.      EPPS
Tes EPPS (Edward Personality Preference Schedule) merupakan tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan yang harus dimiliki manusia.

EPPS umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu tes yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Jadi, penekanannya pada penyelesaian tugas bukan waktunya. Dalam mengerjakan tes EPPS semua item harus dijawab, apabila ada satu item saja yang terlewatkan maka interpretasi secara akurat tidak dapat dilakukan. Tes EPPS dapat diberikan secara individual maupun klasikal. Latar belakang awalnya adalah untuk konseling dan orientasinya adalah untuk orang-orang yang normal (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).

Tes EPPS bertujuan untuk mengungkap 15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk tes EPPS berupa pasangan-pasangan pernyataan berjumlah 225 pasang. Tugas subyek adalah memilih satu pernyataan dari pasangan-pasangan pernyataan yang disajikan yang cocok atau sesuai dengan dirinya. Dari 225 pasang pernyataan ada 15 pasang yang sama. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesungguhan atau konsistensi subyek dalam mengerjakan tes. Apabila konsisten dapat dikatakan bahwa subyek bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes dan menjadi valid untuk diskor. Standar konsistensi pengerjaan EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9 sudah dapat dikatakan valid untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).

Administrasi Tes EPPS
Tidak ada batas waktu untuk mengerjakan soal EPPS, namun subyek di motivasi untuk mengerjakan secepat-cepatnya kurang lebih 45 menit. Hal ini dilakukan untuk menekan social desirability. Jika memberikan waktu seluas-luasnya, maka subyek diberikan waktu berpikir lebih lama, sehingga akan memengaruhi jawaban yang diberikan subyek. Sebelum tes berakhir, ada baiknya penguji meminta subyek untuk mengecek kembali identitas dan jawaban supaya tidak ada soal yang terlewat.

Instruksi
·         Pada halaman-halaman berikut, Anda akan membaca sejumlah pernyataan mengenai berbagai hal yang mungkin menggambarkan diri Anda atau mungkin juga tidak menggambarkan diri Anda, dan pernyataan-pernyataan tersebut selalu disajikan berpasangan.
·         Perhatikan contoh dibawah ini :
A: Saya suka bebicara tentang diri saya dengan orang lain
B: Saya suka bekerja untuk suatu tujuan yang telah saya tentukan bagi diri saya.
Manakah dari dua pernyataan tersebut yang lebih menggambarkan diri Anda?
Bila Anda lebih mirip pernyataan A, maka hendaknya Anda memilih jawaban A. Tetapi bila Anda lebih mirip pernyataan B, maka hendaknya Anda memilih jawaban B. Mungkin Anda mirip dengan pernyataan A dan B sekaligus kedua-duanya. Dalam hal ini, Anda diminta untuk tetap memilih satu diantara keduanya. Dan hendaknya Anda tetap memilih yang lebih mirip diri Anda. Sekiranya Anda tidak mirip kedua-duanya, hendaklah Anda memilih yang tidak terlalu jauh berbeda dengan gambaran diri Anda.
·         Beberapa pasangan pernyataan adalah mengenai hal-hal yang Anda suka seperti pernyataan A dan pernyataan B pada contoh diatas. Pasangan-pasangan lain adalah mengenai bagaimana perasaan Anda.

Lihatlah contoh berikut ini:
A: Saya bersusah hati, bila gagal dalam sesuatu.
B:  Saya merasa gugup bila harus bicara di depan orang banyak.

Yang manakah dari kedua pernyataan diatas lebih menggambarkan perasaan Anda?

Kalau pernyataan A lebih menggambarkan diri Anda daripada pernyataan B, maka hendaknya Anda memilih jawaban A. Sekiranya pernyataan kedua lebih menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih jawaban B. Bila kedua pernyataan itu dengan tepat menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih yang lebih dekat menggambarkan diri Anda. Bila tidak satupun diantara dua pernyataan itu dengan tepat menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih yang ketidaktepatannya dengan gambaran diri Anda tergolong kurang (sedikit) dibandingkan dengan pernyataan lainnya. Setiap pilihan Anda hendaknya didasarkan atas kemiripan dengan gambaran atau perasaan Anda sekarang. Dan tidak didasarkan atas hal-hal yang Anda anggap wajar.
·         Ini bukanlah suatu tes, disini tidak ada jawaban yang tergolong betul atau salah. Apapun yang Anda pilih, hendaknya merupakan suatu penggambaran dari hal-hal yang Anda lakukan atau perasaan Anda. Tetapkan pilihan Anda setelah membaca pernyataan yang berpasangan ini, dan jangan ada yang Anda lewati tanpa memilih. Pasangan-pasangan pernyataan ada pada halaman-halaman berikut ini serupa dengan contoh yang telah diberikan di atas. Bacalah setiap pasangan dan pilihlah pernyataan yang lebih menggambarkan diri Anda dengan cara melingkari huruf A atau B.

Tes Grafis
Merupakan salah satu bentuk test yang akan menilai kepribadian seseorang yang mana dilihat berdasarkan gambar yang dibuatnya.
1.      WZT/Wartegg
sebuah tes proyeksi sederhana yang berupa setengah kertas ukuran A4 dengan delapan buah kotak yang dibatasi garis tebal. Dalam setiap kotak terdapat rangsang-rangsang tertentu yang masing-masing kotaknya akan memberikan kesan spesifik yang berbeda-beda dan tentu saja reaksi yang berbeda pula sesuai dengan kepribadian seseorang. 

Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg dalam karyanya Gestaltung und Character sebagai suatu outline untuk tipologi tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data berupa bentuk/gambar yang ambigu di tiap 8 kotaknya.

Tujuan tes ini untuk mengeksplorasi struktur kepribadian dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, dan fungsi realita, sejauhmana masalah-masalah yang ada “meluas” dalam diri individu dan melihat abnormalitas manusia.

Alat yang digunakan dalam tes ini:
§  Menyiapkan stopwatch yang siap pakai
§  Menggambar Tes Wartegg di papan tulis
§  Membagikan lembar Tes Wartegg dan sebatang pinsil HB

Intruksi pelaksanaan tes:
-          Ambillah lembar tes itu dan isilah dengan bolpen
-          Nomor: Nomor pemeriksaan
-          Nama: Nama lengkap
-          Tanggal Lahir: Tanggal, bulan, dan tahun lahir
-          Jenis kelamin: Lingkarilah huruf L atau P sesuai dengan jenis kelamin
-          Tanggal Pemeriksaan: Tanggal hari ini
-          Jika sudah selesai, letakkan alat tulis dan perhatikanlah ke depan.
-          Pada lembar tes ini kita lihat ada 8 buah kotak
-          Di dalam setiap kotak terdapat sesuatu yang telah ditentukan, yaitu (sambil ditunjukkan oleh tester satu demi satu dari kiri ke kanan. Tidak usah sisebut semuanya, cukup dua saja)
·         Kotak ini: titik seperti ini
·         Kotak ini: lengkungan seperti ini
·         Kotak ini: garis-garis seperti ini
·         Kotak ini: bujur sangkar seperti ini
·         Kotak ini: garis-garis seperti ini
·         Kotak ini: garis-garis seperti ini
·         Kotak ini: lengkungan titik-titik seperti ini
·         Kotak ini: lengkungan seperti ini

-          Tugasnya yaitu menggambar!
-          Buatlah satu buah gambar di dalam setiap kotak.
-          Dibebaskan untuk memilih kotak mana saja yang akan digambar terlebih dahulu. Pilihlah kotak yang paling mudah diselesaikan. Tiap kali selesai menggambar sebuah kotak, berilah nomor yang menunjukkan urutan menggambar.
-          Berilah nomor 1, di luar kotak, yang akan menunjukka bahwa kotak itu yang digambar pertama.
-          Berilah nomor 2, di luar kotak, pada kotak yang digambar berikutnya, demikian seterusnya sesuai dengan keurutan menggambar.
-          Setelah itu pada bagian lembar tes yang kosong, berilah keterangan tentang gambar itu sesuai dengan urutan menggambarnya, misalnya:
1.      Gambar ____
2.      Gambar ____
3.      Gambar ____, dan seterusnya. (Tester memberi contoh di papan tulis)
-          Apabila telah selesai menggambar semua kotak, pilihlah satu gambar yang dianggap paling mudah diselesaikan, satu gambar yang dianggap paling sulit diselesaikan, satu gambar yang paling disukai, dan satu gambar yang paling tidak disukai, dengan menuliskan simbol berikut di belakang keterangan gambar:
M = Gambar paling mudah               S = Gambar paling sulit
+ = Gambar yang paling disukai       - = Gambar yang paling tidak disukai
-          Apakah ada pertanyaan? (Tunggu sebentar)
-          Waktunya 15 menit
-          (setelah waktu 15 menit berlalu)…
-          BERHENTI!! Letakkan pinsil Saudara…
-          Sekarang letakkan lembar tes tersebut di sisi meja yang kosong.

2.      DAM
Tes Menggambar Orang dilaksanakan secara individual. Biasanya digunakan untuk keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan secara klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untukkeperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.

Peralatan yang digunakan dalam tes, peralatan ini harus disiapkan oleh masing-masing mahasiswa yaitu:
-          2 lembar kertas putih ukuran 8.5” x 11”
-          pensil (medium soft)
-          penghapus (sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
-          lembaran observasi
-          lembaran penyerta

Instruksi pelaksanaan tes:
-          Berikan kertas gambar dalam posisi vertikal kepada testee.
-          Katakan kepada testee, “Gambarlah seseorang”.
-          Apabila testee mengeluh atau mengatakan kesulitannya untuk menyelesaikan tugas ini, katakan bahwa “Tugas ini tidak ada hubungannya dengan keahlian anda dalam menggambar. Saya hanya ingin melihat bagaimana anda membuat gambar tersebut”.
-          Selama testee menggambar, lakukan observasi. Bila gambar testee tidak lengkap, buatlah catatan di lembar observasi.
-          Setelah testee selesai menggambar orang dengan lengkap, berikan selembar kertas putih yang baru (bila klasikal, kertas baru dapat dibagikan beberapa saat sebelum batas waktu pengerjaan) dan katakan: “Gambarkan pula seorang laki-laki/wanita (yang berlawanan dengan gambar yang pertama). Hendaknya jangan sekali-kali mengatakan: “Gambarlah seorang putra atau putri” karena nanti ada kemungkinan testee menggambarkan seorang anak laki-laki atau seorang anak perempuan.
-          Pada saat testee membuat gambar kedua, berikan lagi kertas baru untuk tes berikutnya.
-          Jika tes dilakukan secara time limit, maka saat waktu pengerjaan habis, katakan: “Ya, selesai. Silakan simpan hasil pekerjaan saudara di sudut kanan meja!”

Peran Tes DAM dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
-          Industri dan Organisasi: Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam seleksi karyawanUntuk membuat profil kompetensi, maka metode Assesment Center masih dpat digunakan. Tes gambar orang ini akan menjadi pelengkap yagn penting dalam memberikan informasi mengenai individu.
-          Militer: seleksi, klinis, diagnosa, dll
-          TK: dapat melihat kesiapan anak untuk sekolah
-          SMA: Penjurusan
-          Kuliah: seleksi, kesesuaian minat dan bakat.
-          Psikolog: Diagnosa gangguan kepribadian > kebutuhan terapi

3.      BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa dilaksanakan secara individual maupun klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.

Alat yang digunakan dalam tes:
-          lembar kertas putih ukuran 8.5” x 11”
-          pensil (medium soft)
-          penghapus (sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
-          Kertas karton atau kertas HVS untuk alas menggambar

Instruksi pelaksanaan tes:
-          Berikan kertas gambar dalam posisi vertikal kepada testee. Jika tes dilakukan secara klasikal, pemberian kertas ini bisa dilakukan saat testee sedang mengerjakan tes sebelumnya.
-          Katakan kepada testee: “Kepada anda telah dibagikan sehelai kertas kosong.
-          Ambillah kertas itu dan tuliskan identitas anda di sudut kanan atas kertas ini (tunjukkkan kertas dalam posisi vertikal kepada testee)”.
-          Katakan lagi: “Gambarlah satu pohon kayu apa saja, kecuali pohon pisang, jenis kelapa, beringin, jenis pinus, jenis rumput-rumputan, jenis kapuk, bambu, dan semak-semak”.
-          “Apakah ada pertanyaan?”
-          Bila testee mengatakan tidak bisa menggambar, katakan: “Saya tidak melihat baik buruknya gambar, tetapi melihat cara Saudara menggambar”.
-          Lalu katakana “Jika sudah paham, silakan mulai menggambar.”
-          Pada saat testee terlihat hampir menyelesaikan pekerjaannya (sekitar 4-5 menit sebelum batas waktu pengerjaan – jika waktu dibatasi), bagikan lembar kerja berikutnya (misalnya lembar Wartegg, dalam posisi tertutup).
-          (Jika testee sudah selesai menggambar, katakan): “Ya, selesai. Silakan simpan hasil kerja anda di sudut meja

Peran Tes BAUM dalam Kehidupan Sehari-hari à Metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia. Pohon yang dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan symbol-simbol yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu sendiri. Para psikolog di Indonesia masih menggunakan metode ini sebagai salah satu alat bantu untuk membangun profil individu.

Psikolog klinis dapat menggunakan metode ini untuk mencari gambaran kepribadian individu yang lebih mendalam hingga mencari indikasi patologisnya. Baik itu patologis bersifat kepribadian atau gangguan yang bersifat medis.

Dari dunia industry/perusahaan, tim rekrutmen masih menggunakan metode ini sebagai salah satu alat untuk melihat potensi individu/calon karyawan. Metode ini masih dirasa cukup dapat dipercaya namun penggunaannya tidak mendalam seperti pada praktisi psikologi klinis.

4.      HTP
Tes House Tree Person Drawings (H-T-P) atau tes Gambar Rumah Pohon Orang ini merupakan tes yang dikembangkan oleh John Buck. Ia merasa bahwa kreativitas merepresentasikan karakteristik kepribadian yang disalurkan melalui seni grafis. Buck percaya bahwa dengan gambar, subjek dapat mengeluarkan kesulitan alam bawah sadar-nya melalui sketsa dari gambaran proses primer.

Cara Instruksi
Gunakan tiga lembar kertas, berikan yang pertama dan katakan, “Saya ingin kalian untuk menggambar rumah sebisa kalian.” Pertanyaan kedua ditanyakan lagi dan memberikan selembar kertas, “Gambarlah sebuah pohon sebagus sebisa kalian.” Pertanyaan, dan selembar kertas lagi yang terakhir, “Gambarlah orang sebaik yang kalian bisa”. Jika ada yang menggambar kepalanya saja, katakan, “Saya ingin kalian menggambar orang yang utuh, bukan hanya kepalanya saja.”

Anak diberi tahu untuk menggambar sebuah rumah, pohon dan orang dalam selembar kertas putih. Figur pada gambar memberikan terapis beberapa indikasi bagaimana perspektif anak tersebut terhadap dirinya di dunia. Figur pada gambar biasanya juga disebut sebagai refleksi diri.

Pertanyaan
·         Orang
Siapakah orang ini, berapakah umurnya, apa hal yang digemari orang ini, apa yang tidak disukai, adakah seseorang yang mencoba untuk menyakitinya, siapa yang mencari dia?

·         Rumah
Siapakah yang tinggal di sana, apakah mereka bahagia, ada apa di dalamnya, seperti apa jika pada malam hari, apakah orang-orang mengunjungi rumah tersebut, adakah yang ingin ditambahkan oleh orang tersebut pada rumahnya?

·         Pohon
Pohon jenis apakah ini, berapakah umurnya, hidup di musim apakah pohon ini, adakah seseorang yang ingin menebangnya, tumbuhan lain apa yang hidup disekitarnya, siapa yang mengairinya, apakah pohon tersebut mendapatkan cukup banyak cahaya?

Misal, apabila ranting dari pohon digambarkan dengan tumbuh panjang ke atas atau di luar pada umumnya, merefleksikan subjek bahwa ia adalah individu yang memiliki daya juang yang lebih untuk meraih prestasi. Kemudian, ketika subjek menggambarkan jendela rumah di sisi samping, tidak di bagian tembok utama yang menghadap depan, ataupun hanya di satu sisi maka dapat menandakan perasaan tidak aman. Jika bagian dari gambar orang hanya dari tampak depan, kemungkinan gambar tersebut merefleksikan subjek memiliki sikap yang mengelak dalam hubungan sosial. Kurangnya beberapa detail, tidak utuhnya gambar, dan menggunakan garis yang tipis merupakan kombinasi yang ditemukan pada subjek yang mengalami depresi mendalam. Garis tanah yang cekung ke bawah pada dua sisi dapat menandakan bahwa subjek memiliki perasaan terisolasi, tekanan dan ketidak-berdayaan dalam menghadapi tekanan dari lingkungan sekitarnya.

Interpretasi Rumah
Apabila bentuk rumah terlalu besar dapat merefleksikan subjek bahwa ia terlalu lelah dengan kehidupan keluarga, sedangkan jika terlalu kecil dari ukuran normal, kemungkinan ia menolak kehidupan keluarganya.
Garis dan tembok mewakili batasan dan kekuatan dari ego subjek, garis yang tipis pada struktur rumah merupakan kelemahan dari ego, sedangkan garis yang tegas dan kuat melambangkan masalah mengenai kecemasan.
Atap rumah melambangkan kehidupan fantasi subjek, dan ketika subjek memberi perhatian lebih pada bagian atap rumahnya, dapat diindikasikan pada fantasi dan ide-ide yang timbul, sedangkan pada gambar atap yang tidak lengkap, kecil atau atap yang terbakar dapat diindikasikan sebagai ketakutan atas fantasi yang terlalu kuat dan menyeramkan.
Jendela, pintu dan trotoar adalah bagian yang selalu dilihat oleh orang lain ketika akan masuk ke rumah, bagian tersebut berkaitan dengan keterbukaan, keinginan untuk berinteraksi dengan individu lain dan mengagaskan ide mengenai lingkungannya. Kemudian, bayangan, daun jendela, bar, tirai dan trotoar dapat diindikasikan sebagai ketidakinginan subjek untuk membeberkan siapa anda. Pintu atau jendela yang tebuka dapat diartikan sebagai keinginan subjek untuk berhubungan dengan orang lain. Jendela yang besar, spesifiknya apabila di kamar mandi, kemungkinan besar subjek memiliki hasrat eksibisionis.
Interpretasi Pohon
Batang dapat menunjukan sebagai ego dari subjek, perasaan mengenai diri sendiri dan kepribadian subjek seutuhnya. Kemudian, garis yang tegas ataupun bayangan dari pohon dapat diinterpretasikan sebagai indikasi utama dari kecemasan mengenai seseorang, batang yang kecil melambangkan kekuatan ego yang terbatas, batang yang besar memiliki kekuatan yang lebih. Pohon yang terbelah dibagian tengah seperti tersambar petir, dapat diindikasikan sebagai kepribadian yang terfragmentasi dan gangguan mental yang serius.
Dahan dapat diartikan sebagai usaha ego kita untuk diperlihatkan ke lingkungan dan meraih apa yang kita butuhkan. Ranting yang kecil merupakan keterbatasan subjek untuk menggapai sesuatu, sementara ranting yang besar terlalu banyak menjangkau apa yang dibutuhkan. Ranting yang mati dilambangkan sebagai kekosongan dan hilangnya harapan.
Daun melambangkan usaha subjek untuk mencapai kesuksesan, karena daun bertumbuh berarti pohon tersebut dapat meraih cahaya matahari dan mendapatkan makanan serta air yang cukup. Kemudian, gambar pohon tanpa daun melambangkan perasaan yang kosong, sedangkan daun yang berguguran melambangkan pengasuhan yang kita dapat tidak dapat diprediksi. Daun yang berujung tajam melambangkan agresi, dan detail daun yang berlebihan dapat melambangkan subjek memiliki kecenderungan Obsessive Compulsive Tendencies.
Akar merupakan pondasi dari pohon, dan biasanya dikaitkan dengan pengujian realitas dan orientasi. Tidak adanya akar dalam gambar pohon dapat diartikan sebagai rasa tidak aman, dan akar yang mati melambangkan terputusnya subjek dengan realita kehidupan, kehampaan dan putus asa.
Interpretasi Orang
Apabila jenis kelamin orang yang digambarkan berbeda dengan jenis kelamin dari subjek, maka orang tersebut merupakan anima atau animus dari subjek yang menggambar. Biasanya subjek akan menggambarkan orang dengan jenis kelamin yang sama terlebih dahulu kemudian orang yang kedua biasanya jenis kelamin yang berbeda. Beberapa menginterpretasikan apabila jenis kelamin yang berbeda digambarkan terlebih dahulu ada kemungkinan subjek memiliki kecenderungan dalam gender confusion.
Gambar lengan merupakan cara kita mencapai lingkungan dan gambar dari tangan menunjukkan bagaimana efeknya. Lengan yang terbuka mengindikasikan keinginan untuk melibatkan diri dan lengan yang tertutup menandakan defensive kita, lengan yang tidak tersambung melambangkan ketidakberdayaan. Jari yang menunjuk atau tangan yang mengepal melambangkan agresifitas subjek, tangan yang tersembunyi melambangkan kecemasan dan kecenderungan antisosial.
Kaki dapat diinterpretasikan sama seperti akar pada pohon, melambangkan keteguhan dan kekuatan. Apabila terputus di bawah kertas kemungkinan kebebasan dari subjek hilang, besar dan kecilnya kaki melambangkan kebutuhan akan keamanan.
Leher memisahkan antara kepala (kognisi) dengan badan (dorongan dan kebutuhan).
Mulut melambangkan bagaimana subjek mendapatkan kebutuhannya, mulut yang terbuka melambangkan ketergantungan, bibir yang berbentuk busur melambangkan kebutuhan seksual, mulut yang tertutup rapat melambangkan penolakan kebutuhan atau agresi yang pasif.

5.      Grafologi
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang melalui tulisannya. Grafologi ini sudah ada sejak zaman kuno.
Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri.
Grafolog tidak berkepentingan untuk membaca isi tulisan, yang perlu di perhatikan adalah menganalisa fisik tulisan itu sendiri. Dalam menganalisis tulisan tangan para grafolog harus memperhatikan 3 konsep yang penting yaitu:
o   Ruang
Tempat seseorang dalam mencoretkan tulisannya. Agar mudah di mengerti, ruang adalah jika kita menulis di kertas A4 yang kosong, maka tempat kosong yang kita tulis ini adalah ruangnya
o   Gerak
Arah tulisan (kekakanan / kekiri, keatas / menurun)
o   Bentuk
Bentuk-bentuk dari tulisan tiap huruf ataupun kata (bentuk, huruf a,i, dsb)
Bentuk tulisan yang dapat dianalisis dalam grafologi adalah penggunaan huruf, marjin, spasi, tanda baca, bentuk tulisan, dan posisi tulisan (miring atau tegak), termasuk di dalamnya tanda tangan. Gaya tulisan tangan tidak sama untuk setiap orang sekalipun orang tersebut terlahir kembar.
Menurut American Association of Handwriting Analysts (AAHA), pada tulisan tangan terdapat 300 aspek sebagai bahan analisis. Analisis dilakukan secara keseluruhan, tidak dapat terpisah satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa petunjuknya:
1. Zona Huruf
Tarik tiga garis lurus, dari situ akan terbentuk 3 zona imajiner, yaitu zona atas, zona tengah, dan zona bawah. Zona atas berisi huruf-huruf tinggi (b, l, k, t, dan sebagainya), zona tengah berisi huruf-huruf kecil (a, c, e, m, n, dan sebagainya), sedangkan zona bawah berisi huruf-huruf yang memiliki ujung menggantung (g, j, p, dan sebagainya). Hanya huruf “f” sebagai pengecualian yang dapat menempati semua zona.
Zona atas mewakili daya abstraksi, idealism, pemikiran, imajinasi, dan ambisi (lambang dari surga, pikiran, dan kepala).
Zona tengah mewakili ego, adaptasi, hubungan social, perasaan, dan emosi (lambing dari dunia, jiwa, dan dada).
Zona bawah mewakili kualitas materi dan fisik, dorongan seksual, kegemaran, dan penyimpangan (lambang dari neraka, tubuh, dan perut).

2. Baris Dasar
Dalam grafologi, jarak antara baris pertama dengan baris kedua menggambarkan kecenderungan arah, focus pada urutannya, dan nilai waktu.
Jarak yang cenderung teratur mengindikasikan tipe seseorang yang berpola pikir sistematis dan terencana, kurang berani mengambil resiko, dan tidak suka berpetualang. Meskipun demikian, tipe orang ini tetap konsisten terhadap perilaku dan sikapnya.
Sebaliknya, setiap pemilik tulisan dengan baris yang tidak teratur, menunjukkan sikap yang ragu-ragu dalam mengambil keputusan, kurang terencana, cenderung pasrah pada keadaan, bersikap apatis terutama dalam memandang masa depannya dan lebih suka atau puas pada keadaan saat ini.

3. Arah Tulisan
Arah tulisan (dari kiri ke kanan) menunjukkan bagaimana Anda berkomunikasi. Tulisan yang miring ke kanan menunjukkan sikap yang mengacu ke masa depan, kecintaan pada ayah, dan kecenderungan diri yang extrovert. Tulisan yang miring ke kiri menunjukkan sikap yang reflektif, kecintaan kepada ibu, dan kecenderungan diri yang introvert. Tulisan yang tegak lurus menunjukkan sikap yang tegar, suka mengamati lingkungan, banyak perintah, dan mampu mengendalikan emosi, juga mencirikan tulisan seorang pengusaha, pimpinan militer, dan penulis terkenal.
Lebih dari penampilan tulisan itu sendiri, arah tulisan pun menyatakan sesuatu. Emosi, ambisi, ditunjukkan oleh kurva yang naik. Depresi, sakit, dan kelelahan ditunjukkan oleh tulisan yang membentuk cekungan, sedangkan cembung menunjukkan ambisi awal yang cenderung bimbang.

4. Ukuran Huruf
Besar kecilnya tulisan ditentukan oleh huruf-huruf di zona tengah. Tinggi huruf 3 mm dianggap sebagai ukuran rata-rata. Bila ukuran lebih dari 3 mm maka menunjukkan kepribadian yang merdeka, membutuhkan ruang untuk bahagia. Huruf yang menjorok ke atas maupun ke bawah menunjukkan kemampuan mental atau fisik yang istimewa.
Ukuran yang kecil menunjukkan ekspresi kerendahan hati, meskipun juga cenderung menunjukkan rasa rendah diri atau menarik diri. Selain itu juga member petunjuk bahwa orang tersebut sangat memperhatikan secara detail dari setiap sisi kehidupan dan menggambarkan analisis serta konsentrasi yang tajam.

5. Kemiringan Huruf
Rata-rata kemiringan huruf adalah 45 derajat. Kemiringan huruf menggambarkan emosi dan kepribadian. Jika tulisan cenderung kekanan menunjukkan pribadi yang ramah tamah, supel (pandai bergaul), dan lebih terbuka (extrovert). Jika tulisan cenderung ke kiri menunjukkan pribadi yang cenderung menutup diri (introvert). Jika tulisan cenderung tegak menunjukkan kepribadian yang tidak emosional dan termask tipe orang yang praktis serta pandai menyimpan permasalahan orang lain.
Tulisan miring ke kiri banyak ditemui pada tulisan wanita yang pada masa kecilnya mengalami kesulitan hidup atau wanita yang kaku dan keras kepala, namun pemalu. Orang yang memiliki tulisan sangat miring ke kanan cenderung meledak-ledak dalam mengungkapkan perasaan atau meluapkan emosi yang berlebihan. Bila tulisan sangat miring ke kiri maka menunjukkan si pemilik tulisan bersifat egoistis atau individualis, dan lebih suka memendam emosi untuk dirinya sendiri.

6. Penekanan Huruf
Penekanan huruf pada tulisan dapat terjadi pada awal maupun akhir. Jika penulisan huruf terjadi pada awal huruf, maka hal itu menunjukkan cara menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan baru. Ketiadaan tarikan pada awal tulisan menggambarkan tipe orang yang memulai sesuatu tanpa penundaan dan tidak buang-buang waktu. Orang dengan tipe ini sangat cerdas, sangat praktis, dan objektif dalam menulai segala sesuatunya. Selain itu, orang tipe ini tidak percaya dengan sesuatu yang bersifat dangkal.
Sebaliknya, jika penekanan huruf itu ada pada akhir kalimat, maka hal itu menggambarkan perilaku yang supel dan mudah beradaptasi, mempunyai kepedulian tinggi, bersifat social, dermawan, dan peduli dengan sesama.

7. Bentuk Sambungan
Ada empat dasar sambungan, yang berdiri sendiri atau sambungan:
-          Tulisan dengan tarikan lengkungan ke bawah kemudian disambung bagian terbuka pada atasnya.
-          Tulisan Arcade, adanya lengkungan-lengkungan yang menaungi dasar tulisan.
-          Tulisan dengan sudut yang membentuk perubahan arah pada bagian dasar tulisan.
-          Tulisan yang seakan berbentuk benang yang berkesinambungan.
-          Tulisan arcade menunjukkan sifat agresif, tulisan sudut mewakili sifat sensitive, dan tulisan benang menunjukkan ketergesaan atau suatu keinginan untuk beradaptasi dengan individu lain (Tulisan ini sering tampak pada tulisan seorang psikolog, politikus, diplomat, serta mereka yang menghindari sikap pasti terhadap suatu persoalan).

8. Hubungan Antar Huruf
Sambungan huruf yang normal adalah empat sampai lima huruf yang tersambung satu sama lainnya, jika lebih dari itu berarti mencerminkan sifat orang yang keras hati, bahkan keras kepala, terutama jika dikombinasikan dengan tekanan yang ringan saat menulis. Selain itu juga dapat menunjukkan sifat yang malas karena tidak mengangkat penanya dari permukaan kertas.
Tulisan yang sambungannya sedang, menunjukkan kemampuan intuisi, meski bisa juga menunjukkan kekurangmampuan bersosialisasi si pemilik tulisan. Menurut para ahli, jika setiap huruf dalam tulisan masing-masing berdiri sendiri, dimungkinkan secara mental, penulisa sedang kacau.

9. Keteraturan Tulisan
Keteraturan tulisan didefinisikan sebagai penulisan tinggi huruf di wilayah tengah, kemiringan, dan besarnya huruf dari tulisan yang relative tetap/sama. Tulisan yang teratur mencerminkan pribadi yang kaku, cenderung meredam gejolak hati sampai taraf memaksa. Sedangkan ketidakteraturan mencerminkan kondisi emosi yang tidak stabil namun daya kreativitas cukup tinggi. Contohnya adalah tulisan tangan Heyden, Mozart, atau Picasso yang miring serta jarak diantaranya tidak teratur.

10. Lebar Tulisan
Lebar tulisan dianggap normal jika panjang tarikan ke bawah tulisan dan jarak diantaranya sama, hal tersebut menunjukkan sifat orang yang ramah. Jika jaraknya lebar, hal ini menunjukkan sifat orang yang memiliki imajinasi yang hidup dan biasanya sukar berbicara di depan umum, seperti bercerita dan berpidato. Kalau tarikan ke atas dank e bawah saling berdekatan, maka cenderung menunjukkan sifat menyembunyikan segala sesuatu dan sikap tidak tulus hati.
Beberapa karakteristik tulisan dari grafologi:
o   Tekanan pena
o   Miring tegaknya tulisan
o   Ukuran tulisan
o   Garis baris tulisan
o   Jarak dalam tulisan
o   Bentuk huruf t,b,o,a,i, dsb
o   Format loop
o   Kecepatan menulis
o   Tanda baca
o   Zona tulisan
o   dsb
Grafologi hanya dapat digunakan untuk menganalisis usia mental seseorang, bukan usia kronologisnya.

6.      Dragon Test
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak. Dalam pengerjaan tes ini anak diminta untuk membuat gambar yang didalamnya terdapat 5 objek, yaitu:
-          Matahari             : ayah
-          Rumah                : ibu
-          Pohon                 : anak
-          Naga                   : kemarahan, oposisi, energi libido, kekuatan, kehendak, dinamika    anak
-          Kolam                : emosi, perasaan, sensitivitas

*untuk naga bisa diganti dengan binatang buas lainnya.
Gambar dibuat dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu merah, hijau, kuning, biru, hitam. Untuk waktu pengerjaan tes ini tidak dibatasi oleh waktu.

Alat yang digunakkan:
- kertas putih ukuran A4
- satu set pensil warna (5 warna primer)
- daftar 5 objek gambar
Tes Proyektif
Test Proyeksi muncul karena adanya protes terhadap teori atau aliran lama yang kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan memandang individu bukan suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek
Aspek psikologis manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia --- teknik proyektif ini kemungkinan subjek mau merespon, walaupun teknik proyektif mempunyai arti interpretatif Teknik ini pendekatannya menyeluruh (global approach).
1.      TAT
Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu. Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa mengetahui alat ukur yang digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah kesimpulan, dalam menentukan kepribadian dan kognitif seseorang secara umum. 

Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong.

TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.

Prosedur pelaksanaan tes:
o          Dalam tes ini, klien diminta membuat cerita dari beberapa kartu bergambar yang disajikan satu persatu.
o          Klien dapat menulis sendiri ceritanya atau examiner yang menulis cerita klien.
o          Tugas klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat ini, sebelumnya (situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana pikiran dan perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari cerita yang dibuat klien.

Cerita yang dibuat klien dianggap memiliki implikasi terhadap konflik atau pun masalah yang dialami klien. Interpretasi klinis yang dilakukan terfokus pada dimensi-dimensi seperti bagaimana tokoh-tokoh berinteraksi, tingkat kehangatan atau konflik dari interaksi tokoh-tokoh, impian atau cita-cita tokoh, harapan tokoh terhadap diri dan lingkungannya, dan level kematangan secara umum yang diindikasikan dari bentuk cerita. Tema-tema dari TAT dapat menggambarkan fungsi kepribadian secara luas dan bermanfaat dalam mengidentifikasi sumber utama konflik sehingga dapat ditentukan intervensi terapeutik yang sesuai. Cerita TAT pada dasarnya menggambarkan lingkungan seperti apa yang klien lihat di sekitar dirinya dan orang-orang seperti apa yang ia rasakan tinggal bersamanya di dunia ini.

Manfaat TAT
1. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose.
2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalis

2.      Rosach
Metode proyektif yang paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian seseorang adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Kebanyakan ahli setuju bahwa tes Rorschach ini merupakan teknik psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang.

Ada tiga kategori penting dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang menunjukkan pada bagian mana respon dilihat oleh klien dalam kartu, determinan yang menunjukkan bagaimana respon tersebut dilihat, dan konten yang menunjukkan apa yang dilihat klien dalam kartu.

Penyajian Test
1.      Bercak tinta Rorshach
Rorshach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh kartu dan sudah distandarisasi, kartu2 tersebut dapat digunakan sebagai alat asesmen kepribadian seseorang. Bercak-bercak itu sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya, kartu berukuran 24 ½ cm dan lebar 17 cm. 10 kartu tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu:
-  kartu achromatic kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu kartu I, IV,V,VI dan VII.
-  kartu chromatic kelompok kartu kromatik mempunyai aneka warna lain, missal merah, biru, hijau dsb. Yaitu kartu II, III,VIII, IX,dan X.
2.      Persiapan tes
Validasi tes sangat dipengaruhi oleh penyajian tes. Oleh karena itu secara penyajian dan kesiapan untuk tes harus betul betul diperhatikan:
a.       kesiapan tester dan testi, baik fisik maupun psikis
b.      suasana lingkungan fisik, dan social
c.       pengaturan tempat duduk tester dan testi
d.      alat-alat yang dibutuhkan
3.      Tahap-tahap penyajian tes Rorshach
Penyajian tes Rorshach terlebih dahulu tester harus memberikan instruksi. Instruksi dalam tes Rorshach ini memang tidak ada formulasi yang baku seperti pada tes objektif (tes intelegensi dan tes bakat). Hal ini sangat tergantung pada kondisi dari testi, misal latarbelakang pendidikan, sosisal budaya, usia dan keadaan khusus lainya. Meskipun demikian ada kriteria yang harus dipenuhi untuk memberikan instruksi yaitu yang utama adalah menggunakan kata-kata netral dan tidak sugestif, serta mengandung unsur-unsur berikut:
a.       Pejelasan cara membuat bercak tinta, meHi!! balik lagi nih ke pembahasan yang masih sama seputar Psikodiagnostik, tapi kali ini saya mau menjelaskan mengenai berbagai macam alat tes dari mulai tes intelegensi, tes kemampuan kerja, tes evualisi belajar, tes inventor, tes grafis, dan tes proyektif. Cukup banyak yaa.. tapi kalian pasti bisa paham kok karena disini akan dibahas satu persatu dari mulai kegunaannya, bentuk tesnya, hingga prosedur pelaksanaanya. Simak baik-baik yaaJ

Tes Intelegensi
Tes yang mengungkapkan intelegensi untuk mengetahui sejauhmana kemampuan umum seseorang untuk memperkirakan apa-kah suatu pendidikan atau pelatihan tertentu dapat diberikankepadanya. Nilai tes intelegensi seringkali dikaitkan denganumur dan menghasilkan IQ untuk mengetahui bagaimana kedudukan relative orang yang bersangkutan dengan kelompokorang sebayanya.
1.      IST
Merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur tingkat intelegensi individu, tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt Jerman pada tahun 1953.   Amthauer mendefinisikan inteligensi sebagai keseluruhan struktur dari kemampuan jiwa-rohani manusia yang akan tampak jelas dalam hasil tes. Intelegensi hanya akan dapat dilihat melalui manifestasinya misalnya pada hasil atau prestasi suatu tes.

Tes ini terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara struktur, dimana dari struktur tersebut menggambarkan pola erja tertentu. Tes ini cocok untuk digunakan dalam memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karir serta membantu dalam pengambilan keputusan hidup seseorang.

Terdiri dari 9 subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 item. Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda dan diadministrasikan dengan menggunakan manual (Polhaupessy, dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009), berikut 9 subtes dari IST:
-          SE: melengkapi kalimat.
Pada subtes ini yang diukur adalah berpikir konkrit praktis, berpikir logis, akal sehat (common sense), pembentukan keputusan, pemaknaan realita, dan berpikir mandiri.
-          WA: mencari kata yang berbeda.
Pada subtes ini akan diukur adalah rasa Bahasa, berpikir verbal, pengertian bahasa, kemampuan empati, komponen reseptif.
-          AN: mencari hubungan kata.
Pada subtes ini yang diukur adalah daya mengkombinasikan, kelincahan berfikir, mentranfer hubungan, kejelasan dan konsekuenan dalam berpikir, analisa yang bersifat dugaan.
-          GE: mencari kata yang mencakup dua pengertian
Pada subtes ini yang diukur adalah daya abstraksi verbal, pembentukan konsep, berpikir logis dalam bentuk Bahasa.
-          RA: hitungan sederhana
Pada subtes ini yang diukur adalah berpikir praktis dalam masalah hitungan, berpikir logis objektif, berpikir matematis, mengambil keputusan.
-          ZR: deret angka
Pada subtes ini yang diukur adalah berpikir teoritis dalam hitungan, berpikir induktif angka, kelincahan berpikir.
-          FA: menyusun bentuk
Pada subtes ini yang diukur adalah kemampuan membayangkan, kemampuan mengamati, berpikir secara utuh menyeluruh, mengenali komponen kontruktif.
-          WU: kubus
Pada subtes ini yang diukur adalah daya bayang ruang, mengenali kontruktif teknis, berpikir analitis.
-          ME: mengingat kata
Pada subtes ini yang diukur adalah atensi dan memori mengingat kata yang telah dipelajari.

Cara Administrasi Alat Tes IST:
-          Testee diberikan lembar jawaban, setiap tester diberikan 1 set
-          Testee diminta untuk mengisi identitas masing-masing pada setiap lembar jawaban
-          Testee dibagikan buku tes, tiap testee diberikan 1 buku dan diletakan terbalik dihadapan testee
-          Testee diperlihatkan lama waktu yang digunakan pada setiap subtes
-          Testee dibacakan petunjuk umum, dan apabila tidak ada pertanyaan berikutnya dibacakan petunjuk khusus
-          Setelah semua testee sudah siap, maka dipersilahkan membalik buku tes
-          Testee dibacakan petunjuk subtes
-          Setelah waktu habis, lembar jawaban pertama langsung dikumpul
-          Diingatkan kembali untuk mengecek identitas pada lembar jawaban, agar tidak ada yang terlewat.

2.      CFIT
Tes yang dikembangkan oleh R.B. Cattel pada tahun 1920, pernah melakukan beberapa kali revisi untuk meningkatkan validitas. Pada tahun 1949, skala yang digunakan tes ini mengalami perubahan. Sejak itu skala tes yang ada dipakai hingga sekarang.

CFIT mengukur inteligensi individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk
mengurangi pengaruh kecakapan verbal, iklim kebudayaan dan tingkat pendidikan (Cattell dalam Kumara, 1989).

Ada 3 skala pada tes CFITini. 3 skala tersebut adalah:
-          Skala 1 à Usia 4 – 8 tahun dan orang dengan retadarsi mental, tidak ada bentuk A dan B, terdiri atas 8 subtes.
-          Skala 2 à Usia 8 – 15 tahun dan untuk orang dewasa yang memiliki kecerdasan di bawah normal dan rata-rata, ada bentuk A dan B, terdiri atas 4 subtes.
-          Skala 3 à Usia diatas 15 tahun (Untuk usia sekolah lanjutan atas) dan untuk orang dewasa dengan kecerdasan tinggi, ada bentuk A dan B, terdiri atas 4 subtes


Intruksi yang diberikan pada tes ini yaitu:
-          Subtes 1 – Series (3 menit; 13 soal)
Di sebelah atas, anda akan menemukan sederet kotak yang berisi urutan gambar. Namun, kotak terakhir belum ada isinya. Tugas anda adalah mengisi kotak tersebut dengan gambar yang sesuai, yang bisa dipilih dari enam pilihan jawaban yang tersedia, yaitu A, B, C, D, E, dan F. Perlu diingat bahwa gambar-gambar pada soal memiliki pola tertentu sehingga untuk mengisinya, anda perlu mengetahui pola dari urutan gambar tsb.
-          Subtes 2 – Classification (4 menit; 14 soal)
Pada setiap soal, anda akan menemukan 5 buah gambar yang disusun secara berdampingan. Telitilah gambar-gambar tersebut. Tugas anda adalah menemukan tepat DUA gambar yang memiliki karakteristik yang serupa. TIGA gambar lainnya berfungsi sebagai pengecoh anda, sehingga berhati- hatilah dalam menentukan pilihan.
-          Subtes 3 – Matrices (3 menit; 13 soal)
Di bagian sebelah kiri, anda akan menemukan sebuah kotak besar, yang di dalamnya terdapat kotak-kotak kecil bergambar. Anggaplah ini adalah gambar sebuah sapu tangan, di mana kotak-kotak tersebut memiliki pola tertentu. Perhatikan bahwa bagian sebelah kanan bawah masih kosong. Tugas anda adalah melengkapi bagian kosong tersebut dengan salah satu dari 5 pilihan jawaban di sebelah kanan.
-          Subtes 4 – Condition (2,5 menit; 10 soal)
Pilihlah satu dari kelima jawaban yang mencerminkan kondisi yang sama dengan gambar contoh di sebelah kiri

Aspek yang Diukur CFIT
-          Subtes 1
Sistematika berpikir, yaitu kemampuan berpikir runtut untuk memahami rangkaian suatu permasalahan yang berkesinambungan.
-          Subtes 2
Ketajaman diferensiasi, yaitu kemampuan untuk mengamati hal-hal yang detail secara tajam dan berpikir dengan kritis untuk mengidentifikasi permasalahan.
-          Subtes 3
Asosiasi, yaitu kemampuan analisa-sintesa untuk menghubungkan dua atau lebih
permasalahan yang serupa.
-          Subtes 4
Pemahaman konsep, yaitu kemampuan memahami suatu prinsip untuk diterapkan ke dalam situasi yang berbeda.

3.      SPM
Dipublikasikan pertama kali pada tahun 1938 oleh John. C Raven. Walaupun demikian, tes ini baru digunakan sejak tahun 1954.Tes ini terdiri dari (5) kelompok soal (A, B, C, D, E), dimana masing-masing kelompok soal berisi 12 soal. Dengan demikian, jumlah keseluruhan soal adalah sebanyak 60 soal. Setiap soal dimulai dari soal yg mudah hingga soal yg sulit, dimana kondisi ini menunjukkan bahwa dibutuhkan kapasitas kognitif untuk memasukkan dan menganalisa informasi. Semua kelompok soal pada tes ini disajikan dengan dicetak tinta hitam pd latar putih (hitam putih). Tes ini dirancang khusus untuk testee berusia 11–65 tahun, dimana tes ini dapat disajikan secara individual ataupun klasikal. Waktu untuk mengerjakan tes ini kurang lebih 30 menit.

Contoh intruksi dari Tes SPM:
“Disini ada sepotong kain tetapi ada bagian yg hilang. Coba pilih dari 6 pilihan di bawahnya mana yg cocok untuk mengisi bagian yg hilang. Apakah sudah mengerti cara mengerjakannya?”

Skor SPM adalah jumlah jawaban yang betul, kemudian skor mentah ini diubah menjadi skala persentil. Skala persentil ini digolongan menjadi lima tingkatan yang merupakan tingkat inteligensi subjek (Raven, 1960) yaitu:
Grade I: Intellectually superior untuk persentil 95 atau lebih.
Grade II: Definitely above average untuk persentil 75 atau lebih.
Grade III: Intellectually average untuk persentil antara 25 – 75
Grade IV: Definitely below average untuk persentil25 - 10
Grade V: Intellectually defective untuk persentil di bawah 10

Aspek yg diukur pada tes ini yaitu:
1. Daya Abstraksi: kemampuan menangkap, membayangkan dan menganalisa suatu hal yg ditangkap atau dilihat indera secara abstrak.
2. Berpikir Logis atau Menalar: kemampuan umenarik kesimpulan menurut aturan logika dan membuktikan bahwa kesimpulan itu benar.
3. Berpikir Sistematis: kemampuan umengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah, atau perncanaan yg tepat, efektif, dan efisien.
4. Kecepatan dan Ketelitian: kemampuan untuk menangkap, mengolahinformasi dengan cepat dan teliti.
5. Konsentrasi: kemampuan umemberi atensi atau perhatian terhadap suatu hal dalam suatu hal dalam suatu waktu dengan baik.

4.      WAIS
Test Wechsler mula-mula diterbitkan pada tahun 1939 dengan nama Wechsler – Bellevue Intelligence Scale (Biasa di singkat W – B) dan revisinya diterbitkan tahun 1955 dengan nama Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS). Tes Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah skala inteligensi Wechsler yang standar untuk mengukur potensi inteligensi subyek dewasa usia 16 tahun sampai 75 tahun atau lebih, yang penyajiannya secara individual.

WAIS mengukur dua aspek kemampuan potensial subyek yaitu aspek Verbal dan aspek Performance. Wawasan yang diukur oleh kedua aspek tersebut yaitu:
1.      Aspek Verbal: Informasi, rentang angka, pengertian, hitungan, pemahaman, persamaan.
2.      Aspek Performance: melengkapi gambar, mengatur gambar, rancangan gambar, merakit obyek, symbol angka.
Skala Verbal terdiri dari:
1.      Informasi
Berisi 29 pertanyaan mengenai pengetahuan umum yang dianggap dapat diperoleh oleh setiap orang dari lingkungan sosial dan budaya sehari-hari dimana ia berada. Nilai dilihat dari satu angka dari tiap-tiap jawaban yang benar.
2.      Rentang Angka
Berupa rangkaian angka antara 3 sampai 9 angka yang disebutkan secara lisan dan subjek diminta untuk mengulangnya dengan urutan yang benar.
3.      Pengertian
Berisi 14 soal. Nilai dilihat dari soal 1 dan 2 masing-masing dinilai 2 atau 0 Soal 3-14 masing-masing dinilai, 2, 1 dan 0.
4.      Hitungan
Berupa problem hitungan yang setaraf dengan soal hitungan di sekolah dasar. Nilai dilihat dari tiap jawaban yang benar.
5.      Pemahaman
Isi subtes ini dirancang untuk mengungkap pemahaman umum.
6.      Persamaan
Berupa 13 soal yang menghendaki subjek untuk menyatakan pada hal apakah dua benda memiliki kesamaan. Tiap-tiap soal dinilai 2, 1 atau 0
Skala Performance terdiri dari:
1.      Melengkapi Gambar
Subjek diminta menyebutkan bagian yang hilang dari gambar dalam kartu yang jumlahnya 21 kartu.
2.      Mengatur Gambar
Berupa delapan seri gambar yang masing-masing terdiri dari beberapa kartu yang disajikan dalam urutan yang tidak teratur.
3.      Rancangan Balok
Terdiri atas suatu seri pola yang masing-masing tersusun atas pola merah-putih. Setiap macam pola diberikan di atas kartu sebagai soal.
4.      Merakit Objek
Terdiri dari potongan-potongan langkap bentuk benda yang dikenal sehari-hariyang disajikan dalam susunan tertentu.
5.      Simbol Angka
Berupa Sembilan angka yang masing-masing mempunyai simbolnya sendiri-sendiri. Subjek diminta menulis symbol untuk masing-masing angka di bawah deretan angka yang tersedia sebanyak yang dapat dia lakukan selama 90 detik.

Tujuan dari WAIS yaitu untuk mengungkap intelligensi orang dewasa. Tujuan pemisahan verbal dan performence IQ adalah untuk keperluan diagnosa jika misalnya seseorang mendapat handicap dalam bidang verbal atau cultural.

Persiapan tes WAIS
Ada beberapa petunjuk penting yang harus diperhatikan oleh tester dan testee
sebelum tes dilaksanakan, antara lain:
-          Untuk tes WAIS yang berperan aktif dalam menulis jawaban pada Lembar Jawaban adalah tester kecuali pada subtes persoalan Simbol Angka. Testee juga tidak diperkenankan mencoret-coret Lembar Jawaban
-          Setiap Subtes persoalan yang akan disajikan didahului oleh petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah yang berbeda dari tester
-          Tester harus benar-benar memperhatikan Batas Waktu, petunjuk dan perintah “HENTIKAN” pada setiap subtes agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan penilaian.
-          Setiap subtes mempunyai Batas Waktu tertentu. Apabila testee tidak dapat menyelesaikan seluruh soal pada setiap persoalan dalam waktu yang telah ditetapkan, sebaiknya testee tetap tenang, tidak perlu gelisah dan tidak terpengaruh oleh peroalan yang telah berlalu, tetap berfkir jernih dan konsentrasi pada perintah-perintah berikutnya.

5.      WISC
Tes intelegensi untuk mengukur kemampuan dan intelegensi seseorang. Wechler (1949) menciptakan skala intelegensi pada anak-anak yang di kembangkan berdasarkan skala W-B (Wechsler-Bellevue Intelligence Scale) dan di namakan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children). Pada tahun 1974 di revisi menjadi WISC-R (huruf R singkatan dari revised). Tes ini dipakai untuk mengukur intelegensi anak-anak usia 6 sampai 16 tahun.

WISC-R terdiri dari 12 sub tes yang dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu skala verbal dan skala performan.

            SKALA VERBAL
1.      Information (Informasi)
2.      Comprehension (Pemahaman)
3.      Arithmetic (Hitungan)
4.      Similarities (Kesamaan)
5.      Vocabulary (Kosakata)
6.      Digit span (Rentang angka)
SKALA PERFORMANSI
1.      Picture Completion (Kelengkapan gambar)
2.      Picture Arrangement (Susunan gambar)
3.      Block Design (Rancangan balok)
4.      Object Assembly (Perakitan Objek)
5.      Coding (Sandi)
6.      Mazes (Taman sesat)

Tes Kemampuan Kerja
1.      Kreaplin
Tes Kraeplin merupakan salah satu jenis tes yang diciptakan oleh seorang psikiater jerman bernama Emilie kraepelin pada tahun 1856 – 1926. Yang pada mulanya bertujuan untuk membedakan antara orang yang normal dan tidak normal. Tetapi dalam perkembangannya, tes ini digunakan oleh sebagian pihak dalam rangka mengetahui bakat yang dimilki untuk penempatan kerja.

Menurut Anne Anastasi (Psychological Testing), tes Kraeplin merupakan sebuah ‘Speed Test’. Dengan ciri utama dari sebuah speed tes adalah tidak adanya waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua soal. Jadi pada tes ini, testee memang tidak diharapkan untuk dapat menyelesaikan sepenuhnya setiap jalur, tapi penilaian yang dilihat disini adalah bagaimana kecepatan kerja, ketelitian, konsentrasi, stabilitas dan ketahanan yang dimiliki testee dalam kerja

Tujuan Test Kraepelin
Tujuan dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan sepertia apa tipe performance seseorang, misalnya hasil penjualan yang rendah, dapat menggindikasi adaya gejala depresi mental. Terlalu banyak seseorang melakukan salah hitung, dapat mengindikasikan adanya distraksi mental

Selain itu tes Kraepelin juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa maximum performance dari seseorang. Hal itulah yang menyebabkan tekanan skoring dan interpresi lebih didasarkan pada hasil tes yang diperoleh secara obyektif bukan pada arti proyektifnya.

Dari sana dapat diinterpretasikan tujuan tes kraepelin yang mencakup 4 hal:
1. Faktor kecepatan (speed factor)
Dimana dalam faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang dicapai seseorang atau teste saat mengerjakan tes. Apabila hasil yang diperoleh oleh teste tinggi maka arah karir yang cocok adalah bekerja di bidang perkantoran. Seperti pekerjan yang berhubungan dengan pembuatan jadwal, grafik, dan chart. begitu pula sebaliknya jika hasil yang diperoleh randah dapat di ketehui teste memiliki kecepetan bekerja yang rendah pula.

2. Faktor ketelitian (accuracy factor)
Faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan tes. Jika teste mendapatkan jumlah kesalahan sedikit maka teste tersebut dapat dikategorikan mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi adapun arah karir yang cocok untuk katagori ini yaitu bekerja pada bidang manajemen, akutansi, perpajakan, statistika, dan matematika.

3. Faktor keajegan (rithme factor)
Faktor keajegan ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes. Untuk mengetahui keajegan atau sering disebut dengan kestabilan seseorang maka dengan cara menskor deret tertinggi dikerjakan dikurangi deret terendah yang dikerjakan. Jika hasil yang di peroleh teste tinggi, maka dapa ditentukan arah karir yang cocok yaitu sebagai direktur atau pimpinan perusahaan.

4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
Dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang dikerjakan oleh teste tersebut.

Administrasi Test Kraepelin
Untuk melakukan tes Kraepelin ada beberapa hal yang harus disiapkan dan dilakukan daiantaranya sebagai berikut:

Alat yang Dibutuhkan
·     Lembar tes Kraepelin, tes ini terdiri dari 45 lajur angka, namun biasanya yang dikerjakan hanya 40 lajur.
·         Stopwatch
·         Pensil
·         Meja yang cukup luas
·         Papan tulis, kapur atau flip chart untuk dipergunakan tester saat menjelaskan pada testee

Prosedur Kerja Dalam Pelaksanaan
Ada beberapa presedur yang harus dilakukan, atau diterapkan saat ingin melakukan tes Kraepelin.
1.      Teste di bagikan lembar tes pada testi
2.      Teste diminta mengisi identitas pada tempat yang sudah ditentukan dalam lebar tes, dan tidak membuka lembaran tes sebelum diinstruksikan.
3.      Teste memberikan contoh mengisi/menjawab lembar tes di papan tulis.

Instruksi: “dalam tes ini anda akan menghadapi kolom – kolom yang terdiri dari angka”. Tugas anda adalah “:

1.      Jumlahkan tiap – tiap angka dengan angka diatasnya, kerjakan dari atas kebawah.
2.      Dari angka hasil penjumlahan tersebut, anda cukup menuliskan angka satuannya saja, misalnya hasil penjumlahan itu adalah 14, maka anda hanya menulis angka 4 disamping kanan – antara kedua angka tersebut.
3.      Bila anda membuat kesalahan dalam menjumlahkan, misalnya anda menjawab 8 padahal jawabannya adalah 3, maka anda tidak perlu menghapusnya. Anda cukup mencoret dengan satu garis angka yang salah tersebut dan menggantinya dengan angka yang benar.
4.      Setiap mendengar ketukan (dicontohkan) , maka anda harus pindah ke lajur selanjutnya disebelah kanan. Dan mulailah kembali mengerjakan dari bawah keatas di lajur yang baru tersebut.
5.      Anda hendaknya bekerja secepat dan seteliti mungkin.
6.      Sebagai latihan marilah kita mengerjakan contoh yang terdiri dari 2 lajur angka yang terdapat pada lembaran tes. Kita mulai dari lajur kiri, mulai dari bawah dijumlahkan dengan angka diatasnya. “ya mulai”… setelah 30 detik beri ketukan, “stop, pindah kekolom selanjutnya”. Setelah 30 detik beri ketukan dan ucapkan “ya berhenti”. Setelah mengerjakan contoh pastikan semua testi mengerjakan dengan benar. “sekarang semuanya sudah paham?” , “sekarang letakkan dulu alat tulis anda”.
7.      Anda buka kertas yang ada dihadapan anda, bila saya beri tanda mulai maka anda mulai mengerjakan dari kolom paling kiri dari bawah keatas. Bila saya ketuk maka anda harus pindah kekolom selanjutnya.
“Siap?”, “mulai !!”
2.      Pauli
Tes Pauli dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr. Richard Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss.

Tujuan pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas perbedaan kondisi individu, melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap prestasi. Aspek kepribadian yang diukur dalam tes Pauli antara lain:
1.      Kekuatan kemauan
2.      Daya tahan dan keuletan
3.      Ketekunan dan konsentrasi
4.      Daya penyesuaian
5.      Vitalitas/energi (dengan asumsi, energi = prestasi)
6.      Kecermatan dan ketelitian
7.      Stabilitas emosi
8.      Sikap terhadap tugas, sikap dalam menghadapi tantangan, dan cara mengendalikan diri.
Meskipun tes Pauli banyak mengukur sikap kerja namun tes Pauli masih dapat digolongkan tes kepribadian karena unsur yang paling kuat dalam tes Pauli adalah kemauan (motivasi) dan juga kemampuan. Hasil kerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan. Motivasi merupakan hasil dari niat dan kemauan. Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara umum, dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting. Seseorang bisa mencapai/ menghasilkan sesuatu dengan melakukan kegiatan-kegiatan/ bekerjadalam suatu kerja selain dibutuhkan kemauan juga harus didukung oleh faktor stabilitas emosi dan ketahanan dalam bekerja. 

Administrasi Tes PAULI
Persiapan:

·         Menyiapkan stopwatch yang siap pakai
·         Menuliskan contoh Pauli di papan tulis, misalnya:
7 2 9 2 6 8
2 7 8 6 4 2 
·         Membagikan lembar tes Pauli dengan isian untuk Nomor, Nama, dan sebagainya terletak di sebelah atas
·         Membagikan pinsil, kalau memungkinkan setiap Testee mendapat tiga batang

Instruksi:
·         Kepada saudara telah dibagikan lembar tes lain.
·         Ambillah lembar tersebut dan isilah dengan bolpen:
Nomor: Nomor pemeriksaan Saudara
Nama: Nama lengkap Saudara
Tgl. Lahir: Tanggal, bulan, dan tahun lahir Saudara
Tgl. Pmr: Tanggal hari ini (tester menyebutkan tanggal, bulan, dan tahunnya)
Jam: (tester menyebutkan pukul berapa saat itu, boleh ditambah 5-10 menit)
·         Jika sudah selesai, letakkanlah alat tulis Saudara dan perhatikan ke depan.
·         Kita lihat lembar tes ini penuh tercetak angka-angka. (Tester menunjukkan lembar tes Pauli yang dipegang kepada Testee)
·         Tugas Saudara sangat sederhana, yaitu MENJUMLAH, Namun cara menjumlahnya istimewa, yang nanti akan saya tunjukkan di papan tulis. Jumlahkanlah setiap angka dengan angka yang ada di bawahnya, dan hasilnya harus dituliskan di sebelah kanan di antara kedua angka yang saudara jumlahkan itu.
·         Angka puluhan harus dibuang.
·         Lihatlah ke papan tulis (tester memberi contoh penjumlahan di papan tulis) 7 + 2 = 9 2 + 8 = 0 karena angka puluhan harus dibuang, 8 + 7 = 5 karena angka puluhan harus dibuang.
·         Setelah sampai di bawah seperti ini (Tester menunjukkan akhir kolom pertama di papan tulis), segera ganti ke kolom berikutnya (tunjukkan di papan tulis), dan lanjutkan penjumlahan seperti tadi kolom demi kolom dari atas ke bawah. (berikan contoh di papan tulis)
·         Pada saat Saudara menjumlahkan angka-angka ini, pada waktu-waktu tertentu akan terdengar aba-aba GARIS! Pada setiap aba-aba GARIS, Saudara harus memberi garis di bawah angka hasil penjumlahan terakhir yang pada waktu itu sedang Saudara tulis dan meneruskan penjumlahan Saudara sampai terdengar aba-aba BERHENTI!. (Tester memberikan contoh di papan tulis dan menjelaskannya)
·         Apabila Saudara sampai pada akhir lembar ini…(Tester menunjukkan akhir lembar depan tes Pauli), masih tersedia angka-angka di lembar belakangnya. Lembar ini dicetak istimewa sehingga cara membaliknya juga istimewa, seperti ini. (Tunjukkan contohnya dan kembalikan lagi pada posisi semula)
·         Pekerjaan ini harus dilakukan secepatnya-cepatnya. Oleh karena itu, sebaiknya jangan ada benda-benda yang menghalangi di meja Saudara, dan atur posisi duduk senyaman mungkin.
·         Apakah ada pertanyaan? (tunggu sebentar)
·         Jika tidak ada, sekali lagi kami ingatkan bahwa pekerjaan ini harus dilakukan secepat-cepatnya.
·         Ambillah pensil Saudara.
·         Siap..(tunggu sebentar) MULAI!

(Setelah garis yang ke-20, berilah tambahan waktu sekitar 15 detik, kemudian…)
·         BERHENTI! Tidak usah digaris. Letakkan pinsil Saudara. (Tunggu sebentar, biasanya Testee sedikit “ribut” sambil melemaskan tangannya…)
·         Sekarang perhatikan ke depan
·         (Kalau ada Testee yang mengerjakan lebih dari satu lembar Pauli, tambahkan petunjuk di bawah ini…)
Bagi saudara yang tadi menambah lembar tes, silakan lembar kedua diisi identitas Saudara seperti lembar pertama, kemudian tumpuklah kedua lembar tersebut dengan lembar pertama di atas dan nama Saudara di bagian atas.

(Jika tidak ada yang dua lembar, langsung dilanjutkan…)

·         Harap lembar tes tersebut Saudara lipat menjadi dua yang persis sama seperti ini (Tunjukkan caranya kepada Testee). Setelah itu lipat sekali lagi menjadi dua seperti ini (Tunjukkan caranya kepada Testee, tunggu sampai semua Testee selesai melakukannya).
·         Jika sudah selesai, letakkan letakkan lembar tersebut di sisi meja yang kosong. Kami akan mengumpulkan tes tersebut beserta pinsil yang kami pinjamkan.

(Tester mengumpulkan tes Pauli dan pinsil, menghitungnya secara cepat. Kalau jumlahnya sudah sesuai, tester memberikan kata penutup seperti yang terdapat pada Wasana Kata).

Tes Evaluasi Belajar
Tes merupakan serangkaian soal yang harus dijawab oleh siswa. Dalam hal ini, tes hasil belajar dapat digolongkan kedalam tiga jenis berdasarkan bentuk pelaksanaanya, yaitu (a) tes lisan, (b) tes tulisan, dan (c) tes tindakan atau perbuatan. Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun menggunakan komputer. Sedangkan, Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru dan murid. Sedangkan, Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik.

Dari segi fungsi tes di sekolah, tes dibedakan menjadi:
1. Tes Formatif
Tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah:
  • Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap unit pembelajaran.
  • Merupakan penguatan bagi peserta didik.
  • Merupakan usaha perbaikan bagi siswa, karena dengan tes formatif peserta didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
  • Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya.
2. Tes Summatif
Diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau akhir semester.
3. Tes Penempatan
Tes yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar.
4. Tes Diagnostik
Tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang mengganggu kegiatan belajarnya.

Tes Inventory
1.      Papi Kostick
Tes PAPI Kostik di buat oleh Guru Besar Psikologi Industri asal Massachusetts, Amerika, Dr. Max Martin Kostick, pada awal tahun 1960. PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian (psychodynamics) dengan memperhatikan keterkaitan dunia sekitarnya (environment) termasuk perilaku dan nilai perusahaan (values) yang diterapkan dalam suatu perusahaan atau situasi kerja dalam bentuk motif (need) dan standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role) yang terekam saat psikotest.

Secara singkat, PAPI Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report inventory), terdiri atas 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang menyangkut 20 aspek keribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan (leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi social (social nature), gaya bekerja (work style), sifat temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan (followership).

Penyajian Alat Tes PAPI Kostick

Waktu Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tes PAPI Kostick secara tertulis, tidak ada batasan waktu yang diberikan. Durasi pengerjaan tes tergantung pada kecepatan testi dalam menjawab semua pernyataan yang tersedia. Namun, pada umumnya testi dapat menyelesaikan menjawab semua pernyataan pada tes ini dalam waktu kurang lebih antara 35 menit sampai dengan 45 menit.

Materi Tes
·         Buku soal tes PAPI Kostick
·         1 lembar jawaban tes PAPI Kostick
·         1 lembar psikogram tes PAPI Kostick
·         1 Buku norma tes PAPI Kostick

Alat Test
Stopwatch untuk menghitung waktu pengerjaan tes

Instruksi Tes
·         Ada 90 pasang pernyataan, pilihlah salah satu dari setiap pasangan pernyataan tersebut yang Anda anggap paling dekat menggambarkan diri Anda. Bila tidak satupun dari sebuah pasangan pernyataan yang cocok, pilihlah yang Anda anggap benar.
·         Lingkarilah tanda panah pada setiap pernyataan yang Anda pilih pada lembar jawaban yang tersedia.

Contoh:
·         Saya adalah pekerja keras
·         Saya tidak mudah murung

Dalam hal ini, Anda melingkari tanda anak panah “a”, karena pernyataan “a” merupakan gambaran diri Anda. Tetapi jika pernyataan “b” lebih sesuai dengan diri Anda, maka lingkarilah tanda anak panah pada pernyataan “b”.

Pelaksanaan Tes
Tester membagikan 1 buku soal dan lembar jawaban pada testi. Tester meminta testi mengisi kolom identitas pada kolom yang telah tersedia pada lembar jawaban. Tester memberikan instruksi tata cara pelaksanaan tes PAPI Kostick pada testi. Kemudian testi diberi kesempatan bertanya kepada tester. Dan jika tidak ada pertanyaan, tester memberikan instruksi mulai mengerjakan tes PAPI Kostick sambil mengaktifkan stopwatch. Setelah tes selesai, testi diminta mengecek kembali jawabannya dan cara menjawabnya.

2.      NEO PI-R
Sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits (Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, Neuroticism). Mereka membedakan masing-masing dari kelima dimensi kepribadian tersebut dengan mengembangkan enam facet yang sifatnya lebih spesifik. Setiap facet diukur oleh 8 item, maka NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item). Kelebihan dari alat ukur NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga memudahkan untuk mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda.
Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan terhadap pengalaman baru, kecenderungan untuk tunduk pada orang lain, dan kemampuan individu dalam berorganisasi.
3.      DISC
Sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes), DISC pertama kali digunakan untuk kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses penerimaan tentara AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II. Setelah keandalannya terbukti, kemudian DISC secara bertahap dipakai untuk kepentingan rekrutmen yang lebih umum.

Sistem DISC 
DISC personality system merupakan bahasa universal mengenai perilaku. Penelitian mengelompokkan karakteristik perilaku dalam empat bagian utama yang disebut sebagai gaya kepribadian. Orang dengan gaya yang serupa cenderung menampilkan ciri perilaku yang mirip. Setiap individu memiliki keempat gaya ini, akan tetapi bervariasi menurut intensitasnya. DISC merupakan akronim 4 tipe kepribadian yang berarti:

1. Dominant (D)
Orang yang Dominant tinggi akan bersifat asertif (tegas) dan langsung. Biasanya mereka sangat independen dan ambisius. Dalam pemecahan masalahnya, tipe dominan ini melakukan pendekatan yang aktif dan cepat menyelesaikan masalah. Mereka ini orang yang cukup gagah, mereka sangat menyukai tantangan dan persaingan. Mereka dipandang orang lain sebagai orang yang berkemauan keras. Oleh karena itu mereka menginginkan segala sesuatu sesuai dengan kemauan mereka.

2. Influencing (I)
Tipe Influencing ini senang berteman. Mereka suka menghibur orang lain dan bersifat sosial. Dalam penyelesaian masalah atau mengerjakan sesuatu, mereka banyak mengandalkan keterampilan sosial. Orang yang bersifat interpersonal ini senang berpartisipasi dalam kelompok dan suka bekerja sama. Keterbukaan sikapnya membuat orang lain memandang dirinya sebagai pribadi yang gampang bergaul dan ramah. Biasa nya pribadi seperti ini memiliki banyak teman. Tipe antarpribadi ini, tipe orang yang emosional karena mereka mudah mengungkapkan emosi kepada orang lain, emosional disini artinya bukan mudah marah, tetapi mudah mengungkapkan isi hatinya. Mereka lebih merasa nyaman berurusan dengan emosi daripada hal lain.

3. Steadiness (S)
Orang yang bertipe Steadiness ini adalah orang yang berkeras hati, gigih, dan sabar. Mereka mendekati dan menjalani kehidupan dengan memanfaatkan standar yang terukur dan stabil. Pada umumnya, mereka tidak begitu suka kejutan. Pribadi steadiness ini tidak banyak menuntut dan bersifat akomodatif. Mereka sangat ramah dan memperlihatkan kesetiaannya kepada mereka yang ada disekitarnya. Mereka sangat menghargai ketulusan. Orang yang bertipe steadiness ini jujur dan mengatakan apa adanya dan berharap orang lain melakukan hal yang sama. Orang lain memandang mereka sebagai orang yang tenang, berhati-hati dan konsisten dalam cara mereka menjalani kehidupan. Memiliki tingkat ketabahan yang luar biasa. Mereka dapat mempertahankan fokus dan kepentingan mereka dalam jangka waktu yang lama dibandingankan orang lain yang mampu melakukan.

4. Conscientiousness (C)
Teliti, begitu sebutan untuk tipe orang ini. Tipe teliti ini sangat tertarik pada presisi (ketelitian dan kecermatan) dan juga dengan akurasi (kecepatan). Mereka menyukai segalanya serba teratur dan jelas. Dan mereka sangat fokus terhadap fakta, menginginkan adanya bukti. Orang tipe Conscientiousness ini sangat menghargai peraturan, mereka tidak suka melanggar peraturan. Dalam beraktivitas pun begitu, menggunakan sistematis dan aturan-aturan agar semuanya terkelola dengan baik. Mengatasi konflik secara tidak langsung. Dihadapan orang lain, mereka dipandang pasif dan selalu mengalah.

Manfaat DISC


·         Memberikan pemahaman tentang diri seseorang terkait dengan kelebihan dan kekurangan dirinya (secara garis besar untuk memahami tipe kepribadian).
·         Perencanaan masa depan yang lebih baik.
·         Penempatan yang sesuai dengan keunikan seseorang.

Form DISC dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
1. Form tipe A
Berisikan 24 nomor soal yang dibagi dalam kotak-kotak dengan 4 kalimat pendek termuat dalam setiap kotaknya.

Instruksi
Mulailah dengan memilih “setting” yang akan Anda pilih sebagai respon Anda, misalnya pilih “rumah”, “pekerjaan”, “sosial”. Setiap kotak dibawah ini memuat 4 kalimat pendek. Baca dengan teliti setiap kalimat dalam kotak tersebut. Kemudian sesuai setting yang Anda pilih, lingkarilah. Disamping kalimat yang PALING tepat mencerminkan diri Anda dalam setting tersebut. Kemudian lingkarilah disamping kalimat yang KURANG menggambarkan diri anda dalam setting tersebut. Masing masing kotak, pilihlah satu respon yang PALING dan KURANG.

2. Form tipe B
Instruksi
Setiap nomor ada 4 kata yang berbeda. Pilihlah satu kata yang paling menggambarkan diri Anda dengan memberikan tanda silang (X) di depan kata yang Anda pilih tersebut.

4.      MBTI
Tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan putrinya, Isabel Brigss Myers. Mereka mengembangkan tes ini sejak perang dunia II (1939-1945). Mereka percaya bahwa pengetahuan akan kepribadian dapat membantu perempuan yang akan memasuki dunia kerja di bidang industri. Setelah mengalami pengembangan, akhirnya tes MBTI ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1962.

Sampai saat ini, tes MBTI adalah tes kepribadian yang paling banyak dipakai di dunia. Tes ini juga dipakai untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi karyawan tersebut optimal. Diantara sekian banyak tes kepribadian yang paling akurat dan paling banyak digunakan adalah MBTI (Myers Brigss Type Indicator).

Tes ini secara khusus bertujuan untuk mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-tipe kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi dalam melakukan tes bagi pesertanya. Kuesioner ini didasarkan pada empat skala, yang menghasilkan enam belas kemungkinan kombinasi atau tipe-tipe kepribadian yang luas. MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan. Masing-masing memiliki sisi positif dan sisi negatif. Berikut empat skala kecenderungan MBTI, yaitu:

1. Ekstrovert (E) vs Introvert (I)
Dimensi IE untuk melihat orientasi energy, apakah ke dalam atau keluar. Ekstrovert artinya pribadi yang menyukai dunia luar. Tipe kepribadian ini senang bergaul, menyenangi interaksi sosial, menyukai aktivitas dengan orang lain, dan berfokus pada dunia luar. Sebaliknya, tipe introvert adalah pribadi yang menyukai dunia dalam (diri sendiri). Tipe ini suka menyendiri, merenung, membaca, menulis, dan tidak terlalu menyukai pergaulan dengan banyak orang. Individu dengan tipe kepribadian ini mampu bekerja sendiri, berkonsentrasi dan fokus. Tipe kepribadian ini bagus dalam pekerjaan pengolahan data dan back office.

2. Sensing (S) vs Intuition (I)
Dimensi SI melihat bagaimana individu memproses data. Sensing memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkret, praktis, realistis dan melihat data apa adanya. Sensing menggunakan pedoman pengalaman dan data konkret serta memilih cara-cara yang sudah terbukti. Individu tipe kepribadian ini fokus pada masa kini atau hal-hal apa saja yang bisa diperbaiki pada masa sekarang. Individu sensing bagus dalam perencanaan teknis dan detail aplikatif. Tipe intuition memproses data dengan melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual, serta melihat bagaimana kemungkinan yang bisa terjadi. Tipe intuition berpedoman pada imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada masa depan atau apa yang akan dicapai pada masa mendatang. Tipe ini sangat inovatif, penuh insprasi dan ide unik, bagus untuk penyusunan konsep, ide dan visi jangka panjang.

3. Thinking (T) vs Feeling (F)
Dimensi ketiga melihat bagaimana seseorang dapat mengambil keputusan. Thinking adalah selalu menggunakan logika dan melakukan analisa dalam mengambil keputusan, cenderung berpusat pada tugas dan objektif. Terkesan kaku dan keras kepala, menerapkan prinisip dengan konsisten dan bagus untuk melakukan analisa serta menjaga prosedur atau standar. Sementara feeling adalah tipe kepribadian yang melibatkan perasaan, empati, serta nilai-nilai yang diyakini pada saat pengambilan keputusan. Tipe ini berorientasi pada hubungan dan subjektif. Bersifat akomodatif tetapi lebih terkesan memihak, empatik dan menginginkan harmoni dan bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.

4. Judging (J) vs Perceiving (P)
Dimensi terakhir melihat bagaimana derajat fleksibilitas seseorang. Judging pada hal ini bukanlah judging untuk menghakimi, namun pada hal ini bertumpu pada rencana yang sistematis, senantiasa berpikir dan bertindak teratur. Tipe judging tidak suka akan hal-hal mendadak atau diluar perencanaan. Individu tipe ini bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur, dan perencanaan step by step. Tipe perceiving adalah mereka yang bersifat spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat berbagai peluang yang muncul. Perubahan mendadak bukanlah suatu masalah bagi tipe ini. Bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi mendadak.

5.      EPPS
Tes EPPS (Edward Personality Preference Schedule) merupakan tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan yang harus dimiliki manusia.

EPPS umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu tes yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Jadi, penekanannya pada penyelesaian tugas bukan waktunya. Dalam mengerjakan tes EPPS semua item harus dijawab, apabila ada satu item saja yang terlewatkan maka interpretasi secara akurat tidak dapat dilakukan. Tes EPPS dapat diberikan secara individual maupun klasikal. Latar belakang awalnya adalah untuk konseling dan orientasinya adalah untuk orang-orang yang normal (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).

Tes EPPS bertujuan untuk mengungkap 15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk tes EPPS berupa pasangan-pasangan pernyataan berjumlah 225 pasang. Tugas subyek adalah memilih satu pernyataan dari pasangan-pasangan pernyataan yang disajikan yang cocok atau sesuai dengan dirinya. Dari 225 pasang pernyataan ada 15 pasang yang sama. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesungguhan atau konsistensi subyek dalam mengerjakan tes. Apabila konsisten dapat dikatakan bahwa subyek bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes dan menjadi valid untuk diskor. Standar konsistensi pengerjaan EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9 sudah dapat dikatakan valid untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).

Administrasi Tes EPPS
Tidak ada batas waktu untuk mengerjakan soal EPPS, namun subyek di motivasi untuk mengerjakan secepat-cepatnya kurang lebih 45 menit. Hal ini dilakukan untuk menekan social desirability. Jika memberikan waktu seluas-luasnya, maka subyek diberikan waktu berpikir lebih lama, sehingga akan memengaruhi jawaban yang diberikan subyek. Sebelum tes berakhir, ada baiknya penguji meminta subyek untuk mengecek kembali identitas dan jawaban supaya tidak ada soal yang terlewat.

Instruksi
·         Pada halaman-halaman berikut, Anda akan membaca sejumlah pernyataan mengenai berbagai hal yang mungkin menggambarkan diri Anda atau mungkin juga tidak menggambarkan diri Anda, dan pernyataan-pernyataan tersebut selalu disajikan berpasangan.
·         Perhatikan contoh dibawah ini :
A: Saya suka bebicara tentang diri saya dengan orang lain
B: Saya suka bekerja untuk suatu tujuan yang telah saya tentukan bagi diri saya.
Manakah dari dua pernyataan tersebut yang lebih menggambarkan diri Anda?
Bila Anda lebih mirip pernyataan A, maka hendaknya Anda memilih jawaban A. Tetapi bila Anda lebih mirip pernyataan B, maka hendaknya Anda memilih jawaban B. Mungkin Anda mirip dengan pernyataan A dan B sekaligus kedua-duanya. Dalam hal ini, Anda diminta untuk tetap memilih satu diantara keduanya. Dan hendaknya Anda tetap memilih yang lebih mirip diri Anda. Sekiranya Anda tidak mirip kedua-duanya, hendaklah Anda memilih yang tidak terlalu jauh berbeda dengan gambaran diri Anda.
·         Beberapa pasangan pernyataan adalah mengenai hal-hal yang Anda suka seperti pernyataan A dan pernyataan B pada contoh diatas. Pasangan-pasangan lain adalah mengenai bagaimana perasaan Anda.

Lihatlah contoh berikut ini:
A: Saya bersusah hati, bila gagal dalam sesuatu.
B:  Saya merasa gugup bila harus bicara di depan orang banyak.

Yang manakah dari kedua pernyataan diatas lebih menggambarkan perasaan Anda?

Kalau pernyataan A lebih menggambarkan diri Anda daripada pernyataan B, maka hendaknya Anda memilih jawaban A. Sekiranya pernyataan kedua lebih menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih jawaban B. Bila kedua pernyataan itu dengan tepat menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih yang lebih dekat menggambarkan diri Anda. Bila tidak satupun diantara dua pernyataan itu dengan tepat menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih yang ketidaktepatannya dengan gambaran diri Anda tergolong kurang (sedikit) dibandingkan dengan pernyataan lainnya. Setiap pilihan Anda hendaknya didasarkan atas kemiripan dengan gambaran atau perasaan Anda sekarang. Dan tidak didasarkan atas hal-hal yang Anda anggap wajar.
·         Ini bukanlah suatu tes, disini tidak ada jawaban yang tergolong betul atau salah. Apapun yang Anda pilih, hendaknya merupakan suatu penggambaran dari hal-hal yang Anda lakukan atau perasaan Anda. Tetapkan pilihan Anda setelah membaca pernyataan yang berpasangan ini, dan jangan ada yang Anda lewati tanpa memilih. Pasangan-pasangan pernyataan ada pada halaman-halaman berikut ini serupa dengan contoh yang telah diberikan di atas. Bacalah setiap pasangan dan pilihlah pernyataan yang lebih menggambarkan diri Anda dengan cara melingkari huruf A atau B.

Tes Grafis
Merupakan salah satu bentuk test yang akan menilai kepribadian seseorang yang mana dilihat berdasarkan gambar yang dibuatnya.
1.      WZT/Wartegg
sebuah tes proyeksi sederhana yang berupa setengah kertas ukuran A4 dengan delapan buah kotak yang dibatasi garis tebal. Dalam setiap kotak terdapat rangsang-rangsang tertentu yang masing-masing kotaknya akan memberikan kesan spesifik yang berbeda-beda dan tentu saja reaksi yang berbeda pula sesuai dengan kepribadian seseorang. 

Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg dalam karyanya Gestaltung und Character sebagai suatu outline untuk tipologi tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data berupa bentuk/gambar yang ambigu di tiap 8 kotaknya.

Tujuan tes ini untuk mengeksplorasi struktur kepribadian dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, dan fungsi realita, sejauhmana masalah-masalah yang ada “meluas” dalam diri individu dan melihat abnormalitas manusia.

Alat yang digunakan dalam tes ini:
§  Menyiapkan stopwatch yang siap pakai
§  Menggambar Tes Wartegg di papan tulis
§  Membagikan lembar Tes Wartegg dan sebatang pinsil HB

Intruksi pelaksanaan tes:
-          Ambillah lembar tes itu dan isilah dengan bolpen
-          Nomor: Nomor pemeriksaan
-          Nama: Nama lengkap
-          Tanggal Lahir: Tanggal, bulan, dan tahun lahir
-          Jenis kelamin: Lingkarilah huruf L atau P sesuai dengan jenis kelamin
-          Tanggal Pemeriksaan: Tanggal hari ini
-          Jika sudah selesai, letakkan alat tulis dan perhatikanlah ke depan.
-          Pada lembar tes ini kita lihat ada 8 buah kotak
-          Di dalam setiap kotak terdapat sesuatu yang telah ditentukan, yaitu (sambil ditunjukkan oleh tester satu demi satu dari kiri ke kanan. Tidak usah sisebut semuanya, cukup dua saja)
·         Kotak ini: titik seperti ini
·         Kotak ini: lengkungan seperti ini
·         Kotak ini: garis-garis seperti ini
·         Kotak ini: bujur sangkar seperti ini
·         Kotak ini: garis-garis seperti ini
·         Kotak ini: garis-garis seperti ini
·         Kotak ini: lengkungan titik-titik seperti ini
·         Kotak ini: lengkungan seperti ini

-          Tugasnya yaitu menggambar!
-          Buatlah satu buah gambar di dalam setiap kotak.
-          Dibebaskan untuk memilih kotak mana saja yang akan digambar terlebih dahulu. Pilihlah kotak yang paling mudah diselesaikan. Tiap kali selesai menggambar sebuah kotak, berilah nomor yang menunjukkan urutan menggambar.
-          Berilah nomor 1, di luar kotak, yang akan menunjukka bahwa kotak itu yang digambar pertama.
-          Berilah nomor 2, di luar kotak, pada kotak yang digambar berikutnya, demikian seterusnya sesuai dengan keurutan menggambar.
-          Setelah itu pada bagian lembar tes yang kosong, berilah keterangan tentang gambar itu sesuai dengan urutan menggambarnya, misalnya:
1.      Gambar ____
2.      Gambar ____
3.      Gambar ____, dan seterusnya. (Tester memberi contoh di papan tulis)
-          Apabila telah selesai menggambar semua kotak, pilihlah satu gambar yang dianggap paling mudah diselesaikan, satu gambar yang dianggap paling sulit diselesaikan, satu gambar yang paling disukai, dan satu gambar yang paling tidak disukai, dengan menuliskan simbol berikut di belakang keterangan gambar:
M = Gambar paling mudah               S = Gambar paling sulit
+ = Gambar yang paling disukai       - = Gambar yang paling tidak disukai
-          Apakah ada pertanyaan? (Tunggu sebentar)
-          Waktunya 15 menit
-          (setelah waktu 15 menit berlalu)…
-          BERHENTI!! Letakkan pinsil Saudara…
-          Sekarang letakkan lembar tes tersebut di sisi meja yang kosong.

2.      DAM
Tes Menggambar Orang dilaksanakan secara individual. Biasanya digunakan untuk keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan secara klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untukkeperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.

Peralatan yang digunakan dalam tes, peralatan ini harus disiapkan oleh masing-masing mahasiswa yaitu:
-          2 lembar kertas putih ukuran 8.5” x 11”
-          pensil (medium soft)
-          penghapus (sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
-          lembaran observasi
-          lembaran penyerta

Instruksi pelaksanaan tes:
-          Berikan kertas gambar dalam posisi vertikal kepada testee.
-          Katakan kepada testee, “Gambarlah seseorang”.
-          Apabila testee mengeluh atau mengatakan kesulitannya untuk menyelesaikan tugas ini, katakan bahwa “Tugas ini tidak ada hubungannya dengan keahlian anda dalam menggambar. Saya hanya ingin melihat bagaimana anda membuat gambar tersebut”.
-          Selama testee menggambar, lakukan observasi. Bila gambar testee tidak lengkap, buatlah catatan di lembar observasi.
-          Setelah testee selesai menggambar orang dengan lengkap, berikan selembar kertas putih yang baru (bila klasikal, kertas baru dapat dibagikan beberapa saat sebelum batas waktu pengerjaan) dan katakan: “Gambarkan pula seorang laki-laki/wanita (yang berlawanan dengan gambar yang pertama). Hendaknya jangan sekali-kali mengatakan: “Gambarlah seorang putra atau putri” karena nanti ada kemungkinan testee menggambarkan seorang anak laki-laki atau seorang anak perempuan.
-          Pada saat testee membuat gambar kedua, berikan lagi kertas baru untuk tes berikutnya.
-          Jika tes dilakukan secara time limit, maka saat waktu pengerjaan habis, katakan: “Ya, selesai. Silakan simpan hasil pekerjaan saudara di sudut kanan meja!”

Peran Tes DAM dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
-          Industri dan Organisasi: Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam seleksi karyawanUntuk membuat profil kompetensi, maka metode Assesment Center masih dpat digunakan. Tes gambar orang ini akan menjadi pelengkap yagn penting dalam memberikan informasi mengenai individu.
-          Militer: seleksi, klinis, diagnosa, dll
-          TK: dapat melihat kesiapan anak untuk sekolah
-          SMA: Penjurusan
-          Kuliah: seleksi, kesesuaian minat dan bakat.
-          Psikolog: Diagnosa gangguan kepribadian > kebutuhan terapi

3.      BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa dilaksanakan secara individual maupun klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.

Alat yang digunakan dalam tes:
-          lembar kertas putih ukuran 8.5” x 11”
-          pensil (medium soft)
-          penghapus (sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
-          Kertas karton atau kertas HVS untuk alas menggambar

Instruksi pelaksanaan tes:
-          Berikan kertas gambar dalam posisi vertikal kepada testee. Jika tes dilakukan secara klasikal, pemberian kertas ini bisa dilakukan saat testee sedang mengerjakan tes sebelumnya.
-          Katakan kepada testee: “Kepada anda telah dibagikan sehelai kertas kosong.
-          Ambillah kertas itu dan tuliskan identitas anda di sudut kanan atas kertas ini (tunjukkkan kertas dalam posisi vertikal kepada testee)”.
-          Katakan lagi: “Gambarlah satu pohon kayu apa saja, kecuali pohon pisang, jenis kelapa, beringin, jenis pinus, jenis rumput-rumputan, jenis kapuk, bambu, dan semak-semak”.
-          “Apakah ada pertanyaan?”
-          Bila testee mengatakan tidak bisa menggambar, katakan: “Saya tidak melihat baik buruknya gambar, tetapi melihat cara Saudara menggambar”.
-          Lalu katakana “Jika sudah paham, silakan mulai menggambar.”
-          Pada saat testee terlihat hampir menyelesaikan pekerjaannya (sekitar 4-5 menit sebelum batas waktu pengerjaan – jika waktu dibatasi), bagikan lembar kerja berikutnya (misalnya lembar Wartegg, dalam posisi tertutup).
-          (Jika testee sudah selesai menggambar, katakan): “Ya, selesai. Silakan simpan hasil kerja anda di sudut meja

Peran Tes BAUM dalam Kehidupan Sehari-hari à Metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia. Pohon yang dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan symbol-simbol yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu sendiri. Para psikolog di Indonesia masih menggunakan metode ini sebagai salah satu alat bantu untuk membangun profil individu.

Psikolog klinis dapat menggunakan metode ini untuk mencari gambaran kepribadian individu yang lebih mendalam hingga mencari indikasi patologisnya. Baik itu patologis bersifat kepribadian atau gangguan yang bersifat medis.

Dari dunia industry/perusahaan, tim rekrutmen masih menggunakan metode ini sebagai salah satu alat untuk melihat potensi individu/calon karyawan. Metode ini masih dirasa cukup dapat dipercaya namun penggunaannya tidak mendalam seperti pada praktisi psikologi klinis.

4.      HTP
Tes House Tree Person Drawings (H-T-P) atau tes Gambar Rumah Pohon Orang ini merupakan tes yang dikembangkan oleh John Buck. Ia merasa bahwa kreativitas merepresentasikan karakteristik kepribadian yang disalurkan melalui seni grafis. Buck percaya bahwa dengan gambar, subjek dapat mengeluarkan kesulitan alam bawah sadar-nya melalui sketsa dari gambaran proses primer.

Cara Instruksi
Gunakan tiga lembar kertas, berikan yang pertama dan katakan, “Saya ingin kalian untuk menggambar rumah sebisa kalian.” Pertanyaan kedua ditanyakan lagi dan memberikan selembar kertas, “Gambarlah sebuah pohon sebagus sebisa kalian.” Pertanyaan, dan selembar kertas lagi yang terakhir, “Gambarlah orang sebaik yang kalian bisa”. Jika ada yang menggambar kepalanya saja, katakan, “Saya ingin kalian menggambar orang yang utuh, bukan hanya kepalanya saja.”

Anak diberi tahu untuk menggambar sebuah rumah, pohon dan orang dalam selembar kertas putih. Figur pada gambar memberikan terapis beberapa indikasi bagaimana perspektif anak tersebut terhadap dirinya di dunia. Figur pada gambar biasanya juga disebut sebagai refleksi diri.

Pertanyaan
·         Orang
Siapakah orang ini, berapakah umurnya, apa hal yang digemari orang ini, apa yang tidak disukai, adakah seseorang yang mencoba untuk menyakitinya, siapa yang mencari dia?

·         Rumah
Siapakah yang tinggal di sana, apakah mereka bahagia, ada apa di dalamnya, seperti apa jika pada malam hari, apakah orang-orang mengunjungi rumah tersebut, adakah yang ingin ditambahkan oleh orang tersebut pada rumahnya?

·         Pohon
Pohon jenis apakah ini, berapakah umurnya, hidup di musim apakah pohon ini, adakah seseorang yang ingin menebangnya, tumbuhan lain apa yang hidup disekitarnya, siapa yang mengairinya, apakah pohon tersebut mendapatkan cukup banyak cahaya?

Misal, apabila ranting dari pohon digambarkan dengan tumbuh panjang ke atas atau di luar pada umumnya, merefleksikan subjek bahwa ia adalah individu yang memiliki daya juang yang lebih untuk meraih prestasi. Kemudian, ketika subjek menggambarkan jendela rumah di sisi samping, tidak di bagian tembok utama yang menghadap depan, ataupun hanya di satu sisi maka dapat menandakan perasaan tidak aman. Jika bagian dari gambar orang hanya dari tampak depan, kemungkinan gambar tersebut merefleksikan subjek memiliki sikap yang mengelak dalam hubungan sosial. Kurangnya beberapa detail, tidak utuhnya gambar, dan menggunakan garis yang tipis merupakan kombinasi yang ditemukan pada subjek yang mengalami depresi mendalam. Garis tanah yang cekung ke bawah pada dua sisi dapat menandakan bahwa subjek memiliki perasaan terisolasi, tekanan dan ketidak-berdayaan dalam menghadapi tekanan dari lingkungan sekitarnya.

Interpretasi Rumah
Apabila bentuk rumah terlalu besar dapat merefleksikan subjek bahwa ia terlalu lelah dengan kehidupan keluarga, sedangkan jika terlalu kecil dari ukuran normal, kemungkinan ia menolak kehidupan keluarganya.
Garis dan tembok mewakili batasan dan kekuatan dari ego subjek, garis yang tipis pada struktur rumah merupakan kelemahan dari ego, sedangkan garis yang tegas dan kuat melambangkan masalah mengenai kecemasan.
Atap rumah melambangkan kehidupan fantasi subjek, dan ketika subjek memberi perhatian lebih pada bagian atap rumahnya, dapat diindikasikan pada fantasi dan ide-ide yang timbul, sedangkan pada gambar atap yang tidak lengkap, kecil atau atap yang terbakar dapat diindikasikan sebagai ketakutan atas fantasi yang terlalu kuat dan menyeramkan.
Jendela, pintu dan trotoar adalah bagian yang selalu dilihat oleh orang lain ketika akan masuk ke rumah, bagian tersebut berkaitan dengan keterbukaan, keinginan untuk berinteraksi dengan individu lain dan mengagaskan ide mengenai lingkungannya. Kemudian, bayangan, daun jendela, bar, tirai dan trotoar dapat diindikasikan sebagai ketidakinginan subjek untuk membeberkan siapa anda. Pintu atau jendela yang tebuka dapat diartikan sebagai keinginan subjek untuk berhubungan dengan orang lain. Jendela yang besar, spesifiknya apabila di kamar mandi, kemungkinan besar subjek memiliki hasrat eksibisionis.
Interpretasi Pohon
Batang dapat menunjukan sebagai ego dari subjek, perasaan mengenai diri sendiri dan kepribadian subjek seutuhnya. Kemudian, garis yang tegas ataupun bayangan dari pohon dapat diinterpretasikan sebagai indikasi utama dari kecemasan mengenai seseorang, batang yang kecil melambangkan kekuatan ego yang terbatas, batang yang besar memiliki kekuatan yang lebih. Pohon yang terbelah dibagian tengah seperti tersambar petir, dapat diindikasikan sebagai kepribadian yang terfragmentasi dan gangguan mental yang serius.
Dahan dapat diartikan sebagai usaha ego kita untuk diperlihatkan ke lingkungan dan meraih apa yang kita butuhkan. Ranting yang kecil merupakan keterbatasan subjek untuk menggapai sesuatu, sementara ranting yang besar terlalu banyak menjangkau apa yang dibutuhkan. Ranting yang mati dilambangkan sebagai kekosongan dan hilangnya harapan.
Daun melambangkan usaha subjek untuk mencapai kesuksesan, karena daun bertumbuh berarti pohon tersebut dapat meraih cahaya matahari dan mendapatkan makanan serta air yang cukup. Kemudian, gambar pohon tanpa daun melambangkan perasaan yang kosong, sedangkan daun yang berguguran melambangkan pengasuhan yang kita dapat tidak dapat diprediksi. Daun yang berujung tajam melambangkan agresi, dan detail daun yang berlebihan dapat melambangkan subjek memiliki kecenderungan Obsessive Compulsive Tendencies.
Akar merupakan pondasi dari pohon, dan biasanya dikaitkan dengan pengujian realitas dan orientasi. Tidak adanya akar dalam gambar pohon dapat diartikan sebagai rasa tidak aman, dan akar yang mati melambangkan terputusnya subjek dengan realita kehidupan, kehampaan dan putus asa.
Interpretasi Orang
Apabila jenis kelamin orang yang digambarkan berbeda dengan jenis kelamin dari subjek, maka orang tersebut merupakan anima atau animus dari subjek yang menggambar. Biasanya subjek akan menggambarkan orang dengan jenis kelamin yang sama terlebih dahulu kemudian orang yang kedua biasanya jenis kelamin yang berbeda. Beberapa menginterpretasikan apabila jenis kelamin yang berbeda digambarkan terlebih dahulu ada kemungkinan subjek memiliki kecenderungan dalam gender confusion.
Gambar lengan merupakan cara kita mencapai lingkungan dan gambar dari tangan menunjukkan bagaimana efeknya. Lengan yang terbuka mengindikasikan keinginan untuk melibatkan diri dan lengan yang tertutup menandakan defensive kita, lengan yang tidak tersambung melambangkan ketidakberdayaan. Jari yang menunjuk atau tangan yang mengepal melambangkan agresifitas subjek, tangan yang tersembunyi melambangkan kecemasan dan kecenderungan antisosial.
Kaki dapat diinterpretasikan sama seperti akar pada pohon, melambangkan keteguhan dan kekuatan. Apabila terputus di bawah kertas kemungkinan kebebasan dari subjek hilang, besar dan kecilnya kaki melambangkan kebutuhan akan keamanan.
Leher memisahkan antara kepala (kognisi) dengan badan (dorongan dan kebutuhan).
Mulut melambangkan bagaimana subjek mendapatkan kebutuhannya, mulut yang terbuka melambangkan ketergantungan, bibir yang berbentuk busur melambangkan kebutuhan seksual, mulut yang tertutup rapat melambangkan penolakan kebutuhan atau agresi yang pasif.

5.      Grafologi
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang melalui tulisannya. Grafologi ini sudah ada sejak zaman kuno.
Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri.
Grafolog tidak berkepentingan untuk membaca isi tulisan, yang perlu di perhatikan adalah menganalisa fisik tulisan itu sendiri. Dalam menganalisis tulisan tangan para grafolog harus memperhatikan 3 konsep yang penting yaitu:
o   Ruang
Tempat seseorang dalam mencoretkan tulisannya. Agar mudah di mengerti, ruang adalah jika kita menulis di kertas A4 yang kosong, maka tempat kosong yang kita tulis ini adalah ruangnya
o   Gerak
Arah tulisan (kekakanan / kekiri, keatas / menurun)
o   Bentuk
Bentuk-bentuk dari tulisan tiap huruf ataupun kata (bentuk, huruf a,i, dsb)
Bentuk tulisan yang dapat dianalisis dalam grafologi adalah penggunaan huruf, marjin, spasi, tanda baca, bentuk tulisan, dan posisi tulisan (miring atau tegak), termasuk di dalamnya tanda tangan. Gaya tulisan tangan tidak sama untuk setiap orang sekalipun orang tersebut terlahir kembar.
Menurut American Association of Handwriting Analysts (AAHA), pada tulisan tangan terdapat 300 aspek sebagai bahan analisis. Analisis dilakukan secara keseluruhan, tidak dapat terpisah satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa petunjuknya:
1. Zona Huruf
Tarik tiga garis lurus, dari situ akan terbentuk 3 zona imajiner, yaitu zona atas, zona tengah, dan zona bawah. Zona atas berisi huruf-huruf tinggi (b, l, k, t, dan sebagainya), zona tengah berisi huruf-huruf kecil (a, c, e, m, n, dan sebagainya), sedangkan zona bawah berisi huruf-huruf yang memiliki ujung menggantung (g, j, p, dan sebagainya). Hanya huruf “f” sebagai pengecualian yang dapat menempati semua zona.
Zona atas mewakili daya abstraksi, idealism, pemikiran, imajinasi, dan ambisi (lambang dari surga, pikiran, dan kepala).
Zona tengah mewakili ego, adaptasi, hubungan social, perasaan, dan emosi (lambing dari dunia, jiwa, dan dada).
Zona bawah mewakili kualitas materi dan fisik, dorongan seksual, kegemaran, dan penyimpangan (lambang dari neraka, tubuh, dan perut).

2. Baris Dasar
Dalam grafologi, jarak antara baris pertama dengan baris kedua menggambarkan kecenderungan arah, focus pada urutannya, dan nilai waktu.
Jarak yang cenderung teratur mengindikasikan tipe seseorang yang berpola pikir sistematis dan terencana, kurang berani mengambil resiko, dan tidak suka berpetualang. Meskipun demikian, tipe orang ini tetap konsisten terhadap perilaku dan sikapnya.
Sebaliknya, setiap pemilik tulisan dengan baris yang tidak teratur, menunjukkan sikap yang ragu-ragu dalam mengambil keputusan, kurang terencana, cenderung pasrah pada keadaan, bersikap apatis terutama dalam memandang masa depannya dan lebih suka atau puas pada keadaan saat ini.

3. Arah Tulisan
Arah tulisan (dari kiri ke kanan) menunjukkan bagaimana Anda berkomunikasi. Tulisan yang miring ke kanan menunjukkan sikap yang mengacu ke masa depan, kecintaan pada ayah, dan kecenderungan diri yang extrovert. Tulisan yang miring ke kiri menunjukkan sikap yang reflektif, kecintaan kepada ibu, dan kecenderungan diri yang introvert. Tulisan yang tegak lurus menunjukkan sikap yang tegar, suka mengamati lingkungan, banyak perintah, dan mampu mengendalikan emosi, juga mencirikan tulisan seorang pengusaha, pimpinan militer, dan penulis terkenal.
Lebih dari penampilan tulisan itu sendiri, arah tulisan pun menyatakan sesuatu. Emosi, ambisi, ditunjukkan oleh kurva yang naik. Depresi, sakit, dan kelelahan ditunjukkan oleh tulisan yang membentuk cekungan, sedangkan cembung menunjukkan ambisi awal yang cenderung bimbang.

4. Ukuran Huruf
Besar kecilnya tulisan ditentukan oleh huruf-huruf di zona tengah. Tinggi huruf 3 mm dianggap sebagai ukuran rata-rata. Bila ukuran lebih dari 3 mm maka menunjukkan kepribadian yang merdeka, membutuhkan ruang untuk bahagia. Huruf yang menjorok ke atas maupun ke bawah menunjukkan kemampuan mental atau fisik yang istimewa.
Ukuran yang kecil menunjukkan ekspresi kerendahan hati, meskipun juga cenderung menunjukkan rasa rendah diri atau menarik diri. Selain itu juga member petunjuk bahwa orang tersebut sangat memperhatikan secara detail dari setiap sisi kehidupan dan menggambarkan analisis serta konsentrasi yang tajam.

5. Kemiringan Huruf
Rata-rata kemiringan huruf adalah 45 derajat. Kemiringan huruf menggambarkan emosi dan kepribadian. Jika tulisan cenderung kekanan menunjukkan pribadi yang ramah tamah, supel (pandai bergaul), dan lebih terbuka (extrovert). Jika tulisan cenderung ke kiri menunjukkan pribadi yang cenderung menutup diri (introvert). Jika tulisan cenderung tegak menunjukkan kepribadian yang tidak emosional dan termask tipe orang yang praktis serta pandai menyimpan permasalahan orang lain.
Tulisan miring ke kiri banyak ditemui pada tulisan wanita yang pada masa kecilnya mengalami kesulitan hidup atau wanita yang kaku dan keras kepala, namun pemalu. Orang yang memiliki tulisan sangat miring ke kanan cenderung meledak-ledak dalam mengungkapkan perasaan atau meluapkan emosi yang berlebihan. Bila tulisan sangat miring ke kiri maka menunjukkan si pemilik tulisan bersifat egoistis atau individualis, dan lebih suka memendam emosi untuk dirinya sendiri.

6. Penekanan Huruf
Penekanan huruf pada tulisan dapat terjadi pada awal maupun akhir. Jika penulisan huruf terjadi pada awal huruf, maka hal itu menunjukkan cara menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan baru. Ketiadaan tarikan pada awal tulisan menggambarkan tipe orang yang memulai sesuatu tanpa penundaan dan tidak buang-buang waktu. Orang dengan tipe ini sangat cerdas, sangat praktis, dan objektif dalam menulai segala sesuatunya. Selain itu, orang tipe ini tidak percaya dengan sesuatu yang bersifat dangkal.
Sebaliknya, jika penekanan huruf itu ada pada akhir kalimat, maka hal itu menggambarkan perilaku yang supel dan mudah beradaptasi, mempunyai kepedulian tinggi, bersifat social, dermawan, dan peduli dengan sesama.

7. Bentuk Sambungan
Ada empat dasar sambungan, yang berdiri sendiri atau sambungan:
-          Tulisan dengan tarikan lengkungan ke bawah kemudian disambung bagian terbuka pada atasnya.
-          Tulisan Arcade, adanya lengkungan-lengkungan yang menaungi dasar tulisan.
-          Tulisan dengan sudut yang membentuk perubahan arah pada bagian dasar tulisan.
-          Tulisan yang seakan berbentuk benang yang berkesinambungan.
-          Tulisan arcade menunjukkan sifat agresif, tulisan sudut mewakili sifat sensitive, dan tulisan benang menunjukkan ketergesaan atau suatu keinginan untuk beradaptasi dengan individu lain (Tulisan ini sering tampak pada tulisan seorang psikolog, politikus, diplomat, serta mereka yang menghindari sikap pasti terhadap suatu persoalan).

8. Hubungan Antar Huruf
Sambungan huruf yang normal adalah empat sampai lima huruf yang tersambung satu sama lainnya, jika lebih dari itu berarti mencerminkan sifat orang yang keras hati, bahkan keras kepala, terutama jika dikombinasikan dengan tekanan yang ringan saat menulis. Selain itu juga dapat menunjukkan sifat yang malas karena tidak mengangkat penanya dari permukaan kertas.
Tulisan yang sambungannya sedang, menunjukkan kemampuan intuisi, meski bisa juga menunjukkan kekurangmampuan bersosialisasi si pemilik tulisan. Menurut para ahli, jika setiap huruf dalam tulisan masing-masing berdiri sendiri, dimungkinkan secara mental, penulisa sedang kacau.

9. Keteraturan Tulisan
Keteraturan tulisan didefinisikan sebagai penulisan tinggi huruf di wilayah tengah, kemiringan, dan besarnya huruf dari tulisan yang relative tetap/sama. Tulisan yang teratur mencerminkan pribadi yang kaku, cenderung meredam gejolak hati sampai taraf memaksa. Sedangkan ketidakteraturan mencerminkan kondisi emosi yang tidak stabil namun daya kreativitas cukup tinggi. Contohnya adalah tulisan tangan Heyden, Mozart, atau Picasso yang miring serta jarak diantaranya tidak teratur.

10. Lebar Tulisan
Lebar tulisan dianggap normal jika panjang tarikan ke bawah tulisan dan jarak diantaranya sama, hal tersebut menunjukkan sifat orang yang ramah. Jika jaraknya lebar, hal ini menunjukkan sifat orang yang memiliki imajinasi yang hidup dan biasanya sukar berbicara di depan umum, seperti bercerita dan berpidato. Kalau tarikan ke atas dank e bawah saling berdekatan, maka cenderung menunjukkan sifat menyembunyikan segala sesuatu dan sikap tidak tulus hati.
Beberapa karakteristik tulisan dari grafologi:
o   Tekanan pena
o   Miring tegaknya tulisan
o   Ukuran tulisan
o   Garis baris tulisan
o   Jarak dalam tulisan
o   Bentuk huruf t,b,o,a,i, dsb
o   Format loop
o   Kecepatan menulis
o   Tanda baca
o   Zona tulisan
o   dsb
Grafologi hanya dapat digunakan untuk menganalisis usia mental seseorang, bukan usia kronologisnya.

6.      Dragon Test
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak. Dalam pengerjaan tes ini anak diminta untuk membuat gambar yang didalamnya terdapat 5 objek, yaitu:
-          Matahari             : ayah
-          Rumah                : ibu
-          Pohon                 : anak
-          Naga                   : kemarahan, oposisi, energi libido, kekuatan, kehendak, dinamika    anak
-          Kolam                : emosi, perasaan, sensitivitas

*untuk naga bisa diganti dengan binatang buas lainnya.
Gambar dibuat dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu merah, hijau, kuning, biru, hitam. Untuk waktu pengerjaan tes ini tidak dibatasi oleh waktu.

Alat yang digunakkan:
- kertas putih ukuran A4
- satu set pensil warna (5 warna primer)
- daftar 5 objek gambar
Tes Proyektif
Test Proyeksi muncul karena adanya protes terhadap teori atau aliran lama yang kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan memandang individu bukan suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek
Aspek psikologis manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia --- teknik proyektif ini kemungkinan subjek mau merespon, walaupun teknik proyektif mempunyai arti interpretatif Teknik ini pendekatannya menyeluruh (global approach).
1.      TAT
Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu. Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa mengetahui alat ukur yang digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah kesimpulan, dalam menentukan kepribadian dan kognitif seseorang secara umum. 

Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong.

TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.

Prosedur pelaksanaan tes:
o          Dalam tes ini, klien diminta membuat cerita dari beberapa kartu bergambar yang disajikan satu persatu.
o          Klien dapat menulis sendiri ceritanya atau examiner yang menulis cerita klien.
o          Tugas klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat ini, sebelumnya (situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana pikiran dan perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari cerita yang dibuat klien.

Cerita yang dibuat klien dianggap memiliki implikasi terhadap konflik atau pun masalah yang dialami klien. Interpretasi klinis yang dilakukan terfokus pada dimensi-dimensi seperti bagaimana tokoh-tokoh berinteraksi, tingkat kehangatan atau konflik dari interaksi tokoh-tokoh, impian atau cita-cita tokoh, harapan tokoh terhadap diri dan lingkungannya, dan level kematangan secara umum yang diindikasikan dari bentuk cerita. Tema-tema dari TAT dapat menggambarkan fungsi kepribadian secara luas dan bermanfaat dalam mengidentifikasi sumber utama konflik sehingga dapat ditentukan intervensi terapeutik yang sesuai. Cerita TAT pada dasarnya menggambarkan lingkungan seperti apa yang klien lihat di sekitar dirinya dan orang-orang seperti apa yang ia rasakan tinggal bersamanya di dunia ini.

Manfaat TAT
1. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose.
2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalis

2.      Rosach
Metode proyektif yang paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian seseorang adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Kebanyakan ahli setuju bahwa tes Rorschach ini merupakan teknik psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang.

Ada tiga kategori penting dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang menunjukkan pada bagian mana respon dilihat oleh klien dalam kartu, determinan yang menunjukkan bagaimana respon tersebut dilihat, dan konten yang menunjukkan apa yang dilihat klien dalam kartu.

Penyajian Test
1.      Bercak tinta Rorshach
Rorshach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh kartu dan sudah distandarisasi, kartu2 tersebut dapat digunakan sebagai alat asesmen kepribadian seseorang. Bercak-bercak itu sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya, kartu berukuran 24 ½ cm dan lebar 17 cm. 10 kartu tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu:
-  kartu achromatic kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu kartu I, IV,V,VI dan VII.
-  kartu chromatic kelompok kartu kromatik mempunyai aneka warna lain, missal merah, biru, hijau dsb. Yaitu kartu II, III,VIII, IX,dan X.
2.      Persiapan tes
Validasi tes sangat dipengaruhi oleh penyajian tes. Oleh karena itu secara penyajian dan kesiapan untuk tes harus betul betul diperhatikan:
a.       kesiapan tester dan testi, baik fisik maupun psikis
b.      suasana lingkungan fisik, dan social
c.       pengaturan tempat duduk tester dan testi
d.      alat-alat yang dibutuhkan
3.      Tahap-tahap penyajian tes Rorshach
Penyajian tes Rorshach terlebih dahulu tester harus memberikan instruksi. Instruksi dalam tes Rorshach ini memang tidak ada formulasi yang baku seperti pada tes objektif (tes intelegensi dan tes bakat). Hal ini sangat tergantung pada kondisi dari testi, misal latarbelakang pendidikan, sosisal budaya, usia dan keadaan khusus lainya. Meskipun demikian ada kriteria yang harus dipenuhi untuk memberikan instruksi yaitu yang utama adalah menggunakan kata-kata netral dan tidak sugestif, serta mengandung unsur-unsur berikut:
a.       Pejelasan cara membuat bercak tinta, menanyakan apakah testi sudah tahu tentang bercak tinta.
b.      Memberi tahukan pada testi bahwa nanti akan ditunjukan 10 kartu bercak tinta.
c.       Memberi tahukan bahwa tugas testi adalah mengatakan apa yang dilihat pada kartu tesebut.
d.      Motivasi diberikan dengan mengatakan bahwa semua jawaban adalah benar, tidak ada jawaban yang jorok, tabu/ memalukan, jawaban setiap orang tidak sama, apapun dapat terlihat disitu.
e.       Memberitahukan bahwa jawaban testi akan dicatat dan waktunya akan dihitung, tetapi testi tidak perlu merasa terganggu. Oleh karena itu testi memberitahukan apabila testi telah memberikan jawaban pada setiap kartu.

Penyajian tes Rorshach dibagi dalam empat tahap yaitu:
1.      Performance Proper (PP)
2.      Inquiry
3.      Analogy
4.      Testing the limits

Yap.. demikian akhir dari tulisan Saya kali ini, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua. See u next blogJnanyakan apakah testi sudah tahu tentang bercak tinta.
b.      Memberi tahukan pada testi bahwa nanti akan ditunjukan 10 kartu bercak tinta.
c.       Memberi tahukan bahwa tugas testi adalah mengatakan apa yang dilihat pada kartu tesebut.
d.      Motivasi diberikan dengan mengatakan bahwa semua jawaban adalah benar, tidak ada jawaban yang jorok, tabu/ memalukan, jawaban setiap orang tidak sama, apapun dapat terlihat disitu.
e.       Memberitahukan bahwa jawaban testi akan dicatat dan waktunya akan dihitung, tetapi testi tidak perlu merasa terganggu. Oleh karena itu testi memberitahukan apabila testi telah memberikan jawaban pada setiap kartu.

Penyajian tes Rorshach dibagi dalam empat tahap yaitu:
1.      Performance Proper (PP)
2.      Inquiry
3.      Analogy
4.      Testing the limits


Yap.. demikian akhir dari tulisan Saya kali ini, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua. See u next blogJ